00.03

6 2 0
                                    

Kayanya gue harus ubah rencana gue... gue gabisa kaya gini terus.
Kaya gini bakalan bikin dia ngejauh dari gue..
Apaa.. gue harus deketin yang lain? Kayanya dia risih sama gue.

-------

Malam ini,Luna berencana pergi ke Gramed  untuk membeli beberapa novel yang telah ia incar sejak beberapa hari yang lalu.
Dia akan mengajak Giselle sekaligus mengajak Giselle untuk menginap di rumahnya.

"Kak. Aku mau ke Gramed." Luna menghampiri kakanya,Gavin, yang tengah duduk meminum kopi.

Iya, Luna mempunyai seorang kakak tiri bernama Gavin Arveeda. Anak pertama dari pasangan Juan Arveeda dengan Shima Arsilla.
Kakak tiri?.

"Mau kakak anterin?" Tawar Gavin sambil menatap sang adik.

"Enggak usah kak. Aku mau ngajak Giselle aja kayanya." Tolak Luna secara halus.

"Emm. Oke. Pulang jangan larut malem. Ntar kakak dimarahin ayah hahah."

"Alah. Si kakak mah. Mana bisa sih Ayah marahin kakak. Yaudah deh aku berangkat. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Luna menutup pintu sambil mengambil handpone nya di slingbag yang dia pakai. Dia berniat untuk menghubungi Giselle.

"Hallo, Sell. Lo ada acara gak?"

"Enggak. Kenapa?"

"Gue mau ajak lo ke Gramed sih.. bisa gak?" Tanya Luna sambil memakai sepatunya.

"Bisa bisa. Daripada gue cuma goleran dirumah. Ntar lagi gue otw."

"Keysip gue tunggu. Muahh"

"Najiss woy naa--"

PIP.

Luna memutus telefon secara sepihak. Dia yakin,pasti disana Giselle sedang misuh misuh nggak jelas. Luna terkikik geli kala membayangkan Giselle.

"Loh? Belum berangkat kamu dek?"

Luna terkejut karena tiba-tiba Gavin datang.

"Masih nungguin Giselle kak. Kenapa?"

"Kakak mau nitip sesuatu.Bentar." Gavin terlihat mengambil sesuatu dari dalam rumah.
"Kakak nitip nanti kamu beliin makanan. Besok sih kayanya kakak bakalan nginep di kampus." Gavin memberikan 5 lembar uang ratusan pada Luna.

"Banyak amat kak?" Tanya Luna saat menerima uang dari Gavin.

"Sisanya kamu ambil buat pegangan."

"Kan aku udah dapet dari Ayah kak. Ini jatah kakak." Luna sungkan menerima uangnya. Bukan karena apa,sering sekali Gavin memberikan sesuatu pada Luna. Luna sedikit risih sebenarnya.

"Tapi kak--"

"Oke makasih Luna." Gavin segera memasuki rumah dan menutup pintu meninggalkan Luna yang saat ini sedang termangu. Secara tiba-tiba Gavin mencium pipi Luna.

What. Ayolah Lun. Dia kakakmu. Open your mind. Kakak mu. Meskipun bukan kakak kandung,tapi saat ini ia adalah saudaramu. Astaga.

Tak lama,suara klakson dari sepeda Giselle mengejutkan Luna. Luna segera bangkit dari duduknya dan segera menemui Giselle.

My Dear LoserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang