Hari kian berganti, tepat hari ini adalah hari dimana Dinda dan Daniel akan menjadi suami istri, dimana mereka di ikat dalam suatu ikatan janji suci.
Di dalam ruangan Dinda yang sudah cantik dengan make up dan tak lupa gaun yang melekat pas ditubuhnya, tapi hanya satu yang kurang yaitu wajahnya yang terlihat murung dan menatap kosong kedepan.
"Gw belum siap," guman Dinda lirih.
"Dinda," ucap Mama Dinda sembari masuk kedalam kamar.
"Eh Mama," ucap Dinda sembari menghapus air matanya.
"Kenapa nangis, anak Mama nggak boleh nangis," ucap Mama Dinda memeluk Dinda.
"Enggak kok Mah," ucap Dinda membalas pelukan sang Mama.
"Pelukan kok nggak ngajak-ngajak," ucap seseorang dari belakang.
"Eh Papa, sini dong," ucap Mama sambil merentangkan kedua tangannya.
Kemudian mereka pun berpelukan layaknya teletubis.
''Nggak nyangka yah putri kecil Papa sama Mama udah mau nikah," ucap Papa Dinda setelah melapas pelukannya.
"Walaupun Dinda udah mau jadi milik orang lain, tapi satu hal yang Papa sama Mama harus ingat, Dinda bakalan tetap jadi putri kecil kalian nantinya," ucap Dinda deengan sedih.
"Iya sayang, sampai kapan pun kamu tetap jadi satu-satunya putri kecil Papa sama Mama," ucap Mama.
"Tapi satu hal yang Papa pesan buat kamu dan kamu harus ingat baik-baik yah, jika nanti kamu jadi istrinya Daniel kamu harus patuh dan kamu harus jadi istri yang baik buat suami kamu, dan juga seberat apapun masalah yang kalian hadapi nantinya jangan pernah kabur dari masalah tersebut," ucap Papa Dinda panjang lebar menasehati anaknya.
"Iya Pah, Dinda janji bakalan ingat sama ucapan Papa," ucap Dinda.
"Yaudah yuk kita keluar, calon suami kamu udah datang," ajak Papa Dinda sambil menggandeng tangan Dinda dan tak lupa Mamanya disebelahnya.
****
S
etelah sampai dibawah dengan didampingi Papa dan Mama, kami pun berjalan menuju depan altar dimana Daniel berada. Setelah sampai di depan Daniel, Papa menyatukan tangan kami berdua dan berucap...
"Aku serahkan anakku sepenuhnya kepadamu, jagalah dia layaknya kamu menjaga ibumu, cintai ia dengan tulus dsn jangan pernah biarkan air matanya keluar sidikit pun dari matanya, jika kamu melanggar kata yang saya ucapkan maka saya akan menarik kembali putri saya," ucap Dika dengan tegas.
"Terima kasih, karna telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjaga putri anda dan saya bersumpah untuk mencintai, menyayangi dan menjaga putri anda semampu saya sampai maut memisahkan kami," ucap Daniel tegas.
Setelah itu Daniel menuntun ku berjalan menuju pendeta untuk mengucapkan janji suci.
Pengucapan janji suci pun dimulai dengan Daniel memegang tangan ku dan menatapku.
"Dengan cincin ini sebagai tanda dihadapan Tuhan dan para jemaat.
Aku Daniel Bara Seano adijaya berjanji akan menerima engkau sebagai istri yang sah dan satu-satunya dari sekarang ini sampai selama-lamanya.
Baik pada waktu senang maupun tidak, pada waktu kaya ataupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, sampai maut mwmisahkan kita dan saya berjanji bahwa segala milikku akan menjadi milikmu juga," ucap Daniel dengan tegas mengucapkan janji suci dengan menatap Dinda dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ceo Is My Husband
Randommenceritakan tentang seorang ceo muda daniel bara seano adijaya yg meliki sifat dingin,cuek dan tegas,tapi siapa sangka daniel si dingin tersebut jatuh hati pada gadis yg berani memaki dirinya,yang tak lain adalah sekertarisnya sendirinya. Jangan l...