part 7

1 2 0
                                    

Awas! Typos....

∆∆∆

Setelah hujan reda, keluarga ataka sedang melakukan perjalanan ke makam. Sesuai dengan perjanjian kemari, sore ini mereka ingin mengunjungi makam Nubra.

Untung saja tanah di makam tidak terlalu becek, karna di tumbuhi sebagian oleh rumput.  Mereka berhenti di salah satu gundukan dengan baru nisan yang tera' Kholic Nubra Qhasvir'

Ara pov*

"Setelah satu tahun gue kembali kesini lagi kak, tetapi kenapa bayangan kakak masih terbayang? Waktu bersama kita hanya memakan tiga bulan tetapi melupakan  kakak kenapa sangat begitu sulit?"

Batin Ara sedang berargumen berbeda dengan tatapannya yang terlihat melamun.

"Sayang? Gak mau nyapa nih sama Nubra?" ucapan Lisfa membuyarkan lamunan Ara. Ara menganggukkan kepalanya dan merendahkan dirinya dengan posisi jongkok sambil mengelus lembut batu nisan itu.

"Hai kak, Maaf kalau Ara lama baru berkunjung, Ara harap kakak tenang disana. Kakak tau? Ara sangat merindukan kak Nubra. Ara tidak tau harus berkata apa lagi, bagaimana caranya aku menjabarkan kata-kata yang ada di dalam hatiku. Ara minta maaf kak , Ara tidak bisa menjaga barang pemberian kakak. Maaf jika Ara ceroboh." gue menjeda ucapan karna rasa sesak menghampiri dadaku. Hingga tangisku pun terdengar.

"Ucapan kakak masih Ara ingat, 'jika jam itu hilang, pasti jam itu akan sama gue', bagaimana Ara tidak berharap jika kakak berkata seperti itu......hiksss hiksss". Air mata gue semakin merembes ke pipi.

"Sayang jangan dilanjutkan jika tidak bisa, biarkan Nubra tenang disana. Pasti dia akan bersedih jika dia melihat kamu terpuruk lagi seperti ini" kudengar nasihat dari mama.

Mama memang benar gue gak boleh sedih, gue harus bisa bertahan.

"Kak kita pamit dulu, kakak baik-baik disini yah? Aku janji kalau ada waktu luang Ara akan kesini lagi". Ujarku yang mencoba untuk tegar. Gue mencium batu nisan itu kemudian berdiri. Setelah itu kami menaburkan bunga yang sempat kami beli dari penjual bunga didepan tadi.

" Kenangan boleh hilang tapi perasaan gue akan tetap memilih kamu"

Pov end*

∆∆∆

∆∆

Tokk tokkk

"Den? Makan malam sudah siap!". Bi lasmi sedang berada didepan pintu kamar Kholic.

"Iya Bi, Gue pakai baju dulu". Ujar Kholic yang terdengar dari dalam kamar.

"Baiklah Den." selepas itu BI lasmi beranjak dari tempat itu dan beralih kedapur.

Kholic membuka lemarinya sambil mengusap rambutnya dengan handuk putih kecil dengan menghujam tangan kanannya.

Pandanganya jatuh kekaos polos putih, segera dia mengambil baju itu. Kemudian celana hitam kain yang sebatas lutut. Setelah  memakai pakaiannya , dia pun turun kebawah dan menuju kemeja makan.

"Bi, Ayah bunda kapan pulangnya?" Tanyanya sambil mengambil nasi dan lauk Pauk .

"Mungkin besok Den, mereka tidak mengabari Aden?" . Tanya kembali, Bi lasmi merasa heran karna biasanya majikannya akan memberitahu anaknya kapan dia pulang jika sedang keluar kota. Apalagi mengingat kondisi tuan mudanya tidak bisa dikatakan baik.

"Tidak Bi, mungkin mereka lagi sibuk".

Kholic juga merasa heran karna tidak dikabari oleh kedua orang tuanya tapi dia harus berpikir positif. Toh, mereka tidak melakukan hal yang buruk malahan itu juga buat masa depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hammer'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang