Chap 8. Di Balik Dua Sisi

42 8 0
                                    

Perlahan dinding es itu mencair. Memberi hawa yang berbeda dari sebelumnya.

***

Kedua pelaku si pembuat onar berada di ruang BK bersama dengan Gilang, Rifa dan Meira. Tidak ada raut penyesalan dari keduanya, meski memilih diam mata elang mereka tidak bisa dipungkiri bahwasannya mereka masih menaruh dendam terhadap Gilang.

Pak Hamlil selaku guru yang ditugaskan menjadi pembimbing selama kompetisi merasa malu melihat siswa-nya berprilaku tidak mencerminkan atributnya. Dipandu Buk Ine yang dijuluki sebagai singa betina, Pak Hamlil meng-interogasi dua kubu.

"Rifa, Meira. Tolong jelaskan apa sebenarnya yang terjadi" pinta Buk Ine sambil menunjuk siswinya.

Kedua sohib itu saling pandang. Rifa mengangkat dagunya bertanya siapa yang akan menjelaskan kejadian tersebut kepada Buk Ine. Meira membuka suara.

"Gini Pak, Buk. Saya tidak bermaksud membela Gilang. Memang pada saat itu Nikko dan Doni lah penyebab keributan di UKS. Beberapa menit yang lalu Gilang datang sekadar melihat kondisi Rifa. Namun saya tidak tahu persoalan apa yang membuat Nikko dan Doni menyerang Gilang." papar Meira sesuai apa yang ia tangkap.

Nikko berdiri menunjuk Gilang dengan amarah yang memuncak kembali "TAPI DIA PEMBAWA SIAL" imbuh Nikko langsung disambut Doni dengan pergerakan yang sama.

"Udah STOP!." Pak Hamlil memegang kuat lengan Nikko.

"Maksud kalian apa yang pembawa sial?" tanya Pak Hamlil tak paham masalah ketiganya.

"Gilang! Apa kamu merasa punya masalah dengan mereka?" kali ini Buk Ine bersuara.

Gilang menggeleng pelan, walau sebenarnya ia mengerti problema yang ia hadapi lantaran Nikko beserta Doni adalah teman se-timnya.

"Terus kenapa kalian menghajarnya?" tatapan tajam Buk Ine mengusik ketenangan Nikko dan Doni yang baru saja menghangat.

"Dia bucin Bu. Demi cinta rela mengorbankan tim-nya" Doni tersenyum miring.

"Maka dari itu kami menganggapnya si pembawa sial. Tim kita kalah karena dia!" sahut Nikko menimpali.

Cih budak cinta!

Keduanya melemparkan senyum puas setelah melihat reaksi Gilang yang tampak gusar.

"Sabar Lang. Jangan terpancing" ucap Rifa memberi ketenangan.

Bukan kalimat dari Nikko atau pun Doni yang membuat Gilang kaget. Justru ucapan Rifa lah membuatnya kaget sekaligus takjub. Ia tidak menyangka wanita yang ia anggap menaruh benci terhadapnya malah berbeda dari apa yang ia perkirakan.

"Sudah.. Sudah" Buk Ine dan Pak Hamlil sebagai penengah.

"Nikko, Doni dan juga Gilang. Apapun masalah kalian, Bapak harap selesaikan dengan kepala dingin. Jangan mencoreng nama baik Nusa Bangsa!" tegas Pak Hamlil.

"Paham kalian?" timpal Buk Ine kemudian disahuti secara serempak.

Kelimanya keluar melewati segerombolan siswa-siswi yang menguping dari luar. Sementara Pak Hamlil dan Buk Ine mengusir mereka agar menjauh dari pintu ruangan.

ASKARA LOVE[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang