"Semuanya akan baik-baik saja, Alan aku janji gak bakal ninggalin kamu sendirian. Aku akan selalu ada disisi kamu" ucap Kayra.
"Sungguh...?" tanya Alanda masih tidak percaya.
"Tentu saja!" tegas Kayra.
"AYRAAA!!!" alanda bangun dari tidurnya. Ternyata dia bermimpi tentang Kayra, sudah yang kesekian kalinya dia selalu memipikan hal yang sama.
"Cuma mimpi" ucapnya dan langsung meminum minuman yang ada diatas nakas. Sudah menunjukan jam 3 pagi.
"Hufftt...kenapa harus mimpi itu sih dan lagi ini masih gelap, susah kalo mau tidur lagi"
"Gue gak akan berangkat sebelum memar ini hilang. Lexim brengsek kemarin tenaganya kuat sekali. Untung gue nggak berdarah"
Alanda mematikan ponsel pribadinya agar tidak ada yang mengganggunya, sementara ponsel khusus untuk pekerjaannya dia tetap menghidupkannya.
"Coba cek apa uangnya sudah masuk kerekening?"
'Uang sebesar 50.000.000 telah masuk kerekening anda dari no. 08889935421'
"Bagus, masuk lumayan banyak"
Trriiring...triirring...
Ponsel Alanda tiba-tiba berdering."Kerja bagus. Apa anda telah menerima uangnya?" ujar Pria diseberang sana.
"Sudah. Terimakasih, tapi ini terlalu banyak, kami bahkan tidak membunuhnya"
"Tidak masalah yng terpenting dia sudah jera. Kalau uang itu kurang bilang saja akan saya tambah"
"Terimakasih ini sudah cukup"
"Kalau gitu senang memakai jasa anda"
"Terimakasih, kami akan meningkatkan kinerja kami supaya anda bisa menggunakan jasa kami lagi"
"Baiklah"
Alanda mematikan panggilan itu dan langsung pergi ke kamar mandi. Dia langsung mandi, setelah selesai dia berkaca.
'Banyak yang biru, ditubuhku juga ada banyak. Si Brengsek Lexim memukulku dengan keras. Kayaknya 5 hari cukup untuk menghilangkan memar ini' batin Alanda, dia melihat-lihat wajah dan tubuhnya yang membiru karena ulah Lexim.
"Sial 4 hari lagi gue harus kepertemuan dengan mereka" gerutu Alanda. Dia lalu keluar dari kamar mandi.
Alanda teringat sesuatu dan langsung menghidupkan ponsel pribadi lalu menelfon seseorang.
"Halo" ujar Alanda.
"Ada apa?" suara serak-serak basah Rizal.
"Besok gue gak berangkat" ujar Alanda.
"Peduli gue apa?" tanya Rizal malas.
"Brengsek!" sumpah serapah dilontarkan Alanda.
"Nggausah berangkat ajah sampe sebulan" jawab Rizal.
"Gue juga pengennya nggak berangkat sampe sebulan" ucap Alanda.
"Yayaya terserah. Terus gue harus apa?" tanya Rizal malas.
"Bikinin surat dokter gue gak akan berangkat 5 hari dihitung dari hari ini" ucap Alanda.
"Bikin sendiri sana!" bentak Rizal.
"Sial" desis Alanda.
"Brengsek gue gak bisa nolak lo. Untuk hari ini gue tulis tangan tapi 4 hari kedepan pake surat dari dokter" gerutu Rizal.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY
Teen Fiction🔥✅Proses revisi On going♥ • Sekarang dibandingkan kalau aku bilang aku baik-baik saja, itu tidak benar. Karena aku merasa diriku seperti mati rasa -Kayrala Lyra Amartha. • Aku ingin berhenti melakukan itu. Ajari aku agar bisa berhenti melakukan itu...