17' Graduation

169 41 19
                                    

Aku berdiri tepat di gedung sekolah double J. Apakah akan baik-baik saja jika aku masuk? Apakah aku tak mengganggu acara mereka?

Pertanyaan-pertanyaan serupa sibuk memenuhi pikiranku.

Ku mantapkan sekali lagi niatku. Dan masuk kedalam sekolah mereka. Keadaan luar gedung sangat ramai, sanak saudara dan lebih banyak lagi para penggemar. Memang sih sekolah mereka banyak mengeluarkan siswa siswi good looking.

Lalu lalang orang-orang berbaju warna warni cantik lengkap dengan riasan dan wanginya membuatku menatap nanar diriku sendiri.




Jeans hitam + turtle neck hitam dengan rambut yang tidak ditata dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeans hitam + turtle neck hitam dengan rambut yang tidak ditata dengan baik. Sangat membosankan.


Jika berdasarkan jadwal mereka akan keluar pada pukul 11.10

Benar saja begitu pintu gedung terbuka deretan siswa siswi langsung dikerumuni.


Aku sendiri. Berdiri dari kejauhan.









Terlihat Julian sedang berswa foto dengan para siswi-siswi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat Julian sedang berswa foto dengan para siswi-siswi. Begitu juga Jo.

Kupikirkan sekali lagi untuk menghampirinya.


'Lebih baik jika menunggu mereka selesai. Mungkin?'



"Hampiri saja. Primadona sekolah ini tidak ada yang sombong."

Aku menoleh pada asal suara dari belakangku. Seorang siswa berambut cepak berkulit madu menopang dagunya sembari menunjuk kepada keberadaan double j.


Oke siapapun dia terima kasih sudah membuat keberanian ku kembali. Baru berjalan separuh Julian menyadari kehadiranku seketika berlari, tak lupa menyeret Jo.

Kami berpelukan. Sepertinya memang sudah lama sekali kami tidak bertemu.


Kuberikan masing-masing goddie bag pada mereka.

"Woah syal rajut, ada namaku juga."
"Benarkah?" Buru-buru Julian membuka bingkisan.
"Apakah ini membuat sendiri?"

Aku mengangguk.

"Woah ini bagus sekali."


Reaksi keduanya membuat senyumku mengembang.


'Tuhan apakah aku bisa bertahan sedikit lebih lama?'

...

Sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya. Kami bertiga singgah di taman sungai.

Awalnya mereka berdebat ingin ke kafe kucing lagi. Tapi saat Jo bilang bahwa aku takut kucing. Julian akhirnya menyarankan untuk membeli makanan dan dimakan ditaman sungai saja.

"Wisuda sekolahmu kapan Nay?" Pertanyaan Julian hanya kubalas gelengan.

"Kamu harus kasih tahu kita. Tidak adil dong cuma kamu yang kasih hadiah." Lanjut Julian tak terima setelah melihat reaksiku.

Aku tersenyum menulis sesuatu pada note ponsel, 'kalian sudah seperti hadiah untukku.'


Julian memunggungiku, "Jangan memakai bahasa yang menggelikan lagi Nayaaaa."

Aku dan Jo tertawa. Sangat paham dengan Julian yang sangat menganggap kata-kata tadi  'cringe'

"Jul hati-hati kau, biasanya yang seperti itu jika sudah masuk kedalam malah tidak bisa keluar. Kekasihmu saja anak bahasa." Sarkas Jo.


Julian menyikut lengan Jo. Dengan wajah memelas ia berkata "Belum. Aku masih bingung dengan diriku sendiri. Seperti ada yang mengganjal."


Kemudian ia menoleh kepadaku, "Menurutmu aku harus apa?"


'mungkin kamu harus mengenal dia lebih baik.'

Pandangan Jo seakan menyuruhku untuk tidak merespon dan diam saja. Tapi entahlah aku juga tidak tahu mengapa sangat ingin membantunya.

Membahas cinta saat keadaanku seperti ini rasanya tidak perlu. Terkadang melihat dia bahagia rasanya sudah cukup. Perihal perasaan memang terkadang sangat tak dapat dimengerti. Namun yang pasti sejauh ini aku berhasil menutup rapat semuanya.

Tentang kehidupanku sebelumnya.

- Aku begitu menyukai sungaiLewat arusnya yang tenangMengingatkan pada kehidupan yang tak berujung dan terus mengalir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Aku begitu menyukai sungai
Lewat arusnya yang tenang
Mengingatkan pada kehidupan yang tak berujung dan terus mengalir.












SILENT |• Lee Jeno (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang