Chap 2. Rindu Ibu

93 9 2
                                    

Jika belum bisa membahagiakan Ibu, setidaknya jangan menggoreskan luka dihatinya

~Quotes

   Hari-hari dilalui Rifa tanpa kehadiran Ibu disisinya, jika disuruh berbicara jujur maka ia akan mengatakan bahwa dirinya sangat merindukan Ibu. Setiap malam ia selalu memandangi boneka kelincinya berharap boneka tersebut memahami kesedihanya. Santi—Tante Rifa begitu tak tega melihat kondisi Rifa saat ini, ingin sekali ia meminta Rifa tinggal bersamanya agar ia bisa menggantikan posisi kakaknya. Walau yang ia tahu rasa kasih sayang seorang ibu dengan tante pasti jauh berbeda.

"Oh No.. Jangan kamu ajak anak cengeng itu kerumah kita, telingaku bisa-bisa rusak mendengar tangisnya" cegah Adi saat diminta pendapat oleh Istrinya.

"Tega kamu ya yang. Wajar dia sedih, Rifa sudah kehilangan kedua orangtuanya. Siapa lagi kalau bukan kita yang ia harapkan?" bantah Santi tak terima atas jawaban suaminya.

"Dia disana tidak sendiri yang, kan masih ada mama kamu."

"Mama udah tua yang. Gak seharusnya kita memberatkan bebanya"

"Terus maksud kamu anak itu dan mama tinggal disini?" tanya Adi mengerti arah pembicaraan Santi.

"Iya, kan masih ada kamar satu lagi. Lagian rumah kita ini cukup besar, gak ada salahnya kita ajak mereka tinggal disini"

"Sekali aku bilang nggak ya nggak" Adi bangkit dari duduknya berlalu meninggalkan Santi di ruang tamu.

***

  Kondisi Rifa mulai membaik, ia sudah bisa tertawa lepas bersama teman mainnya. Senyum selalu mengembang dipipi gembulnya membuat siapa saja yang melihatnya ikut merasa gemas.

"RIFA" panggil Nek Asmi penuh kasih sayang.

Rifa menghentikan aktifitasnya ketika sebuah suara yang amat ia kenali memanggil namanya.

"Nenek?" Matanya nyaris membulat saat nenek memanggilnya, Rifa langsung berpamitan pulang kepada teman-temannya dan berhambur lari menghampiri neneknya.

"Nenek panggil Ifa?" Ia mengatur nafasnya sehabis berlari tadi.

"Iya. Ayuk makan nenek udah masak makanan kesukaan Rifa" giring sang nenek membelakanginya.

"Hari ini kita makan apa nek?" tanya Rifa duduk di kursi tak sabar ingin menyantap makananya.

"Tempe goreng sama sayur bayam. Rifa suka kan?" Asmi menyendok nasi beserta lauk-pauk ke piring Rifa.

"Suka kok Nek" Rifa mulai melahap makananya hingga habis tak bersisa.

  Sehabis makan seperti biasanya tak lupa mencuci piring agar keadaan dapur rapi, bersih tanpa piring kotor disana.

"Sini Ifa bantuin cuci nek" Tawar nya yang sudah pasti akan ditolak neneknya

"Nggak perlu nduk, piring kotornya cuma sedikit.. Rifa tidur siang aja." Cegah Asmi tak ingin memberatkan cucunya.

"Yaudah Ifa tidur di ruang tv ya Nek"

Asmi mengangguk sambil tersenyum

***

   Dimalam harinya Rifa duduk menyaksikan keindahan langit yang dihiasi bintang bertaburan. Langit tambah bervariasi setelah muncul beberapa bintang disana. Seperti mempunyai magnet, mata Rifa senantiasa  memandang keatas. Jika tidak mendengarkan panggilan Neneknya, Rifa akan terus menatapi sekelompok bintang tersebut.

ASKARA LOVE[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang