EI 19

53 28 7
                                    

"Karena gue khawatirlah," gumam Kayra.

Tidak sadar dengan apa yang barusan ia ucapkan Kayra langsung menutup mulutnya yang lancang itu dengan kedua tangannya.

"Hah?!" ujar Alanda kaget.

Oh shitt kenapa gue harus ngomong gitu sih? batin Kayra masih tidak percaya dengan apa yang mulutnya ucap barusan.

Kayra gelagapan masih tidak percaya dengan apa yang mulutnya katakan.

"Eh maksud gue, bukan gitu kok, ah lupain ajah," jelas Kayra sambil melihat kedepan supaya matanya tidak bertemu dengan mata Alanda.

Apa benar dia khawatir? Waktu di apartemen juga gue kasar banget sama dia. Catatan itu juga kayaknya dia punya banyak masalah, batin Alanda.

"Lo udah sembuh kan?" tanya Kayra sambil memandang sekilas kearah Alanda yang sedang fokus menyetir.

Dasar Kayrala pandai sekali mengalihkan pembicaraan, batin Alanda.

"Lo tau dari mana gue sakit?" tanya Alanda yang masih fokus dengan kemudinya.

"Rizal dan surat dokter."

"Oh."

"Kalo gitu syukur deh kalo lo udah sembuh."

"Udah sampe ayo turun!" ajak Alanda.

Mereka lalu turun dari mobil dan masuk kedalam.

***

Sekarang Alanda dan Kayra sedang berada disebuah cafe yang lumayan dekat dengan perpustakaan Jogja.

Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan memberikan buku menu yang ia bawa.

"Mas mba mau pesan apa?" tanya pelayan cafe dengan ramah.

"Aku oreo cake with vanila cream terus minumnya air mineral," jawab Kayra tersenyum dengan menunjukan gambar makanan yang ia pilih pada pelayan itu.

"Baiklah. Kalo masnya?" tanya pelayan lagi.

"Samain ajah tapi minumnya americano ice," jawab Alanda.

"Baiklah tunggu sebentar," ujar pelayan itu lalu tersenyum ramah.

Pelayan itu pergi dan membuatkan makanan dan minuman yang mereka pesan.

"Al lo sering kesini yah?" tanya Kayra sambil memandang kearah Alanda yang sedang fokus pada laptopnya.

"Nggak," jawab Alanda datar.

"Gue kira lo sering kesini."

"Ini kali pertama dan maaf soal tadi."

"Soal apa?" tanya Kayra bingung, karena seingatnya Alanda tidak melakukan kesalahan apapun. Ada sih saat dia otoriter waktu nyuruh Kayra ikut dengannya dan harus duduk didepan bersama, tapi itu bukan kesalahan yang terlalu fatal sih.

Alanda menghela napas pelan lalu ia berkata, "gue gak sengaja baca catatan lo itu. Saat gue baca kalimat pertama gue langsung tertarik makanya gue lanjutin baca catatan lo itu"

"Oh so-soal itu," jawab Kayra terputus-putus.

Alanda mengernyitkan dahinya.

"Oh gue ... nulis itu nyalin disalah satu novel kok. Bukan tentang keadaan gue, jadi gakpapa kalo orang lain juga baca itu," jelas Kayra dengan tersenyum kikuk.

Bohong! Terlihat jelas Ra kalo lo lagi bohong, batin Alanda.

"Gue juga minta maaf," guman Kayra.

EPIPHANYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang