Musim panas dimulai pada hari ini. Tuan Choi mengajak seluruh keluarganya untuk berpiknik di taman, termasuk Soobin dan Yeonjun, kedua lelaki itu telah berperan penting dalam membantu menyelesaikan masalah yang kemarin terjadi.
Untuk pertama kalinya, Soobin merasakan bagaimana rasa menyenangkannya liburan musim panas bersama dengan sebuah keluarga, meski tak dipungkiri jika keluarga Kai tidak memiliki satu hubungan persaudaraan pun dengannya. Mereka hanya lah orang asing, yang kini begitu berharga baginya.
"Aku ingin kimbab itu," ucap Kai sembari menunjukkan kimbab yang berada di kotak makan berwarna biru.
Yuna mengambilkan beberapa buah kimbab untuk Kai, sebab dirinya dekat dengan tempat kotak itu berada.
"Hebat, ini sangat lezat. Siapa yang membuatnya?" tanya Kai yang kini tersenyum semringah.
"Tentu saja calon menantuku ini, kau harus tahu jika calon kakak iparmu ini sangat pandai dalam hal memasak," jawab Nyonya Choi.
Soobin yang mendengar itu langsung mendongak, maniknya beralih menatap Yeonjun yang kini tengah tersenyum tipis, karena Nyonya Choi memuji masakannya.
"Yuna, aku ingin memakannya juga," ucap Soobin berbisik, berharap jika Yeonjun tak akan mendengarnya.
"Eh? Baiklah,"
Yuna memberikan dua buah kimbab pada Soobin, lalu tanpa menunggu lagi, Soobin dengan senang hati memakan kimbab buatan sang kakak.
Senyum kecil terbit di bibirnya, tepat saat kimbab tersebut berhasil ia kunyah. Apa yang Kai katakan memang benar, masakan buatan Yeonjun memang sangat lezat. Namun, di sisi lain Soobin merasakan rasa sakit di dalam hatinya. Untuk sekadar memakan masakan kakaknya, Soobin harus diam-diam mengambil kimbab tersebut.
"Aku ingin pergi ke kamar mandi, permisi," ucap Soobin yang kemudian beranjak pergi.
Yuna yang melihat itu pun segera menyusul Soobin, menghiraukan teriakkan Nyonya Choi yang meneriakkan namanya.
"Soobin, tunggu!"
Seakan menulikan kedua telinganya, Soobin dengan cepat berlari menerobos kerumunan pejalan kaki. Langkah panjang Soobin membuat Yuna kesulitan untuk mengejar lelaki itu.
Bruk!
Soobin tanpa sengaja menabrak salah satu pejalan kaki yang berada di sana, membuatnya harus tersungkur ke depan. Yuna yang baru saja menemukan keberadaan Soobin, kini membantu lelaki itu untuk berdiri.
"Aish, kenapa akhir-akhir ini aku sering ditabrak oleh seseorang?" kesal gadis yang ditabrak oleh Soobin.
Setelah memastikan jika dirinya baik-baik saja, Soobin berjongkok di depan gadis yang tadinya sempat ia tabrak. Tangannya terulur untuk membantu gadis itu berdiri.
"Maafkan aku," ucap Soobin.
Gadis itu masih tak menghiraukan Soobin, karena terlalu sibuk membenarkan rambutnya yang begitu berantakan sejak beberapa jam yang lalu. Sementara Soobin yang merasa dirinya diacuhkan, memilih untuk menarik Yuna pergi dari sana, toh dirinya juga sudah meminta maaf pada gadis asing itu.
"Hai, Tuan! Kau tidak ingin meminta maaf denganku?" teriak gadis yang ditabraknya barusan.
Soobin meringis pelan, mencoba mengingat-ingat lagi jika ia sudah meminta maaf sedari tadi. Sementara di sisi lain ada Yuna yang baru saja memutar bola matanya malas, merasa jika gadis yang berada di belakang sana perlu dibawa ke dokter untuk memeriksakan telinganya.
"Tuan!"
Dengan pasrah Soobin berbalik, keningnya seketika mengerut saat melihat wajah gadis tuli itu. "Wang Yiren?"
Yiren berhambur ke pelukan Soobin, membuat lelaki itu hampir saja terjatuh ke belakang, jika tidak memiliki keseimbangan yang pasti. Mata Yuna seketika memanas disaat melihat Soobin kini tengah memeluk Yiren. Tangannya mengepal menahan rasa kesal.
'Baru saja bertemu, main memeluk orang saja!' cibir Yuna di dalam hatinya.
❤❤❤
Yuna terus memperhatikan interaksi antara Soobin dan Yiren. Kini gadis itu tahu jika kedua orang yang berada di depannya itu pernah satu sekolah saat menengah ke atas. Namun, hal yang membuat Yuna kesal bukanlah hubungan pertemanan kedua orang itu. Terlebih lagi saat melihat tatapan Yiren pada Soobin, yang seakan ingin menjadikan Soobin sebagai pendamping hidupnya.
Dengan terpaksa Yuna memasukkan sesendok es krim ke dalam mulutnya, masih terdiam seperti patung yang tidak dianggap keberadaan, miris sekali nasib gadis itu.
Kemudian, tanpa sengaja Yuna dan Yiren saling bertemu pandang. Gadis bermarga Shin itu mengabaikan Yiren yang kini terlihat tersenyum padanya.
"Aku lupa menanyakan sesuatu," ucap Yiren.Soobin menyandarkan punggungnya, menunggu apa yang akan Yiren tanyakan pada dirinya.
"Apa gadis ini kekasihmu?" tanya Yiren.
Soobin terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Yiren, begitu pula dengan Yuna, gadis itu tak kalah terkejutnya saat mendengar pertanyaan yang selama ini jarang orang tanyakan, meski dirinya selalu pergi ke mana-mana dengan Soobin.
"Kami hanya berteman, dia Kakak dari tunangan Yeonjun,"
Jawaban Soobin mampu membuat Yiren memekik bahagia. Yuna yang melihat itu pun bertambah kesal, andai saja jika membunuh orang itu tidak dilarang, mungkin sekarang dirinya akan menelan gadis berdarah Tiongkok itu hidup-hidup. Hanya saja, Yuna juga tidak mungkin berhasil menelan Yiren yang terlihat lebih tinggi dari dirinya.
"Kenapa kau begitu senang?" tanya Soobin.
"Tentu saja, kau tidak boleh mempunyai kekasih dul—“
"Yak! Siapa kau berani mengatur kehidupan Soobin?" teriak Yuna kesal.
Kalimat Yiren terpotong sebab Yuna yang sudah tidak tahan lagi dengan kedua orang di depannya ini. Gadis itu kemudian beranjak dari duduknya, berjalan menjauh meninggalkan Soobin dan Yiren yang kini mengerutkan kening mereka heran.
Padahal, tadi Yiren ingin mengatakan jika Soobin tidak boleh memiliki kekasih, jika dirinya belum menjadi kekasih Beomgyu. Namun, Yuna sepertinya salah paham tentang hal itu.
"Apa dia sedang datang bulan? Mengapa sikapnya sensitif sekali terhadapmu?" tanya Soobin heran.
Yiren tersenyum kecil, merasa jika sifat Soobin sejak dulu tidak pernah berubah. "Dia itu menyukaimu, bodoh! Karena itu dia bersikap sensitif terhadapku. Gadis itu berpikir jika aku menyukaimu, padahal Beomgyu ku jauh lebih tampan."
Manik Soobin kemudian bergulir untuk menatap keluar jendela. Apa mungkin yang Yiren katakan memang benar? Jika Yuna menyukainya? Ah, itu rasanya tidak mungkin dan sulit dipercaya.
Sejak dulu Yiren selalu saja dibuat pusing oleh sifat Soobin, rasa kepekaan lelaki itu hanya beberapa persen saja, menyebabkan para gadis yang sejak dulu menyukainya selalu menyerah sebelum berusaha untuk mendekati lelaki itu. Soobin memang orang yang baik pada semua orang, karena sifat itu terkadang banyak gadis yang selalu salah paham akan perasaan Soobin pada mereka.
Dan, mereka seakan mendapat tamparan dari takdir, disaat Soobin selalu menolak perasaan para gadis tersebut.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Fade Away
Fanfiction(Hanya fiksi yang penulis ciptakan) {Belum direvisi} Cover by Wooskie's Hari itu, Shin Yuna seakan tersambar petir di siang bolong, saat dirinya mengetahui sebuah fakta jika lelaki yang ia cintai merupakan tunangan adik sepupunya. Takdir seakan beg...