05. Perselisihan

297 52 12
                                    

Happy Reading
Maaf untuk typo yang bertebaran

Renjun hanya terdiam memperhatikan ketiga sahabatnya tertawa saat Jaemin menceritakan kejadian kemarin saat di taman belakang sekolah. Jeno menyikut lengan Renjun membuat kentang goreng yang lelaki itu pegang jatuh.

"Perkara denger Heeseung mantannya Ara, jadi lo mau nerima tantangan gue?" lontar Jeno lalu kembali larut dalam tawanya.

"Isi ati lo dengki mulu, Njun. Ga berkah," celetuk Haechan membuat renjun meliriknya.

"Sok ngomongin berkah, kayak hidup lo berkah aja," sahut Renjun membuat Jeno dan Jaemin semakin tergelak.

Entah apa yang membuat kedua sejoli itu terhanyut dalam tawanya, tak berapa lama tawa mereka terhenti kemudian berubah menjadi obrolan cukup serius. Bermula dari pertanyaan sederhana Jaemin.

"Tujuan lo pacaran beneran ini apa, Njun?" Renjun terdiam sejenak.

Ia mengetuk-ngetuk meja mencari jawaban yang tepat, "Gamau kalah ... aja," jawab Renjun, namun terdengar ragu hingga ketiga sahabatnya kembali mendesak Renjun menggunakan tatapan mereka.

"Serius, gue gamau kalah dari omongan Jeno, gue juga gamau kalah lagi dari bocah-bocahnya Heeseung," jawaban Renjun kali ini cukup untuk Jeno, Jaemin, dan Haechan, terlihat dari anggukan kepala mereka.

"Dendam lama ternyata," gumam Haechan lalu beranjak hendak memesan makanan lagi.

"Njun," panggil Jeno, Renjun tidak menyahuti, ia hanya menoleh menunggu lanjutan Jeno.

"Yang rebut Winter kan bukan Heeseung, kenapa lo emosi denger Heeseung mantan Ar-" 

"Heeseung, kalo bukan dia, winter ga akan ninggalin gue!" sela Renjun, sebenarnya ia enggan mengingat hal tersebut, tetapi untuk meluruskan yang Jeno tidak ketahui saja.

"Kasian Ara," celetuk Jaemin membuat Jeno dan Renjun menoleh ke arahnya, Jaemin menatap lurus ke arah jalanan.

"Awal pacaran karena Jeno ngecengin Renjun bakal luluh, terus ngebuktiin dengan pacaran, sekarang diajak pacaran lagi cuman buat ajang balas dendam. Kalo Ara tau gimana ya? Lo pada bisa bayangin ga, gimana kecewa apa tuh bocah?" perkataan Jaemin mampu membuat Renjun terdiam.

Diam-diam memikirkan kejadian itu, kejadian ketika Ara mengetahui jika dirinya tidak benar-benar menerima bahkan membalas perasaan sang gadis.

"Bang Mark ngajak ke sirkuit, anak anak Hype juga katanya," Haechan yang baru tiba memberi informasi, membuat mereka segera pergi dari warung langganan mereka menuju sirkuit yang sudah ditentukan.

Mereka bukan anak geng motor yang selalu balapan, hanya sesekali ketika waktu luang atau sekadar meluapkan emosi. Diantara keempat sahabat itu, Jeno yang paling sering maju jika ada pertandingan atau sekadar balapan biasa antar kelompok atau sekolah.

ᴇxᴘʀᴇssɪᴏɴ ; HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang