07. Surat dan Note

268 46 6
                                    

Happy Reading
Maaf untuk typo yang bertebaran

Jisung meletakkan satu kantung plastik berisi dua kotak kardus makanan, ia menghela napas lalu menarik kursi untuk duduk di sebelah Ara yang hanya menidurkan kepalanya di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung meletakkan satu kantung plastik berisi dua kotak kardus makanan, ia menghela napas lalu menarik kursi untuk duduk di sebelah Ara yang hanya menidurkan kepalanya di meja. Ara melirik makanan yang Jisung bawa lalu tersenyum sekilas kemudian membenarkan posisi tubuhnya.

"Kenapa sih?" tanya Jisung, karena sudah lima hari ini Ara selalu menitip makanan padanya, padahal ia tahu sahabatnya ini paling seneng kalo udah waktu istirahat. Apa lagi kalo bukan karena bertemu Renjun.

Ara hanya menggelengkan kepala, tangannya terjulur hendak menggapai makanan yang ia pesan, tetapi Jisung lebih cepat menarik makanan tersebut dan menyembunyikannya.

Ara menghela napas lalu menatap Jisung, "Gapapa, lagi males antri aja gue," sahutnya, tetapi Jisung tetap menyembunyikan makanan tersebut merasa kurang puas dengan jawaban Ara.

Gadis itu tidak ingin ambil pusing, ia hanya menghembuskan napas lalu kembali menidurkan kepala dengan posisi memunggungi Jisung. Lelaki yang sudah berteman baik sedari bayi itu mengerutkan keningnya, karena ia melihat sisi Ara yang lain, yang tidak pernah ia temui sebelumnya.

Jisung meletakkan kembali bungkusan tersebut, ia juga semakin mendekatkan diri lalu mengusap pundak Ara, "Cerita, Ra. Kenapa?" tanya Jisung dengan lembut, berharap gadis itu membalikkan tubuh dan mulai bercerita dengannya.

Jisung tersenyum saat Ara membalikkan tubuh, ia sedikit memundurkan kursinya memberi ruang untuk Ara, tetapi gadis itu tidak membuka suara, ia hanya mengambil satu kotak dalam bungkusan plastik lalu membukanya.

"Makan dulu, cerita juga butuh energi," celetuk Ara, Jisung terkekeh melihat Ara yang fokus melahap makanannya tanpa memperdulikan kehadirannya.

Jisung mengerutkan hidungnya lalu mengacak gemas surai rambut Ara yang kali ini polosan, itu juga membuatnya bertanya-tanya, karena Ara selalu memakai jepitan pita atau bahkan menguncir rambutnya dengan tali pita.

Sudah lima hari rambut gadis itu dibiarkan terurai polos tanpa hiasan, tentu membuatnya bertanya-tanya. Bukan hanya dirinya, tetapi teman sekelasnya juga.

Tanpa mereka berdua sadari, selama Jisung memperhatikan Ara bahkan menjahili Ara saat makan. Renjun memperhatikan mereka dari luar kelas, awalnya ia ingin mencaritahu akan kehadiran Ara. 

"Suka mah suka aja, Njun," cibir Jeno yang kali ini menemani Renjun melihat kelas Ara, walaupun hanya dari jendela paling ujung. Ini bukan pertama kalinya, karena sudah tiga hari berturut-turut termasuk hari ini, Renjun selalu memastikan kehadiran Ara.

Jawabannya, tentu karena ia tidak melihat kehadiran Ara selama dua hari. Biasanya sebelum upacara dimulai, gadis itu menghampirinya terlebih dahulu untuk memastikan perlengkapan seragamnya. Walaupun tanpa di cek, Renjun memang anak yang teladan dibandingkan ketiga teman lainnya.

ᴇxᴘʀᴇssɪᴏɴ ; HRJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang