9

34K 2K 567
                                    

Komennya jangan lupa yaaaaa

Jangan lupa nonton, like dan subscribe ya....

Aku juga bakalan bikin short story disana. Jangan lupa nonton 💙






Jeno mengajak Nana makan malam berdua. Yang terlihat hanya mereka berdua. Tapi sebenarnya di ruangan ini ada lebih dari dua puluh bodyguard yang menjaga mereka berdua.

"Jangan Jeno, kau tidak lihat bodyguardmu sedang mengawasi kita?" Tolak Nana saat tangan Jeno menggerayangi perut dan dadanya

"Malaikat juga melihat saat kita bercinta. Aku cuek saja"

Pluk

Tangan Nana terulur untuk menggeplak kepala laki-laki yang bertahun-tahun menjadi suaminya ini.

"Mau sex di publik?" Tanya Jeno dengan suara datarnya

"Kau mengajakku sex atau menawariku berperang?"

"Berperang di ranjang maksudku"

Tanpa perlu hitungan Jeno langsung membaringkan tubuh Nana di sofa yang mereka duduki.

Saat ia akan membuka kancing kemeja Nana ia teringat sesuatu.

"Semua berbalik badan! Jangan berani-berani kalian tegang karena desahan istriku atau membayangkan wajahnya.

"Baik tuan"

Bagaimana mungkin mereka tidak tergoda karna desahan si manis itu. Mereka mati-matian menahan libidonya saat suara kecupan, hisapan dan suara kulit yang berbenturan terdengar.

Taeyong menikmati sesi berendam bersama suaminya di jacuzi kamarnya. Wangi mawar semerbak memenuhi indra penciumannya.

"Kenapa kau dulu mau menikah dengan bajingan sepertiku?" Tanya Jaehyun sambil meremas pantat sintal istrinya

"Karna kau kaya raya dan kau mafia. Aku tidak akan miskin dan kau tak akan ada waktu untuk selingkuh, aman dari pelakor"

Jaehyun tertawa "candaanmu lucu"

"Aku tidak bercanda Jaehyun, itu memang alasanku selain aku cinta padamu. Aku juga cinta pada semua uangmu"

"Dasar... Mau aku hukum?" Tanya Jaehyun dengan suara beratnya

"Pakai kondommu tapi. Aku tak mau punya anak seumuran dengan cucuku" gumam Taeyong

"Tapi aku mau... Lucu sepertinya jika anak kita dan anak Jeno pergi sekolah bersama" sahut Jaehyun

"Jangan gila! Cucu kita sudah mau empat ya!"

Sementara itu jangan berharap Mark dan Haechan dapat bercinta dengan bebas setiap malam. Seperti sekarang ini.

"Chan, ini basah apa?" Tanya Mark

"Popoknya Jisung bocor. Kau sih lupa menggantinya" omel Haechan

"Tadi aku sudah menggantinya"

"Kau hanya mengganti popok David dan Minhyuk"

"Oiya, aku lupa anak kita tiga"

Baru mereka mau berbaring lagi dan melanjutkan mimpi. Anak bungsu mereka yang sekarang bangun dan menangis.

"Mu chu....(mau susu)" rengeknya

"Iya Minhyuk sayang... Pakai dot saja ya" jawab Mark

"Aku ada disini. Kenapa harus pakai dot!" Omel Haechan

"Kau pikir anak-anak saja yang mau susu? Papanya juga mau"

Mark kemudian menyela posisi ditengah Haechan dan anak bungsunya, memasukkan diri kedalam selimut dan membuka kancing baju tidur milik istrinya dan menghisap putingnya perlahan.

"Kau mau apa?" Haechan kaget saat Mark menggeret tangannya

"Penisku tegang... Tolong pijat sebentar" jawab Mark memohon

Haechan pasrah, ia sudah tidak mau punya anak lagi. Punya tiga anak saja ia sudah repot sekali seperti ini.

Apalagi ia tak hanya menyusui tiga bayi. Tapi juga menyusui bayi besar berhormon besar ini.


Hubungan rumah tangga Jeno dan Jaemin sudah mulai membaik. Setidaknya Jeno mau sedikit bersikap lembut dan sedikit mengalah dengan egonya.

"Tidak pergi hari ini?" Tanya Jaemin saat bangun tidur dan melihat suaminya juga masih terbaring

"Aku mau menyapa anakku dulu"

Hati nana tersentuh. Sebenarnya Jeno tak sepenuhnya salah. Dirinya salah karna menutupi kehamilannya.

"Aku marah saat kau tak jujur padaku" lanjut Jeno lagi

"Aku takut kau menyuruhku menggugurkannya" jawab Nana lirih

Jeno menatap Nana tak percaya.

"Kau berpikir aku akan membuhuh anakku sendiri?" Tanya jeno

Nana mengangguk.

"Aku menghindari punya anak karna aku takut mereka terluka, bukan karna aku tak mau punya anak. Kalau kau sudah hamil maka aku bersykur, aku tak akan meminta kau menggugurkannya"

"Maaf..." Gumam Nana

"Sudahlah, aku mau memelukmu seharian. Kata dokter kita belum boleh berhubungan badan untuk sementara" ujar Jeno

"Kenapa?"

"Itu semua karna kau hampir mati karena mencoba bunuh diri dengan lompat ke danau. Astaga, kau pikir mati itu enak?"

Jaemin harus sabar menghadapi emosi Jeno yang memang tidak bisa dikontrol seperti ini.

Tapi ia mencoba berpikir positif bahwa Jeno takut kehilangan dirinya.




Next?

Manis manis dulu lah.

Badainya besok aja....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOING CRAZY (Nomin Mpreg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang