Mr. No Name.

42 10 1
                                    

 

                               

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
   
    
   
    
    
   
  

  
Author Pov.

Malam pun berlalu, dan mentari pun siap menggantikan bulan. Nicol bergegas menuju ruang makan dan bergabung dengan kedua orang tua nya.

"Morning mom, dad." Ucap Nicol.

"Morning.." Balas keduanya.

"Dimana Maggie?"

"Ada dikamarnya."

"Apa demam nya masih tinggi?"

"Tidak, tapi ibu melarang nya pergi kuliah hari ini."

Nicol hanya diam menghabiskan sarapan pagi nya. Setelah usai menghabiskan sarapa paginya, Nicol beranjak pergi kekamar Maggie hanya untuk sekedar memastikan keadaan Maggie.

"Mau kemana sayang?" Tanya Emily pada putra sulung nya itu.

"Melihat keadaan Maggie sebentar bu." Jawab Nicol menjauh dari hadapan kedua orang tua nya.

Menaiki beberapa anak tangga, dan membuka pintu kamar Maggie.

"Maggie..?" Lirih Nicol.

"Ada apa?" Jawab Maggie membalikkan tubuh mungilnya yang terbaring lemah saat ini menghadap Nicol.

"Aku lupa memberi mu obat semalam. Apa kau tidak meminum obat apapun, atau tidak meminta obat pada ibu?" Ucap Nicol mendudukkan dirinya dibibir ranjang Maggie.

"Tidak. Tapi ibu sudah memberikan ku obat tadi." Jelas Maggie.

Nicol hanya diam menatap Maggie datar sambil mengelus pucuk pala Maggie dengan lembut. Tidak sedih, dan juga tidak bahagia. Hanya ada senyum tipis, sangat tipis, yang terukir diwajahnya.

"Ada apa?" Tanya Maggie bingung karna Nicol terus-terusan menatapnya dengan tatapan datar, lebih tepat tatapan kosong padanya.

"Nicol?" Lirih Maggie.

"Hey?"

"Nicol?"

Setelah puas memandang Maggie beberapa menit lalu. Nicol tersenyum dengan tangan yang masih setia mengelus pucuk pala Maggie.

"Ada apa? Kau melamun." Ucap Maggie. Nicol hanya menjawabnya dengan gelengan.

"Aku pergi dulu. Sampai nanti." Lirih nya beranjak pergi dari kamar tidur Maggie.

Berlalu melewati ruang makan mengambil beberapa barang dan kunci mobil.

"Nicol." Panggil James pada putra tunggalnya.

"Iya ayah?" Jawab Nicol membalikkan tubuhnya menghadap ayah nya.

"Sore nanti bisa ikut ayah?"

"Kemana?"

Fond MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang