CHAPTER 06

10.8K 1.2K 43
                                    

Kami berbaring di sofa sambil terus berciuman. Jennie tetap berada di atasku, dia tersenyum di antara ciuman saat bibir kami terbuka lalu melanjutkan ciuman lagi.

Tangannya membelai leherku sampai kebawah. Sementara lidah kami terus membelai dan dari waktu ke waktu kami saling menggigit bibir.

Aku tidak dapat menyangkalnya, aku sangat menikmati ciuman itu dan alkohol membuatku tidak bisa mengendalikan diri.

Cara yang Jennie lakukan dalam hal berciuman terlalu baik. Pada titik ini aku masih tidak bisa menghentikan apa yang sedang terjadi.

Aku dengan tegas membawa tanganku ke punggungnya, perlahan membelainya melalui pakaian yang Jennie kenakan sampai aku mencapai pantat gadis itu, dan sejenak aku tinggal disana.

Aku membuka mataku dan melihat Jennie. matanya terpejam, rupanya kami cukup dalam saat berciuman.

Segera kenangan tentang apa yang terjadi sebelumnya muncul di benakku.

Aku mengingat saat Jennie dengan mata tertutup sedang membelai perutnya dan meremas kedua payudaranya sementara mulutnya sedikit terbuka, dia hampir telanjang dengan tubuhnya yang bersinar di bawah sinar matahari.

Pemandangan itu terlalu menggairahkan. Membuatku kehilangan kendali sehingga tanganku mulai bergerak di pantatnya.

Aku membuka telapak tanganku lebar-lebar lalu meremas pantatnya dengan erat.

"Ahh!"

Jennie mengeluarkan erangan keras di mulutku, nafasnya terengah-engah, rupanya dia sangat terangsang. Dia mengencangkan lengannya di leherku dan mulai menekan tubuhnya lebih dekat ke tubuhku.

Aku terus membelai dan meremas pantatnya beberapa kali, lalu salah satu tanganku berjalan ke arah kancing Jeans pendeknya, dan dengan perlahan aku mulai mencoba untuk membukanya, namun yang tidak aku harapkan terjadi.

Tiba-tiba Jennie menarik diri dari bibirku sambil melepaskan lengannya dari leherku dan menatapku dengan wajah tanpa ekspresi.

Matanya bersinar kuat dan tatapannya hampir tak bisa dijelaskan.

Beberapa detik kemudian, senyum lebar tersungging di wajahnya. dia masih duduk di pinggulku dengan pahanya yang meremasku di kedua sisi tubuhku.

"Apa yang terjadi?" Aku bertanya sedangkan dia membungkuk lagi dan meletakkan wajahnya di lekuk leherku. aku bisa merasakan napasnya yang panas.

Kemudian dia menggigitnya dengan lembut, lalu menjilat, dan kemudian menciumnya.

"Apa yang terjadi?" Aku bertanya lagi, "Bukankah itu yang kau inginkan? Mengapa kau menghentikanku?"

"Ya." Dia menjawab
"Itu yang aku inginkan, tapi jangan sekarang" Jennie berkata sambil tersenyum
"Tidak seperti ini"

"Tidak seperti ini. Apa maksudmu?"

"Maksudku, kita akan melakukannya saat aku sudah menjadi pacarmu dan saat kamu tidak dalam keadaan mabuk" Jennie tersenyum sambil menelusuri bentuk bibirku dengan jari telunjuknya.

"Mengapa kau begitu yakin akan menjadi pacarku?" Tanyaku sambil tersenyum. Ya, tersenyum. itu pasti efek alkoholnya.

"Karena apapun yang aku inginkan, aku pasti akan mendapatkannya." Dia terkekeh
"Dan kamu adalah apa
yang aku inginkan Lisa."

"Tapi kau tahu kan aku punya pacar? Dan aku mencintai pacarku." Kataku tanpa ragu sedikitpun tentang itu.

"Itu tidak akan lama." Dia mencium bibirku
"Aku jamin" Dia mengedipkan mata padaku.

DANGERIOUS MEONG (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang