°03 "Kehilangan"

25 6 2
                                    

Jangan benci Hades karena kematian. Kalau sudah takdir, mau diapakan?

🌈🌈🌈

"Bang, astaghfirullah haladzim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang, astaghfirullah haladzim. Ara sampe lumutan nungguin Abang."

"Abang lagi mikirin nasib Ra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang lagi mikirin nasib Ra. Nasib kenapa Abang terlampau ganteng."

Beli emping ke mangga dua
Happy reading semuaaaa!

Jangan lupa senyum momo;)



"Bhajunyaaaaa begitu lhusyuuuuuuh. Tak mungkiiiin dia samaaaaa dengan kaumku."

Elara Seika, gadis berambut panjang itu tengah asik bernyanyi sambil menuruni tangga rumahnya. Sesekali tertawa karena menyadari betapa jelek suaranya.

"Wiiiiih, lagi kalem banget nih Bang. Meratapi dosa Abang ke Ara yang udah numpuk?" seru Ara mengambil posisi duduk di samping Orion.

Orion bergeming. Cowok itu menoleh dan menatap adiknya lekat. "Ra," panggil Orion.

Elara menaikkan kedua alisnya, "Hmm?" balasnya kini menyenderkan kepalanya ke bahu Orion. Elara mengambil ponselnya.

"Gak jadi ah," Orion mengendus-endus adiknya, lalu menutup hidung. "Bau asem, kamu belum mandi ya?" gurau Orion mendorong pelan kepala Elara agar menjauh.

Elara melotot tak terima. Enak saja dikatai bau asem, jelas-jelas dia baru mandi beberapa menit yang lalu. Abangnya ini memang suka sekali ngajak ribut.

"Bang? Mau Ara kasih tiket free masuk neraka?" ucap Elara datar.

Orion terkekeh, lalu merangkul adiknya gemas,"Iya deh iya, yang wangi kayak kuburan baru," ejek Orion tergelak.

Meronta, Elara mengigit tangan Orion keras, sampai membuat sang empu mengaduh.

"Aw. Sakit Ra," eluh Orion mengusap bekas gigitan adiknya yang tentu saja meninggalkan bekas merah.

CALLISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang