Chapter 4

7.4K 433 38
                                    

~SMA Antartika~

SMA Antartika adalah salah satu aset milik keluarga Bagaskara. Sudah pasti Aldrick akan sekolah di SMA Antartika milik keluarganya.

Aldrick sudah kembali masuk sekolah setelah dua hari tak masuk, akibat demam.
Sekarang ia tengah duduk di kelas bersama ketiga sahabat atau abangnya. Ketiganya memang abang Aldrick jika di sekolah.

Kelas Aldrick kini tengah kosong, tak ada guru yang mengajar. Mereka bebas melakukan apapun asal tak keluar kelas, nikmat bukan. Sedikit lagi bel istirahat akan berbunyi.

Kring kring kring

Mendengar bunyi bel yang menggema sekolah SMA itu, mereka para siswa dan siswi berhamburan keluar kelas menuju kantin.

Tak terkecuali dengan Aldrick.

"Gal , lano , sa ayo ke kantin gua laper mau makan" ucap Aldrick seraya menatap ketiga sahabatnya yang masih diam tak beranjak dari tempat duduk mereka

"Ayo , gua juga laper nih" ucap Aksa menanggapi

"Hm" ucap Galuh dan Alano seraya beranjak dari duduknya

Mereka berempat keluar kelas dan menuju kantin untuk menuntaskan hasrat mereka.
Sampai di kantin tak perlu mencari tempat, mereka sudah mempunyai tempat yang hanya boleh diduduki mereka, tempat tersebut terdapat di pojok kantin.

"Kalian mau pesen apa" ucap Aksa

"Gua bakso sama teh botol" ucap Galuh

"Gua juga" ucap Alano

"Eh lu ikut gua pesen makanan no" ucap Aksa pada Alano yang tengah duduk dengan santainya

"Sa gua juga" ucap Aldrick

"Gak" Galuh, Alano, dan Aksa yang mendengar lantas menoleh dan berkata seperti itu.

"Gua gak nanya lo" ucap Aksa dengan santainya seraya memasang wajah polos yang mana membuat Aldrick kesal

"Lah kan lu bilang kalian otomatis gua juga ikut ditanya lah bego kecuali lo bilang 'Galuh , Alano mau pesen apa ?'. Gausah sinis juga lo sa" ucap Aldrick tak terima yang mana mengundang emosi tiga sahabatnya itu

"Siapa yang ngajarin ngomong kasar adek" Alano berkata dingin seraya menatap tajam Aldrick

"Kita gak pernah ngajarin kaya gitu adek" Galuh pun ikut menimpali ucapan Alano

"Iya, gua gak pernah ya ngomong gitu di depan lo. so, who taught you little brother?"
Aksa pun tak tinggal diam dengan 'adik nakalnya itu'

Hmm salah ngomong lagi gua. Mati dah gua ngehadepin 3 monster sekaligus, jangan sampe bang Faro tau atau gua akan menghadapi 3 monster + 1 iblis oke. Lagi ini mulut lemes banget sih. Batin Aldrick menjerit takut

"Gak ada abang" sanggah Aldrick

"Mau ngaku atau di kasarin dulu baru ngaku?" tanya Galuh

"Emm t-tapi kalian boleh ngomong itu" ucap Aldrick gugup sebab di tatap tajam oleh ketiga sahabatnya

"Al tapi kita gak pernah ngomong di depan kamu. Jadi kenapa kamu bisa tau omongan itu? Jawab Al atau mau abang kasarin?" Ancam Alano yang membuat Aldrick bergidik ngeri mendengarnya

"Kemarin Adek baca novel punya Ryan bang" ucap Aldrick dengan menatap polos ketiga manusia di depannya

"Sekarang jangan pernah baca novel lagi! Atau abang bakar novel itu" perintah Galuh disertai ancaman yang membuat Aldrick tercengang

"Kemarin main basket gak boleh, makan ini itu gak boleh, main ponsel gak boleh, lari gak boleh, dan sekarang gak boleh baca novel?! Hidup gua tambah monoton inimah . Besok apalagi? Apa jangan-jangan laptop, tab, dan komputer juga? Lama-lama gua kayak hidup di zaman batu gegara para manusia berhati iblis." Aldrick berucap dalam hati dengan perasaan misuh-misuh tak terima. Gak mungkin kan dia langsung ngomong kayak gitu bisa diseret pulang dia.

"Tapi bang--"

"Gak ada tapi-tapian ! Sekarang kamu ikut abang"

"Tapi lan ini masih jam sekolah" sanggah Aldrick pada Alano yang menyuruhnya ikut pergi

Kring kring

Bel masuk telah berbunyi, mereka tak sempat makan hanya karena perdebatan mengenai omongan Aldrick. Itu hanya sepele, tapi bagi mereka ini penting.

"Tuh kan udah bel ish gua belum makan gara-gara kalian" ucap Aldrick kesal seraya melipat tangannya di dada dan bersandar pada dinding di sebelahnya

"Gak peduli" ucap Mereka santai

"Au ah gelap" kesal Aldrick yang dibawa serius oleh mereka

"Mata lo kenapa Al ? Jelas-jelas ini terang. Apa karena lo main ponsel terus" Sepertinya ucapan Aldrick di bawa serius oleh Galuh

"Gak luh gua cuma kesel oke. Sekarang ayo ke kelas" ajak Aldrick agar tak berdebat lagi

"Ponsel lo siniin" pinta Aksa  dengan memaksa

"Buat apa sa?" tanya Aldrick

"Udah siniin" ucap Aksa memaksa

"Ini sa" ucap Aldrick seraya memberi ponselnya ke tangan Aksa. Aksa dengan sigap menerimanya dan memasukkannya di kantong celana abu-abu nya.

"Oke sekarang ponsel lo gua sita" ucap Aksa mutlak

"Sa baru gua pegang tu ponsel. Selama sakit gua gak pegang ponsel sa" melas Aldrick pada Aksa yang terlihat  bodo amat dengan Aldrick yang memelas

"Gak usah bantah kamu!" Bentak Galuh yang membuat Aldrick menunduk takut

"I-iya bang" ucap Aldrick gugup

"Sekarang kamu ikut abang" paksa Alano

"Tapi bang lano ini kan udah masuk" sanggah Aldrick

"Gak peduli" ucap Alano

"Sekarang lo berdua masuk kelas biar gua urus adek kita dulu" ucap Alano pada Galuh dan Aksa yang segera melangkah keluar kantin menuju kelas

"Abang kita mau kemana" tanya Aldrick

"Ke Mansion" ucap Alano

Ya Tuhan kuatkan hamba dari hukuman sang monster. Batin Aldrick menjerit

Aldrick  sudah mengerti dengan ucapan singkat Alano. Mansion yang di sebut bukan Mansion keluarga Aldrick tapi Mansion Wijaya, Mansion keluarga Alano yang menjadi tempat di hukumnya Aldrick.

Mereka pun melangkah keluar kantin menyusuri koridor kelas 11 IPA untuk menuju keluar sekolah, tepatnya di parkiran tempat di mana mobil Alano berada.

Alano dan Aldrick segera masuk ke dalam mobil Alano. Tak memperdulikan ini jam pelajaran bukan jam pulang, mereka tak akan dapat hukuman. Keluarga Aldrick pemilik sekolah dan Ayah Alano donatur terbesar sekolah tersebut. Tak ada yang berani menentang  Galuh, Alano, Aksa, dan Aldrick .

Mereka orang berpengaruh di sekolah. Masuk ke dalam kelas unggulan, yang diisi oleh para manusia kelewat cerdas. Guru pun takut menentang mereka, takut dipecat dari sekolah itu.

___________________________

To be continued ....

Maaf gan aing baru up euy:)

Baca gan mon maap kalo ada typo

Oh iya jangan kemakan janji manis saya yang semanis doi :)

Lopyu 😍

Aldrick Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang