Lalisa Manoban POV.
05:57 sore.
"Sialan," aku menghela nafas, "Mengapa waktu berjalan begitu lama. Tiga menit lagi aku akan bebas!"
6:00 sore.
"Akhirnya!" Aku berteriak dengan bahagia lalu memeluk sahabatku, Jisoo.
"Akhirnya kita bebas!" teriak Jisoo,
"Ayo kita pergi sekarang, Lisa," setelah itu kami segera berlari ke tempat parkir Universitas.Ini adalah hari terakhir kuliahku di semester 6. Aku benar-benar senang mengatakan kata-kata itu. Akhirnya, aku akan beristirahat selama dua bulan dari semua kesibukan yang selalu ada bersamaku. Aku berjanji akan mendedikasikan diriku untuk menikmati liburan ini.
Aku berkendara dari Universitas ke rumahku dalam waktu sekitar lima belas menit. Sebelum berpisah dengan Jisoo di tempat parkir, aku dan dia telah membuat rencana untuk liburan.
Club malam, jalan-jalan, nonton, dan apapun yang sangat menyenangkan.
Dirumah, aku tinggal bersama ayah dan kucing kecilku, Leo. Ibuku sudah meninggal delapan tahun yang lalu ketika aku berusia empat belas tahun.
Aku masih bisa mengingatnya dengan sempurna. Dia adalah wanita yang cantik dan memiliki hati yang mulia. dia merawat aku dan Ayah dengan sangat baik, tetapi suatu hari dia diserang penyakit hebat yang membuat ibuku meninggal dunia.
Aku dan ayah sangat sulit menerima kematian ibuku. Ayah mengalami depresi selama bertahun-tahun, tetapi pada saat yang sama dia tetap kuat untukku.
Sejak hari itu Ayah dan aku tidak terpisahkan. Kami selalu bersama dan melakukan hampir semua hal yang kami sukai. Walaupun ada sedikit hal yang tidak bisa aku terima begitu saja dari ayahku. Tetapi secara keseluruhan. rasio kami adalah sepuluh per sepuluh.
Ketika aku berusia 16 tahun. aku mengaku kepadanya bahwa aku menyukai perempuan.
Ayah sama sekali tidak terkejut, saat itu reaksinya justru memberikan sebuah pelukan dan ciuman di kepalaku. Dia mengatakan kepadaku agar aku tidak perlu khawatir tentang hal itu karena dia akan selalu mendukungku dalam segala hal.
Aku memasuki rumah dan disana ada salah satu orang yang sangat aku cintai dalam hidupku. Aku juga disambut oleh si kecil Leo yang melompat kearahku ketika aku baru saja membuka pintu.
"Sayang, akhirnya kamu pulang juga. Bagaimana hasilnya?" Ayahku bertanya ketika melihatku menutup pintu.
"Ayah, aku benar-benar bahagia, akhirnya ... aku bebas!" Aku mengatakan kalimat itu hampir berteriak dan itu membuat Ayahku tertawa, dia kemudian mendekat dengan tangan terbuka untuk memelukku.
"Ayah sangat bahagia untukmu, sayang. Kita akan menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Universitas itu sepertinya sangat menyibukkanmu. Sekarang tinggalkan barang-barangmu di sofa, ayah membuatkanmu makan malam yang lezat." Dia tersenyum.
"Aku tidak akan melewatkannya." kataku dengan senyum lebar di wajahku.
Aku berjalan ke ruang tamu untuk meninggalkan tas dan kunci mobil di sofa. Setelah itu aku langsung menuju ke ruang makan bersama Ayah.
Ayahku adalah salah satu juru masak terbaik yang pernah aku temui. Sejak Ibu meninggal, Ayah mengurus semuanya di rumah. Meskipun dia adalah pemilik sebuah perusahaan desain, tapi dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah daripada di tempat kerja.
Dia mengurus semuanya dalam satu waktu, ayahku luar biasa, dia tampak lebih seperti seorang 'ibu rumah tangga' daripada pemilik sekaligus direktur di perusahaannya.
Aku tidak pernah mengeluh padanya, waktu yang dia habiskan di rumah sangat baik dan aku sangat beruntung menerima semua perhatian, manjaan dan rasa makanannya yang lezat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGERIOUS MEONG (GXG)
Teen FictionApa yang terjadi jika pacar ayahmu pindah ke rumahmu bersama dengan calon ibu tirumu yang memiliki seorang anak perempuan yang imut dan juga seksi? Itulah yang terjadi di kehidupan Lalisa Manoban. Seorang gadis berusia 22 tahun yang masih belajar di...