Chap 4: My secret

615 88 18
                                    

Anastasia menghela nafas pikirannya masih melayang pada kejadian beberapa saat yang lalu.

"Sup herbal ini baik bagi kesehatan wanita. Apalagi untuk calon ibu sepertimu. Jangan lupa dihabiskan ya." Ucap wanita paruh baya didepannya pelan begitu protektif.

"Terimakasih nyonya" balas Anastasia pelan.

"Aduh jangan panggil seperti itu nak. Kamu sedang mengandung bibit keluarga Wijaya. Panggil saja Ibu." Ucapnya lagi sembari mengelus pelan ke dua tangan Anastasia lembut.

"Baik lah. Nyo hm.. I-Ibu terimakasih" balas Anastasia.

"Sama-sama nak.." sembari tersenyum kemudian memeluknya.

Hangat begitu hangat. Kehangatan itu sebersit dirasakan Anastasia. Sudah sangat lama ia tidak pernah merasakan kehangatan itu. Kehangatan seorang ibu yang begitu tulus. Tanpa disadarinya ia membalas pelukan itu pelan. Setetes air mata turun dibalik kelopak matanya.

Buru-buru Anastasia menyekanya pelan tatkala wanita itu melepaskan pelukannya.

Kejadian itu tak lepas dari pandangan Rangga yang melihatnya dari kejauhan entah apa yang ada dipikirannya.Anastasia menghela napas, pikirannya masih melayang pada kejadian beberapa saat yang lalu.

"baiklah ibu akan pergi sekarang. Supnya jangan lupa dihabiskan ya..." ucap seorang wanita paruh baya itu lembut.

Kini tinggal Anastasia dan seorang pria yang menjadi akar masalahnya saat ini.

"jadi apa yang sebenarnya terjadi. Bisa kau jelasakan?" dengan nada dingin pria itu berkata berbeda ketika sebelumnya ia begitu lembut di hadapan sang ibu, ya wanita paruh baya yang barusan memeluknya lembut adalah ibu dari pria ini. Helena Irma Wijaya. Wanita sosialita yang cerdas serta anggun secara bersamaan.

"apa maksudmu?.." tanya Anastasia sedikit bingung atau pura-pura bingung. Entahlah...

"perlu ku cari tahu sediri dengan caraku, atau kau sendiri yang menjelaskanya. Hm..." ucapnya lagi sembari mendekat ke arah anastasia. Posisinya sungguh tidak menguntungkan baginya. Terjebak diantara kepala ranjang dengan pria didepannya ini sungguh bukan hal baik. Ingat dengan insiden sebelum Helena tiba, buru-buru Anastasia menarik selimut menutupi dirinya bak kepongpong menyisakan separuh wajahnya.

"berhenti!! dasar kau mesum..." Teriak Anastasia. "oke-oke aku akan menjelaskannya... " sembari menjaga jarak pada pria buas didepannya itu.

"sebenarnya untuk masalah foto yang beredar saat ini aku juga tidak tahu siapa dan kenapa. Kau sendiri kan tau untuk masalah itu..." Ya untuk masalah foto yang beredar saat ini bukan lah kesalahannya tentu saja. Salahkan saja pria didepannya itu yang menjadi akar masalah sebenarnya. Hey jangan lupakan insiden siraman cinta ya guys... oke.

"lalu bisa kau jelaskan mengenai ini?" tanya pria itu lagi sembari mengangkat benda persegi pemicu segala malapetaka, tespeck dengan dua garis vertikal tanda bahwa seorang wanita yang memakainya itu sedang Hamil.

"Demi Tuhan itu bukan miliku..." ucap Anastasia menyakinkan.

"lalu milik siapa. Tidak mungkin kan benda ini tiba-tiba ada di dalam tasmu. Jika bukan milikmu..." lagi pria itu menekan Anastasia dengan nada dinginnya.

"sungguh aku tidak pernah berbohong, itu bukanlah milikku. Memang benar benda itu tiba-tiba ada didalam tas ku dan andin menemukannya. Tapi aku bersumpah itu bukan miliku. Dan lagi bagaimana aku bisa hamil aku saja masih perawan-" dengan muka merah Anastasia memalingkan wajahnya kesembarang arah. Oh tuhan, ingin rasanya Anastasia menenggelamkan dirinya kelubang terdalam saat ini.

"perawan eh?" dengus pria itu mengulangnya dengan nada yang aneh seperti... mengejeknya.

"bukan. Hm, maksudku mana mungkin aku bisa hamil. Itu juga bukan miliku." Tambah Anastasia sembari menahan rona merah dikedua pipinya yang semakin lama semakin merona.

My Marriage Scandal ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang