2- Hukuman

24 12 7
                                    

Setelah menerima instruksi dari seniornya, mereka pun akhirnya menjalani hukuman yang sangat melelahkan.

Mereka berdua dihukum untuk lari keliling lapangan selama tiga kali dengan luas lapangannya hampir sama dengan luas lapangan sepak bola.

"Duh capek banget gue kak, kita istirahat dulu yuk." Rengek Nayla dengan keringat yang terus meluncur deras dari dahinya.

Belum sempat mereka duduk, tiba-tiba terdengar suara bariton memekik dengan kerasnya.

Yah, itu suara dari pria yang telah memberinya hukuman. Pria yang bername tag  Jordan tersebut perlahan berlari mendekati saudara kembar tersebut.

"Heii!! Siapa yang nyuruh kalian istirahat?." Tanya pria itu dengan suara baritonnya

"Gak ada sih kak. Gue mau istirahat aja, capek kak soalnya." Jawab Nayla dengan santainya.

"Berani lo jawab gue ya." Balas senior tersebut tak mau kalah.

"Hm afwan kak, maafkan adik saya. Dia memang suka begitu." Kali ini Mayra berucap dengan lembut.

"Yah sudah, sekarang hukuman kalian telah selesai."

"Alhamdulillah" Jawab mereka bersamaan.

"Eits, ntar dulu. Bukan berarti hukuman kalian selesai semua ya. Cuman yang ini saja. Akan ada hukuman lanjutan." Sambung Bagas dengan senyum liciknya.

"Ha!!!" Ucap mereka bersamaan dengan nada super kaget.

--------------

Disinilah mereka sekarang, berdiri dihadapan para maba lainnya dengan pakaian hitam putih, pita yang tersemat di jilbab mereka, dan papan nama bertuliskan "SAYA ADALAH CEWEK PALING CANTIK DI KAMPUS INI".

Malu, yah seketika mereka diam membeku seperti patung. Tak berani bersuara. Mereka berdua diberi hukuman tambahan oleh senior yang terkenal galak tersebut dengan berdiri di depan para maba lainnya sambil memperkenalkan dirinya masing-masing. Bagaimana lagi, semua ini memang salah mereka. Siapa suruh telat.

Dimulai dari Mayra terlebih dahulu.

"Assala--mu'alaiku--um." Mayra mulai membuka suaranya dengan gugup.
"Perkenalkan, nama saya Mayra Hazimah Husein. Teman-teman boleh memanggil saya dengan sebutan Mayra atau May." Lanjut Mayra dengan pandangan mengarah ke bawah.

"Woyy mukanya kenapa ditundukkin gitu. Malu ya? Hahaha." Teriak salah satu maba dan kemudian dibarengi dengan tertawaan para maba lainnya.

"Hahaha--."

"Huuu."

"Huuu."

"Diam!!" Suara bariton itu keluar memecah keributan disana.

Pemilik suara itu bername tag Panji Mahendra, wakil ketua jurusan perlahan melangkah ke depan. Ketua jurusan mereka sedari tadi belum terlihat batang hidungnya.

"Kenapa kalian semua tertawa seperti itu? Masih maba juga, kalian gak ngehargain senior-senior kalian di depan ha?? Pekik Panji dengan suara kerasnya.

Tak ada yang berani bersuara. Semua diam membisu, seakan menatap takut kearah sosok pria itu yang memang begitu disegani di kampus.
Hingga akhirnya, suara itu kembali muncul.

"Sekarang, gak ada yang boleh bicara sebelum dipersilahkan. Dan lo, lanjutin perkenalannya."

"Hem baik kak." Jawab Mayra dengan lembut.

Sementara Nayla sibuk membatin dari tadi.

"Demi apa, kakak ini ganteng banget ya Allah. Manis, cool, hidungnya mancung banget. Astagfirullah, istigfar Nay, istigfar." Batin Nayla.

"Baiklah, mungkin cukup dari saya. Selanjutnya saya beri kesempatan kepada adik kembar saya." Ucap Mayra.

"Eh iya ya, mereka kok mukanya sama "

"Ternyata mereka kembar."

"Duh cantiknya"

"Biasa aja tuh"

"Ih sok cantik banget sih."

Seperti itulah kira-kira tanggapan mereka setelah melihat wajah dari keduanya yang sedari tadi hanya menunduk.

Dan mereka memberanikan diri menatap lurus kedepan, hingga terlihatlah dengan jelas wajah cantik nan manis dari keduanya.

Mayra dengan senyum manisnya ditambah lesung bibir di kedua ujungnya menambah kesan manis.

Sementara Nayla dengan manik mata cokelat gelap dengan senyuman yang tak kalah manis cukup membuat mereka terkesima.

Sekarang giliran Nayla yang bersuara.

"Assalamu'alaikum. Pagi semua! Kenalin nama gue Nayla Hazimah Husein, bisa di panggil Nayla atau Nay. Terserah kalian aja." Ucap Nayla dengan mantap.

"Ada pertanyaan?" Lanjut Nayla.

"Udah punya pacar belum?"

"Bolehlah untuk kita-kita."

"Minta nomor wa nya dong."

"Tinggal dimana cantik?"

Seperti itulah kira-kira pertanyaan dari mereka yang menurut Nayla sangat sangat tidak penting.

Dua Hati (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang