part 14

736 50 31
                                    

Eng ing eng 😂😂😂 author Sopi balik lagi nih, Gimana-gimana masih pada setia kan nungguin cerita author. Owh iya jangan lupa tinggalin jejak ya, biar author semangat ngetiknya oke.

    Ridho kini tengah berada di ruangannya, entahlah ada perasaan tak tenang sejak meninggalkan Putri di lapangan begitu saja. Ridho langsung berlari keluar saat melihat ada mobil ambulance yang memasuki kawasan sekolah. Entahlah apa yang ada di pikirannya saat ini, tapi yang pasti ia ingin melihat kondisi Putri saat ini.

    Ridho sudah sampai di lapangan banyak orang yang berkumpul disana, ia dapat melihat dengan jelas Putri yang tengah di masukkan kedalam ambulance.

"Ngapain bapak kesini" Ucap Rara sinis saat melihat Ridho datang.

"Saya akan ikut kalian"

"Ngapain, Bapak takut kita bakal tuntut Bapak. IYA" Bentak Lesti yang sudah tersulut emosi.

"Siapa yang takut, lagian saya itu ikut kalian buat pastiin kalau kalian enggak pura-pura lagi"

"Aku mohon sama elo untuk enggak ungkit-ungkit masalah yang kemaren, karena ini beda"

"Udah-udah Ki percuma kita lawanin dia, mending sekarang kita ambil motor, buat Rara sama Lesti kalian masuk aja dalam ambulance buat nemenin Putri dan buat Bapak terserah mau naik motor atau masuk ambulance" ucap Ridwan yang di balas dengan anggukkan oleh yang lain. Namun tidak dengan Ridho ia hanya memampangkan ekspresi datar nya lalu berjalan menuju parkiran juga untuk mengambil motornya.

-
-
-
💝💖💞💟💕

     Mereka sudah berkumpul di depan ruang UGD, mereka hanya bisa melihat Putri dari balik kaca saja. Semuanya terlihat sangat khawatir dengan Putri. Entah tingkah mereka masih tak bisa di pikirkan oleh Ridho. Ada apa sih sebenarnya? Pertanyaan itu selalu memutar di kepalanya, namun gengsi nya terlalu tinggi.

"Kayanya tuh Putri sadar deh" ucap Irwan bersemangat membuat yang lain langsung mengikuti pandangan Irwan, tapi tidak dengan Ridho ia masih cuek-cuek bebek.

"Owh iya bener kamu wan, tapi kok dokternya enggak lekas buka pintunya sih"

"Sabar dong Ra, bentar lagi dokter Faul juga keluar kok"

"Aku udah gak sabar Les" Lesti mengangguk paham dengan sahabatnya ini.

    Orang yang mereka nanti kan pun muncul, Faul telah berada di ambang pintu dengan wajah yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa Putri bisa seperti ini?" Tanyanya dengan nada tak bersahabat.

"Ma-ma-af kak Faul"

"Hugh sudah ku bilang kan sama kalian jaga Putri baik-baik kalian kan tau sendiri organ Putri tuh udah gak selengkap dulu lagi".

"Organ yang sudah nggak lengkap??? Maksudnya???" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Ridho, sepertinya gengsi nya sudah dapat di kalahkan oleh rasa penasaran nya. Bahkan ia tak peduli kalau yang lainnya telah memperhatikannya yang terpenting sekarang ia tau jawabannya dengan jelas. 

"Hugh" Riski membuang napasnya kasar, sepertinya ia lupa tentang suatu hal.

"Dia siapa?" Tanya Faul kepada yang lain.

"Saya Ridho kembaran nya Riski sekaligus guru BK khusus untuk bocah-bocah nakal ini"

"Saya Faul dokter yang menangani operasi pencangkokan hati Putri" ucap Faul membalas uluran tangan Ridho.

"Pencangkokan HATI!!! LIMPAH maksudnya???" Ucapnya tak percaya.

    Namun ya ucapannya diangguki oleh Faul dan yang lain. Riski maju selangkah ia tau kebingungan Ridho.

BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang