15' Terlepas

169 43 7
                                    

Author pov

.
.
.
.
.

Suara gemuruh langkah kaki  dari gedung kelas dua belas terdengar begitu jelas seantero sekolah. Karpet yang sudah disediakan di lapangan telah penuh hanya dalam beberapa menit. Sudah culture dari alumni-alumni sebelumnya, bila selesai Ujian Nasional selalu bersujud bersama di lapangan dengan rekan seangkatan. Berbeda dengan Julian begitu teman-temannya sujud ia masih duduk dan bingung toleh menoleh kalau saja tidak segera ditarik oleh Jo. 


Ujian Nasional sudah selesai, tandanya mereka hanya perlu menunggu hasil. Apapun hasilnya semoga tak menghianati usaha. 


Dibawah rindang pohon Julian dan Kyla sedang duduk berdua. 


"Kakak udah daftar kuliah dimana aja?" 


Pertanyaan Kyla sebenarnya mudah, namun entah Julian memilih termenung.

Seperti ada batas tapi tak cukup tampak  diantara mereka.  

.
"Kak?" panggil Kyla. 


Seakan tersadar Julian memasang senyum yang sangat manis.

"Ma'af ya aku belum bisa bilang sekarang. Aku sendiri juga gak tau harus kemana? hidupku seperti nomaden. Jadi aku harus pikir matang-matang dulu kalo mau kuliah di kota ini." 

"Memangnya kakak tidak betah disini?" 


Julian mengacak rambutnya serta membuang nafasnya kasar. Sedetik kemudian memasang wajah ceria.

"Karena aku baru lulus mau ku traktir?" 


Ajakan Julian tentunya direspon anggukan oleh Kyla. Gadis pintar dari kelas XI Bahasa. Entahlah dari sekian banyak gadis cantik di jurusannya  Julian malah memilih dengan gadis biasa saja tapi pintar dari kelas bahasa. 

Dan janggalnya Julian paling anti dengan kerumitan frasa dan berbagai metaforanya. Tapi mengapa malah memilih Kyla?

--- 

Seseorang tengah terbaring lemah diranjang. Seusai mengerjakan ujiannya ia mengaktifkan benda kotak rosegold pemberian seseorang. 

Sesekali ia tersenyum, sesekali pandangannya kosong.  


'blum'


Gadis diranjang tersebut menoleh lalu tersenyum. 

"Bagaimana ujiannya?" tanya dokter perempuan berbasa-basi sembari mengecek selang yang menempel pada tubuh ringkih gadis muda tersebut.

- ya seperti itu 


Tulisnya pada stiky note yang sudah disediakan tepat disebelah ranjangnya.

Ketika sang dokter akan pamit untuk pergi si gadis menahan lengannya lalu memberikkan sebuah stiky note lagi.

-dokter apakah kondisi mataku baik-baik saja? 

- Sebagaimana seharusnya manusia,  akan bergerak terlepas dari segala yang ia punya di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Sebagaimana seharusnya manusia,  akan bergerak terlepas dari segala yang ia punya di dunia.

SILENT |• Lee Jeno (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang