Jeno mengecup kening Jaemin yang masih terlelap didalam selimut tanpa sehelai benang pun ditubuhnya."Kebiasaan. Tidur telanjang,tidak apa aku suka"bisik Jeno super pelan
Ia ikut berbaring di samping Jaemin yang membelakanginya. Ia peluk perut Jaemin agar lebih hangat.
"Perutnya kembung? Keras sekali"gumam Jeno tanpa suara
Ia mengambil minyak angin agar nananya tidak sakit. Ia benci jika Nana sakit.
Dengan lembut ia mengoleskan minyak angin itu di perut Jaemin agar kembungnya hilang.
"Jeno,kau sedang apa?"tanya Jaemin yang terbangun karna sentuhan Jeno
Lelaki bermata sipit itu langsung memasang wajah datarnya.
"Kau ini bodoh atau tolol sih? Ini tengah malam dan AC menyala dengan suhu paling rendah dalam keadaan telanjang? Perutmu kembung!"ujar Jeno sinis
Jaemin mengerucutkan bibirnya hampir membuat little J bangun.
"Tidak apa Jeno aku baik baik saja. Jangan khawatir"
Jeno mendecak pelan lalu menarik tangan Jaemin membawanya ke perutnya.
"Lihat! Perutmu kembung! Keras sekali seperti batu!"ia mulai kesal
Jaemin malah tersenyum. Tidak apa,ia hanya senang Jeno sedikit menyadari perubahan tubuhnya.
"Aku baik-baik saja. Hanya salah makan"jawab Jaemin asal
"Awas saja kalau kau sakit,akua tak segan-segan mengurungmu di kamar ini satu minggu!"
Jaemin mengangguk "iya Jeno"
Lelaki bermata sipit itu pergi ke kamar mandi dan Jaemin langsung tersenyum mengelus perutnya yang masih rata.
"Tadi itu tangan papa. Hangat kan saat papa menyentuhmu?"gumamnya pelan
Ia menahan tawa saat mencium aroma minyak kayu putih di telapak tangannya.
"Aku ini hamil Jeno. Bukan kembung"
Jeno pergi ke kantornya,ia punya pekerjaan tetap selain sebagai mafia ulung.
Ia adalah CEO di perusahaan medis dan obat-obatan.
"Selamat datang tuan Lee. Sudah beberapa hari anda tidak kesini"sapa manager Jang
Jeno tersenyum.
"Aku menikmati waktu bersama istriku. Istilahnya bulan madu"jawab Jeno
Tuan Jang tersenyum ramah namun membuat Jeno sedikit geram.
"Tuan Lee,dimana istrimu? Kau tak pernah membawanya ke publik?"tanyanya
"Aku melindungi privasi istriku,aku ingin ia hidup norma dan bahagia tanpa paparazi. Dan aku harap kau juga tidak menanyakannya"
Semua karyawan disana berbisik mencoba menerawang. Tapi ada satu perkataan karyawan yang membuat Jeno geram.
"Pasti istrinya model blue film Jepang? Jadi tuan Lee malu mengakuinya"
"Mungkin saja istrinya cacat. Tuan Lee sangat tampan,jika aku jadi istrinya aku akan ikut kemanapun"
Jeno membisiki tuan Jang. Ia tak suka ada yang menghina Jaeminnya.
"Pecat dua orang itu dan blacklist dari semua perusahaan"
"Baik tuan"
Jeno pergi ke basement dan disana sudah ada Hyunjin yang menunggunya. Jeno hanya menatapnya sengit.
"Kau sudah siap jika aku mengambil Nanamu?"tanya Hyunjin
"Nana bukan barang taruhan"ia melemparkan sertifikasi apartemen
"Jika kau memenangkan pertandingan ini maka apartemen itu akan jadi milikmu. Dan jika kau kalah jauhi Nana dan jangan pernah menyentuhnya"
Hyunjin tersenyum licik.
"Aku padahal ingin ada terus di dekat nana. Kapanpun dan dimanapun"ujar Hyunjin
"Tidak apa. Asal kau siap untuk kepenggal"jawab Jeno enteng
Mereka memasuki rumah seorang politikus yang diduga juga merupakan bandar narkoba guna mencari bukti kuat untuk menjebloskannya ke penjara.
"Kau bisa mematikan CCTV tanpa perlu bantuan hacker?"tanya Hyunjin kaget
Jeno tersenyum remeh.
"Aku masternya. Aku bahkan tahu isi ponselmu tanpa perlu aku buka"
"Jangan sombong Lee Jeno,memang kau tahu ini ponselku?"tanya Hyunjin
"Kau banyak menyimpan foto Jaemin dan sering menelfonnya bahkan mengirim voice notemu kan?
Hyunjin bergidik ngeri.
"Bagaimana kau tahu?"
"Sudah aku bilang aku masternya"jawab Jeno santai
Jeno mengangkat satu dokumen dan membacanya. Ia tersenyum.
"Aku memang, aku mendapatkan yang kita cari. Jadi,jauhi istriku"ujar Jeno tegas
"Ayolah bung. Aku benar-benar suka ist-
Doorrr
"Banyak bicara! Aku sudah bilang kepalamu akan kupenggal"
Jeno meletakkan pistol itu di sela jari Hyunjin. Ia segera pergi.
Ia pulang ke rumah dan melihat Jaemin menangis sambil menonton TV. Jeno hanya duduk di samping istrinya tanpa bicara apapun.
"Hyunjin... Hyunjin bunuh diri di kediaman perdana menteri Huang hiks"
Jeno menatap TV datar. Setidaknya namanya aman.
"Besok pagi kita akan melayat. Kau sudah makan? Jika sudah langsung tidur saja"ujarnya masih datar
Ia benci ketika Jaemin menangisi orang lain.
Paginya mereka pergi ke rumah duka tempat Hyunjin di semayamkan. Jeno meletakkan buket bunga di samping peti.
"Beristirahatlah dengan tenang,sahabat"ujar Jeno
Orang tua Hyunjin memeluk Jeno,ia berterimakasih kepada Jeno.
"Tuan Lee terimakasih sudah menyewa detektif untuk mencari putraku. Aku tak tahu jika putraku depresi sampai memilih bunuh diri"ucap ayah Hyunjin
Jeno tersenyum lembut.
"Jangan sungkan tuan. Aku dan Hyunjin adalah sahabat sewaktu sekolah. Sudah kewajiban ku untuk menolongnya"
"Pergi ke surga"lanjutnya dalam hati.
"Jeno, bolehkah aku meletakkan setangkai bunga terakhir untuk Hyunjin?"tanya Nana meminta izin
Jeno menggeleng.
"Tidak perlu. Aku sudah meletakkan sekalian untukmu tadi"jawab Jeno
Nana hanya mengangguk. Ia tak akan membantah ucapan suaminya.
Next?
Komen sama votenya banyak dulu

KAMU SEDANG MEMBACA
GOING CRAZY (Nomin Mpreg)
FanfictionLee Jeno seorang dokter tampan yang berbakat,tak hanya pandai menyembuhkan musuhnya ia juga pandai membunuh penghalangnya. Bagaimana Na Jaemin menghadapi suaminya yang bengis itu?