my ceo 1

17.3K 482 22
                                    

"Pagi," sapa Dinda sambil mengecup kedua pipi orang tuanya.

"Pagi sayang," ucap Vani dan Dika selaku orang tua dinda.

Setelah itu dinda menarik kursi kosong untuk ia tempati.

"Dinda hari ini kamu mau interview kan di perusahaan HM Corporation?," tanya Dika.

"Iya Pah, hari ini aku mau interview dulu, mudah-mudahan aja dinda di terima kerja disana," ucap Dinda.

"Iya sayang mudah-mudahan kamu diterima kerja di perusahaan HM Corporation," ujar sang mama

"Yaudah dinda udah selesai sarapannya, Dinda berangkat dulu yah Pah,Mah," ucap Dinda sambil berdiri menyalami kedua orang tuanya.

"Iya sayang, hati-hati yah," ucap mamah Dinda.

"Siapp, Assalamualaikum," Ucap Dinda.

"Waalaikum salam," ucap bersaman kedua org tua Dinda.

Skipp

"Huftt tenang Dinda, jangan takut ini bukan menghadapi malaikat pencabut nyawa, okk jadi tenang, Seorang Dinda nggak pernah takut sama siapapun kecuali sama Tuhan," cerocos Dinda tampa henti, Yah sekrang dinda berada di depan kantor HM Corporation.

Kemuadian Dinda bertanya pada salah satu krayawan disitu.

"Permisi mbak," ucap Dinda

"Iya ada yg bisa saya bantu," ucap karyawan tersebut dengan sopan.

"Ehm, saya yg mau interview hari ini mbak," ucap Dinda ramah.

"Ohh,  Mbak yg atas nama Dinda Putri Fernandes?" Tanya karyawan tersebut.

"Iya mbak itu nama saya," ucap Dinda

"Sekrang mbak bisa langasung naik kelantai 4 disana mbak akan di interview langsung sama direktur perusahaan ini," ucap karyawan tersebut.

"Ok mbak... Sintya," jawab Dinda sambil membaca name tag Sintya.

Kemudian Dinda langsung pergi ke lantai 4 namun tiba-tiba...

"Brukk...,awh  pantat gw yg bahenol," ringis Dinda saat tiba-tiba ada yg menabraknya begitu keras.

Saat Dinda mendongak yang ia liat adalah seorang laki-laki dengan stelan org berada dan jangan lupakan mata tajam menatap dinda.

"Heh, lu bantuin kek,org lagi jatuh malah diliatin segala, udah nabrak nya keras banget nggak bantuin lagi," cerocos Dinda tampa jeda.

"Hemm," ucap laki-laki tersebut.

"Hellow sok singkat  banget lu jawabnya, emang dikira ngomong bayar kalik yah, muka sok kegantengan aja belagu udah gitu sombong lagi," dumel Dinda.

Kemudian laki-laki tersebut berlalu meninggalkan Dinda yg  sedang mendumel

"Wtf gw ditinggal, seorang dinda yg cantik membahana  ditinggal, untung kalo mukanya ganteng lah ini kek pantat panci aja belagu," kesal Dinda setelah itu ia pergi keruangan tempat ia di interview.

Tampa sadar perkataan dinda didengar oleh laki-laki tersebut sebelum masuk kedalam lift

"Menarikk," batin cowok tersebut.

Skipp

"Atas nama Dinda Putri Fernandes?" Tanya karyawan tersebut.

Dinda kumudian masuk kedalam ruamgan tersebut didampingi oleh mbak Sinta selaku penanggung jawab disitu.

Sekarang giliran Dinda yg akan di interview.

Tok...tok...tok

"Masukk," suara bariton dari dalsm sana membuat Dinda merinding.

"Ini pak yg terakhir  ucap mbak Sinta

"Keluar," ucapnya dingin pada  dan di angguki oleh Sinta.

Sedangkan Dinda hanya menunduk.

"Apa anda datang kesini hanya untuk melihat lantai mahal saya," ucap Daniel dingin.

"Ehh, iyaa pak maaf," ucap Dinda sambil menatap Daniel dengan mulut terbuka.

"Loh kok pantat panci ada disini yah, direkturnya mana?" tanya Dinda dengan muka polos.

Sedangkan Daniel yg disebut sebagai pantat panci hanya bisa meredam amarahnya,jika didepannya bukan wanita sudah dipastikan ia akan berakhir dirumah sakit.

"Kamu cari direktur di perusahaan ini?" tanya Daniel dengan nada dingin.

"Budek apa gimana sih, kan saya udah bilang tadi direkturnya mana?" Tanya Dinda santai.

"Kamu tau nama direktur di perusahaan ini Adinda putri fernandes? Tanya Daniel dgn menekankan nama Dinda.

"Yailah itu sih saya tau kali namanya kalo nggak salah Daniel Bara Seano Adijaya,"jawab Dinda enteng.

"Ok, kenalkan nama saya DANIEL BARA SEANO ADIJAYA selaku direktur utama diperusahaan HM Corporation," ucap Daniel sambil menekankan nama panjangnya.

Dinda yg mendengar itupun terkejut dan jangan lupakan wajahnya yg cengo.

"Mampus, ternyata pantat panci ini direkturnya,"

"Sekali lagi kamu panggil saya pantat panci, saya bakalan cium kamu," ucap Daniel.

"Dasar om-om mesum, saya ogah kali dicium ama pantat panci," ucap Dinda pelan tapi masih bisa didengar oleh Daniel.

"Oh yah," ucap Daniel sambil berdiri didepan Dinda.

"Padahal banyak loh yg ngantri buat saya cium," lanjut Daniel dengan nada sombong.

"Cih, saya bukan di barisan wanita yg bapak maksud, dan saya nggak akan pernah mau," ucap Dinda kesal.

"Dan saya batal  melamar pekerjaan dikantor bapak, permisi," ucap Dinda dengan kesal dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Tapi belum sempat dinda keluar,suara Daniel lebih dlu menghentikan langkahnya

Ceo Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang