Good Bye German

55 9 0
                                    

                                 Richard Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  
   
   
   
  
    
    
    
Richard Pov.

Berlin, Jerman
02 Desember 2014.
06:15 AM.

Hari dimana keberangkatan ku tiba. Ku sapa sinar pagi, kicauan burung tak henti bersautan. Mengingat perpisahan ku dengan tanah kelahiranku, membuat ku sedikit lesuh. Beranjak bangun dari ranjang tidurku beralih kekamar kecil. Membawa semua barang yang sudah ku kemasi tempo hari dan memasukkan nya kedalam bagasi mobil.

"Richard, tadi Nyonya pesan pada Bibi untuk menyuruh mu sarapan terlebih dahulu." Ucap Bi Mitta.

"Aku tidak lapar. Ayo Bi berangkat sekarang, waktu penerbanggan nya akan tiba. Aku bisa makan di pesawat nanti." Jawab ku.

"Kalau begitu, Bibi akan bawakan saja dan menaru nya di kotak makan."

"Tidak perlu Bi. Tunggu. Aku melupakan sesuatu..." Lirih ku berlari keluar pekarangan rumah. Netra ku menangkap sosok Putri bahagia dengan senyuman yang terukir diwajah nya. Kini Ia tengah bersama Ayah nya yang sedang memanaskan mobil nya.

Menyapa nya dengan senyuman ku dan dilemparkan lambaian oleh nya. Maggie Caroline, sahabat kecil ku yang selalu menepati janji nya. Kini kami tengah bersiap pergi menuju Bandara. Memasuki mobil kami masing-masing dan siap dengan perpisahan yang tengah menanti.



Author Pov.




Sesampainya mereka di Bandara. Maggie dan Tuan Petter membantu mengeluarkan dan membawa barang bawaan Richard. Menaru nya dan siap melihat kepergian Richard.

"Jaga dirimu baik-baik disana, mengerti?." Ucap Maggie memegang bahu kanan Richard.

"Hem..!" Angguk Richard.

"Paman. Terima kasih sudah ikut mengantar ku ke Bandara."

"Tak apa. Lagi pula, hari ini adalah hari libur paman. Jadi paman bisa melihat Pria kecil ini untuk yang terakhir kalinya, sebelum berubah menjadi Pria dewasa yang tampan." Ucap Tuan Petter mengelus pucuk pala Richard. Richard hanya tersenyum senang dengan perhatian yang diberikan oleh Tuan Petter pada nya.

"Bi Mitta. Terima kasih karna semua perhatian yang sudah Bi Mitta berikan untuk Richard selama ini. Katakan pada Ayah dan Ibu, kalau aku akan baik-baik saja disana."

"Ya, pasti akan Bibi sampai kan."

"Maggie. Aku tidak sabar jika kita bertemu lagi disaat remaja nanti. Jika kau sudah besar dan cantik, jangan lupakan aku. Ingat." Lirih nya mengangkat kelingking nya.

"Kau juga. Kalau kau sudah sukses dan menjadi bintang yang sangat bersinar dan dikenal banyak orang. Jangan lupakan aku, ingat?!." Jawab Maggie menautkan jari kelingking nya.

"Jangan ragu untuk menegurku, jika kita bertemu. Mengerti?." Ucap Richard melepas tautan kelingking mereka. Maggie hanya mengangguk tersenyum pada Richard.

Fond MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang