CHAPTER 07

11.4K 1.2K 62
                                    

Saat terdengar seseorang tengah mencoba untuk membuka pintu depan, Jennie menatapku dan langsung bereaksi.

Dia segera meraih blus serta branya, lalu turun dariku dan lari menuju tangga.

Suara kunci dipintu berhenti, kemudian aku mendengar suara. Tepatnya suara Hyesung yang memberi tahu Ayah bahwa dia tidak bisa membuka pintu dengan kuncinya.

Aku segera mencoba untuk bangun dari sofa tetapi dengan cepat aku merasakan pusing luar biasa dan aku mulai merasakan keinginan untuk memuntahkan apapun yang ada di dalam perutku.

Saat pintu terbuka. Aku sedang berlutut di lantai sambil muntah di seluruh karpet ruang tamu.

Ayah melihatku dan langsung membelalakan matanya, lalu dia melempar koper yang dia bawa dan segera berlari ke arahku.

Hyesung yang melihat reaksinya pun mengikutinya.

Aku tidak berhenti muntah, perutku sangat mual dan tidak enak. Aku pikir itu adalah akibat dari berbagai campuran minuman yang aku minum selama hampir 5 jam berturut-turut.

Aku jatuh ke lantai karena aku merasakan sakit di perutku. Ayah berada disisiku sambil memelukku, dia mencoba untuk membangunkanku.

Hyesung juga datang untuk membantu. aku memperhatikan kekhawatiran yang ada di wajahnya, sama seperti Ayah.

"Lisa, apa yang terjadi padamu?" Ayah bertanya padaku. Tetapi saat keadaan seperti ini, tidak mungkin bagiku untuk berbicara.

"Ya Tuhan, lihat ini." kata Ayah pada Hyesung.

Aku bahkan tidak mengerti apa yang terjadi di sekitarku.

Hyesung segera menarik sapu tangan dari tasnya, kemudian memegang pipiku di antara tangannya lalu mengusap saputangan dengan lembut ke bibirku.

Lalu, dia menatapku. Sejujurnya aku tidak mengerti apa yang menjadi perhatian mereka, atau mengapa mereka begitu lama mengamati wajahku.

"Jennie." Hyesung berteriak keras. Dia lalu menyerahkan saputangan pada Ayah yang langsung menyeka bibirku, dan sekarang dia sedang membersihkan leherku.

"Jennie" teriaknya lagi.

Ayahku menggendongku dan membaringkanku di sofa. Dorongan untuk terus muntah sangat ekstrim dan aku harus menundukkan kepala untuk melepaskan semua alkohol yang telah aku konsumsi.

Ayah masih menyekaku dengan saputangan dan dengan lembut membelai pipiku,

Kemudian aku mendengar seseorang berlari menuruni tangga menuju ke ruang tamu.

Aku melihat itu adalah Jennie, dia mendekati kami sambil membuka matanya lebar-lebar, begitupun dengan mulutnya dan kemudian dia meletakkan telapak tangan di depan mulutnya. Ekspresi khas seperti seseorang yang terkejut.

"Jennie, apa yang terjadi dengan Lisa? Lihat keadaannya sekarang." tanya Hyesung dengan nada prihatin.

Jennie tidak menjawab, dia perlahan mendekat. Lalu menatapku dari ujung kepala sampai ujung kaki seraya berjongkok di sampingku untuk memeriksa wajahku.

Kemudian dia berdiri lagi dan menghadap Hyesung, ibunya.

"Mom, aku tidak tahu. Aku berada di kamarku sepanjang hari." Lalu dia menatap Ayah
"Tadi siang aku hanya mendengar suara musik dan suara Lisa bersama dua temannya di ruang tamu, tapi aku tidak keluar dari kamarku. aku hanya tidak ingin membuat Lisa atau teman-temannya terganggu. Aku tidak tahu kenapa wajah Lisa bisa sampai seperti ini, sebelumnya aku tidak mendengar perkelahian atau sesuatu seperti itu, aku hanya mendengar suara tawa, dan itu sebabnya aku tidak keluar kamar." Ucap Jennie setelah itu dia menghela nafas dan segera meringkuk pada Hyesung yang memeluknya.

DANGERIOUS MEONG (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang