7

21K 1.9K 541
                                        

Good job

Seratus lagi triple update tapi jempolku langsung ber-abs kayaknya

Jeno menjaga tubuhnya agar tetap sadar saat menyetir, kepalanya pusing bukan main. Wajahnya sudah pucat karna mungkin kehabisan darah.

"Tuan Jeno anda harus diobati" panggil seorang suster

Brakk

Jeno menghempas tangan suster itu.

"Aku harus mendampingi Nana, cepat selamatkan dia! Aku tidak apa-apa"

"Nana akan baik-baik saja. Dia anak yang kuat" Taeyong memeluk anaknya

"Kenapa aku? Kenapa Nana? Aku ingin hidup yang normal, bu" isak Jeno dalam pelukan ibunya

Taeyong membelai rambut Jeno lalu melihat bekas tembakan di lengan kanannya.

"Astaga... Pelurunya dalam, kau harus diobati jika tak ingin sakit juga"

Tubuh Jeno sudah ambruk, matanya tertutup karna sudah tak mampu bertahan.

"Jaehyun... Cepat minta perawat untuk menganani Jeno, aku harus menjaga Nana dan Haechan"

Jaehyun mengangguk.

"Maafkan aku Taeyong... Ini kesekian kalinya ada darah yang tumpah karenaku" Jaehyun sedih

"Jaehyun... Cepat urusi Jeno. Meminta maafnya nanti saja"

Taeyong menangis sendirian sepeninggal suaminya. Ia tak bisa menyalahkan siapapun karena ia sadar ini resiko yang ia pilih saat menerima lamaran Jaehyun dulu.

Tak berselang lama Jeno sudah kembali sadar. Tubuhnya sepertinya sudah terbiasa oleh tembakan dan luka sehingga ia bisa pulih dengan cepat.

"Mau kemana?" Tanya Jaehyun

"Istriku bagaimana ayah? Apa dia baik-baik saja?"

Jaehyun mengangguk "kita berdoa saja"

"Aku sudah membunuh Yifan! Aku mengutuk orang itu karna sudah melukai Nana"

Sang ayah hanya pasrah. Jeno memiliki sifat ambisius dan tempramental, ia susah untuk dikendalikan.

"Ayah antar kau bertemu Nana. Jangan cabut selang infusnya"

Mereka berdua sampai di ruangan Nana, lelaki manis itu masih terlelap dan sedang diperiksa oleh dokter.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?"

"Kondisinya sudah mulai membaik, beruntung tusukannya tidak terlalu dalam sehingga bayinya masih bisa diselamatkan"

"B-bayi? Bayi apa?" Jeno bingung

Dokter Kim langsung mengoleskan gel ke perut Nana dan menunjukkan Jeno sesuatu.

"Lihat ke layar pak, itu adalah janin anda yang baru berusia sekitar 13 minggu"

Jeno mematung, Jaehyun pun sama. Mereka berdua merasa shock.

"Ayah keluar ya... Jika ada apa-apa segera kabari ayah"

Jeno menggenggam tangan Nana dengan lembut. Sesekali ia kecup.

"Kau pasti menyesal menikah denganku. Iya kan? Kau merasa tersiksa karna menikah dengan seorang bajingan sepertiku" ujar Jeno

"Tunggu sebentar ya.... Kau dan anak kita akan bebas nantinya"

"Kuharap kalian berdua bisa hidup bahagia tanpaku. Dan untuk baby, maaf daddy tak bisa bersamamu. Kau akan terluka jika terus bersama Daddy"

"Maaf tidak tahu jika kau sudah hadir diantara kami. Aku bahagia karna akan menjadi seorang ayah. Tapi aku takut jika kau akan terluka karna aku"

Jeno mengecup perut Jaemin dan mengelusnya, air matanya terus mengalir.

Keesokan harinya Nana mulai tersadar, ia bisa melihat Jeno tidak tidur dan terus memandanginya.

"Jeno..." Panggil Jaemin lirih

"Kau hamil?" Tanya Jeno

Jaemin hanya diam, tak tahu harus menjawab apa. Bagaimana jika nanti Jeno menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya.

"Aku tak suka kau hamil! Merepotkan saja!"

"T-tapi..."

"Istirahatlah dengan cukup. Aku akan pergi ke kantor"

Jaemin hanya mengangguk. Jeno benar-benar tak suka jika ia hamil.

Mark hampir saja meninju wajah adiknya saat mendengar curhatannya.

"KAU GILA? MENCERAIKAN JAEMIN SAAT IA SEDANG HAMIL?" teriak Mark

"Jika ia terus bersamaku ia akan tersiksa sepanjang hidupnya. Aku tak mau anakku lahir sepertiku, lahir tanpa bisa hidup normal seperti orang lain—"

"Aku tak mau Nana berakhir seperti ibu kita dan anakku seperti anak-anak kita"

Mark tertawa remeh.

"Buktinya Haechan bisa aman dan anak-anakku juga bisa bersekolah di sekolah biasa" elak Mark

"Karna kau bekerja di balik layar. Aku yang di depan, semua musuh mengincarku kak" jawab Jeno

"Kau bodoh Jeno"

Jeno menghempaskan tubuhnya ke sofa.

"Keputusanku sudah bulat. Aku akan menceraikan Nana dan menikah dengan seseorang yang tidak aku cintai. Nana akan tinggal di China bersama Renjun dan anakku nanti"

Jeno kembali lagi ke ruangan Nana sambil membawa gugatan cerai. Semua yang ada disitu nampak terkejut dan tidak percaya.

"Tanda tangani itu cepat" ujar Jeno datar

"Aku tidak mau..." Nana sudah terisak

Mata Jeno menatap Jaemin tajam. Ia mencengkram rahang istrinya itu.

"Jeno! Kau tidak bisa menceraikan Nana begitu saja!" Jaehyun mulai murka

Jaemin menatap Jeno dengan sayu.

"Kau menceraikan aku karna aku hamil? Kenapa kau tega Jeno?" Ujar Jaemin

"Aku akan tetap membiayai semua kebutuhan kalian berdua. Semua fasilitas akan aku—"

Taeyong sudah tak kuat. Ia menarik Jeno keluar dari kamar Nana dan menampar anaknya kuat-kuat.

"Jeno... Ini tidak benar! Kau tidak mungkin melakukan ini!" Taeyong menangis

Jeno pun sama. Ia juga sudah menangis.

"Nana hanya akan tersiksa jika terus bersamaku, Bu. Aku tak mau anakku lahir sepertiku"

Jaehyun yang menyusul keluar langsung memeluk Jeno.

"Anakku belum lahir saja ia sudah berada dalam bahaya. Bayangkan jika ia lahir nanti, entah ia atau Nana. Atau mungkin dua-duanya bisa celaka karnaku!"

"Ayah minta maaf karna telah membuatmu berada dalam posisi ini. Ayah main maaf Jeno" Jaehyun sangat merasa bersalah


Next?

Ngebut nih ngetiknya...

Jadi cerai kagak nih?

Cerai?

Tidak?

GOING CRAZY (Nomin Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang