Jika berbicara tentang Monumen Nasional Kebanggaan Indonesia (Monas) Pastila otak kita akan tertuju pada Bagian paling puncak pada monas tersebut yakni emas, nama Bengkulu tak luput dari besarnya perjuangan Indonesia dikala itu, mengingat dimasa itu Bengkulu salah satu Provinsi penyumbang emas terbesar di Indonesia pada masa Kolonial Belanda membuat emas yang ada pada pucuk Monas tersebut didatangkan langsung dari Bengkulu tepatnya di Desa Lebong Tandai, oleh tokoh sekaligus konglomerat yang berasal dari Aceh yakni Tengku Markam.
(foto pada saat pembangunan Tugu Monumen Nasional)
Tengku Markam menyumbangkan Emas seberat 28Kg kepada pemerintah Indonesia ketika proyek besar Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno ingin membangun Monumen Nasional tersebut, dengan Tinggi 132m maka pada tanggal 17 Agustus 1945, sebuah komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada tahun 1955. Terdapat 51 karya yang masuk, akan tetapi hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban yang memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa dan didapati la desain monumen nasional seperti sekarang ini, untuk bagian emas berdasarkan informasi yang beredar ada beberapa versi yang menggambarkan bentuk dan Filosofi emas di monumen nasional itu,mulai dari ada yang berkata bahwa emas pada monas menyerupai lidah api yang mana ini melambangkan perjuangan rakyat Indonesia dimasa itu, ada juga yang mengatakan itu mirip dengan wanita menari, bahkan emas pada monas itu menyerupai uliran pada keris yang terlihat seperti keris yang mana ini adalah senjata khas indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebong Tandai (The Little Batavia)
Historische fictieSebuah Fakta Sejarah yang menceritakan tentang masa kejayaan Desa Lebong tandai, suatu Desa yang mengandung banyak nilai Sejarah di Era Kolonial Belanda dibawah perusahaan dagang VOC (Verenigde Oost Indishe Compagnie) yang menjadi daerah perebutan o...