09. Telepon

263 42 2
                                    

Happy Reading
Maaf untuk typo yang bertebaran

Detak jantung berdegup sangat kencang bahkan ia tak memperdulikan atribut seragam yang tak lengkap serta berantakan, ia terus berlari menyusuri lorong yang sudah sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detak jantung berdegup sangat kencang bahkan ia tak memperdulikan atribut seragam yang tak lengkap serta berantakan, ia terus berlari menyusuri lorong yang sudah sepi. Terlambat, ini pertama kalinya Renjun terlambat selama dua tahun sekolah.

Renjun berhenti berlari, ia memejamkan matanya ketika melihat pak Kai sudah siap di lorong menuju lapangan untuk menanti murid-murid yang terlambat, dengan langkah gontai Renjun menghampiri pak Kai yang sudah menunggunya dengan rotan yang selalu pak Kai bawa.

"Topi, rompi, sepatu, wah ... 300 poin, khusus firts time di hukum," ucap pak Kai seraya meledek Renjun.

Renjun hanya mengendus kesal, ia melihat sepatunya yang berwarna membuatnya memejamkan mata. Warnanya sangat mencolok, hingga beberapa murid dibarisan siswa terlambat menoleh ke arahnya.

Renjun memilih barisan paling belakang dekat dengan pohon, pandangannya ke depan dan tak sengaja melihat seseorang tengah tertawa. Seseorang yang menjadi dalang keterlambatannya hari ini. Ia hanya berdesis dengan sudut bibir terangkat membalas ledekan Chenle di depan sana.

"Tumben, Ra." Renjun yang tengah fokus merapihkan dasinya menoleh ke belakang mendengar pak Kai memanggil seseorang.

Pergerakannya terhenti, ia melihat Ara yang baru datang dengan seragam lengkap. Walaupun seragamnya lengkap, Ara tetap harus berada di barisan murid terlambat Senin ini. Renjun menggeser posisinya, berniat agar Ara berada di barisan dekat pohon karena teduh terpayungi oleh pohon.

Namun niat baiknya tidak dilaksanakan, Ara lebih memilih berdiri di sisi kanan Renjun dibandingkan sisi kiri yang tempatnya terpayungi oleh pohon. Renjun melirik Ara, ia menoleh ke arah tempatnya semula dengan kening berkerut.

"Kenapa di situ?" bisik Renjun sedikit menundukkan tubuhnya ke arah Ara. Gadis itu terlihat menoleh ke kanan dan kiri membuat Renjun ikut memperhatikan apa yang gadis itu cari.

Seketika saja Ara mendekatkan diri ke Yujin yang ada di sisi gadis itu, "Lo kayak denger suara orang ngomong ga sih?" bisik Ara ke Yujin, namun masih bisa Renjun dengar.

Yujin yang mendengar bisikan Ara sontak membuka mulutnya tak percaya lalu melirik Renjun yang juga berekspresi sama sepertinya. Sedangkan Ara, setelah berbisik seperti itu dia langsung berdiri tegap dan hormat karena sedang pengibaran bendera.

Renjun masih dengan mulutnya yang terbuka sedikit seraya menatap gadis yang fokus menatap bendera, ia mengusap wajahnya dengan satu tangan lalu menoyor Ara perlahan sebelum hormat setelah pak Kai memukul pelan lengannya dengan rotan.

Upacara selesai, barisan murid terlambat jelas mendapatkan hukuman. Mereka hanya dijemur beberapa menit seperti biasanya lalu lari memutari lapangan sebelum dibiarkan masuk kelas.

Renjun berdiri tepat di belakang Ara, gadis itu nampak menggerutu dan mengabsen seluruh kebun binatang. Ia hanya menghela napas dan tersenyum, setelah seminggu berlalu akhirnya ia melihat gadisnya seperti semula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴇxᴘʀᴇssɪᴏɴ ; HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang