00:05

6 2 0
                                    

Assalamualaikum.
Annyeong Ching..

.
.
.
.

Candra sudah siap dengan pakaiannya,Ripped Jeans with kaos oblong serta kemeja yang tidak dikancingkan.
Dia mulai menghubungi Luna

"Hallo sayang."

"Waalaikum salam Candra."

"Eh iya lupa. Assalamualaikum Luna."

"Waalaikumsalam calon imam."
Luna terkekeh saat menyebut nama Candra dengan Calon Imam.

"Kamu bisa aja. Udah siap?"

"Udah. Tapi kata kakak nggak boleh sampe jam setengah10."  Dengus Luna dari sebrang.

"Yaudah gapapa,kita masih punya 3 jam. Aku  berangkat ya. Assalamualaikum."

"Iya,walaikumsalam."

Selepas menelfon Luna,Candra berpamitan pada orangtuanya.
Tak lama,ia mendapat telfon dari Panji.

"Hallo Candra ma brother."

"Kenapa Pan?"

"Kaga. Gue kangen sama elo. Gimana dong? Hahahah."

"Najis woi . Hahaha"

PIP.
Candra memutuskan sambungan telefon dan bergegas menstarter sepeda maticnya.

--------

Malam ini,adalah malam yang spesial bagi Luna. Dia akan berkencan dengan kekasihnya. Upps.

Luna menuruni tangga sambil tersenyum senang. Gavin,yang duduk di ruang keluarga sambil menonton tv itupun menoleh saat mendengar langkah kaki sang adik.

"Mau kemana dek? Rapi amat?"

"Aku mau pergi sama Candra, boleh ya kakk. Yayayay." Luna memohon sambil menggoyang goyangkan lengan Gavin.

"Ck. Sama Candra? Gausah lah dek. Ntar kalo dicegat preman dia mewek lagi."

"Ish si kakak mah. Kok gitu ngomongnya." Luna menggerutu saat Gavin berbicara yang tidak tidak.

"Yaudah. Ntar jam setengah 10 harus udah ada dirumah."

"Yeey. Makasih kak."

Tiba-tiba ia mendengar handpone nya berdering,telefon dari Candra. Ia pun duduk di sebelah Gavin.

Tak lama,Candra memutuskan sambungannya. Luna menunggu sambil melihat acara televisi.

Luna bergegas keluar saat mendengar klakson sepeda motor.

"Udah lama nunggunya?" Tanya Candra sambil melepas helmnya.

"Enggak kok, mau kemana?"

"Ke pasar malam aja gimana? Tapi bentar aku pamit sama Bang Gavin dulu."

"Eh nggak usah." Langkah Candra tertahan karena ditarik oleh Luna. "Ayok berangkat,tadi aku udah izin sama kakak."

"Yaudah deh. Ayok."

Mereka berdua pun akhirnya melaju area pasar malam.
Sesampainya disana,Candra tersenyum sumringah.

"Liat deh Lun. Rame banget!" Ucap Candra setengah berteriak karena suasana bising akibat suara dari salah satu wahana permainan.

My Dear LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang