Aku membuka pintu dan disana ada pacarku Rosé yang menampilkan ekspresi hampir mati ketika melihat kondisi wajahku.
"Lisa? Apa yang terjadi padamu" Dia memegang wajahku di tangannya sambil memeriksa bibirku.
Selang 5 detik Jisoo berlari keluar dari dapur dan berhenti untuk melihat kami berdua.
"Tidak apa-apa sayang, aku baik-baik saja. Aku tadi bermain dengan Jisoo dan kami salah perhitungan."
"Apa? Sejak kapan kalian suka bermain? Lihat wajahmu." Rosé meraih tanganku lalu menutup pintu dan menyeretku ke ruang tamu. Dia membaringkanku di sofa utama lalu duduk di sebelahku.
Jisoo menghampiri kami dan Rosé langsung mendorong bahu temanku cukup keras.
"Memangnya kau tidak bisa lebih hati-hati saat bermain dengan Lisa?!" Rosé menjentikkan dahi Jisoo.
"Lihat bagaimana akibatnya!"Jisoo meraih tangan pacarku.
"Yah Rosé! Kami sedang bermain. Kau tidak perlu memukulku!" Setelah itu dia melepaskan tangan Rosé.
Wanita yang berada disebelahku mendengus sedikit kesal.
"Kalau begitu jangan hanya berdiri di sana. Ambil sesuatu untuk menyeka bibir Lisa!" Rosé berteriak dengan cukup marah dan Jisoo yang malang segera lari.
"Muffin, tenanglah." Aku bisa melihat kekhawatiran di wajahnya.
Sialan Jennie! ini semua salahnya!
"Bagaimana aku bisa tenang Lisa. bibirmu hampir hancur" Matanya berair hampir penuh sehingga tak lama lagi akan menyebar di wajahnya.
"Hei" Aku tersenyum sambil meletakkan tanganku di wajahnya.
"Aku baik-baik saja, itu semua tidak sengaja. Itu bukan salah Jisoo."
Dia meneteskan beberapa air mata di pipinya dan dengan lembut aku membersihkan dengan ibu jariku.Aku benar-benar merasa sangat bersalah karena telah berbohong pada pacarku. Aku juga membuat Jisoo dalam masalah dan semua ini karena Jennie.
Jennie Kim Sialan!
***
Sekarang, kami bertiga sedang duduk di ruang tamu. Rosé sudah membersihkan dan menyembuhkan bibirku. Aku tidak begitu yakin tentang cerita alasan Jisoo memukulku. Dia menatapku dengan begitu banyak pertanyaan di wajahnya, mungkin menungguku untuk memberitahu situasi yang sebenarnya.
Tetapi dengan Rosé yang berada di sisi kami, sangat sulit untuk memberinya penjelasan. Aku juga tidak akan menceritakan segalanya begitu saja.
Ya, walaupun Jisoo adalah sahabatku dan aku selalu mempercayainya dengan semua kehidupanku, tetapi pacar Jisoo, Nayeon, adalah sahabat Rosé dan itu membuatku berhenti untuk menceritakan apa yang terjadi.
Selain kemungkinan aku harus kehilangan pacarku, akan ada masalah besar di sini, di rumah, dan sebenarnya, aku tidak ingin hubungan ayahku terpengaruh oleh situasi ini.
Jennie memang gila tapi aku yakin aku bisa mengendalikan keadaan ini.
Setelah beberapa saat, percakapan tentang bibirku yang membengkak terhenti. Perutku mulai keroncongan.
Sudah jam 1 siang dan setelah semua yang terjadi, aku bahkan belum makan apapun.
Rosé segera menelepon untuk memesan makanan. Dia mengatakan kepadaku alasan mengapa dia datang lebih awal ke rumahku karena saat makan malam hari sebelumnya, ayahku memberitahu rencananya untuk rekreasi pada pacarku. Dia tahu aku malas memasak.
20 menit kemudian, makanan sampai di rumah. Kami menuju ke ruang makan utama sementara Jisoo pergi ke dapur untuk mengambil beberapa piring dan Rosé mulai membuka kantong makanan, tiba-tiba dia menghentikan tugasnya lantas menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGERIOUS MEONG (GXG)
Teen FictionApa yang terjadi jika pacar ayahmu pindah ke rumahmu bersama dengan calon ibu tirumu yang memiliki seorang anak perempuan yang imut dan juga seksi? Itulah yang terjadi di kehidupan Lalisa Manoban. Seorang gadis berusia 22 tahun yang masih belajar di...