Prolog

42 7 0
                                    

“Ehhh anak mama uda bangun yuk sarapan dulu.” Sapa ibu Anya yang saat ini sudah duduk manis dimeja makan sambil mengoleskan selai pada roti. Anya tersenyum manis dan menghampiri sang mama.
“Mah, hari ini anya berangkat sendiri ya, gak usah di anter.” Ucap anya sambil memakan rotinya.
“Emang kamu ke sekolah naik apa?”
“Bis mah, sekali-kali Anya pengen rasain naik bis ibu kota.” Ucap Anya mantap. Karena sejak kecil Anya tidak pernah menaiki bis, dan saat ini saat usianya sudah berumur 17 tahun akhirnya Anya memutuskan untuk menaiki bis.
Mama Anya tersenyum lembut “Kamu hati hati ya di jalan kalau mau nyebrang liat kanan kiri.”
“Okey ma, anya berangkat ya.. assamualaikum.” Ucap Anya sambil mencium tangan sang mama.
                   ***
Jam sudah menunjukan pukul 06.45 yang itu tandanya lima belas menit lagi jam pelajaran akan dimulai.
“Waduh gue telat, mampus mana bisnya belum datang juga,” ucap anya cemas.  Anya melihat ke kanan dan ke kiri memastikan akan adanya bis yang akan mengantarnya ke sekolah. Anya sangat cemas bagaimana jika ia terlambat? Dihukum?Bk? ah tidak tidak itu semua tidak boleh terjadi. Tanpa anya sadari ternyata ada mengawasinya dari kejauhan melihat gerak geriknya dan memperhatikannya secara diam diam. Semakin lama Anya menunggu, semakin lama pula bis nya datang, entahlah sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak. Dalam diam dan cemas Anya menunggu tanpa sadar suara deru motor di hadapannya menyadarkannya.
“Loe sekolah dimana?” suara berat itu langsung memenuhi pendengaran Anya.
Anya melihat ke kanan dan ke kirinya memastikan bahwa si cowok itu sedang mengajaknya berbicara.
“Loe ngomong sama gue?” tanya Anya sambil menunjuk dirinya sendiri.
Cowok itu hanya diam dan memperhatikan seragam sekolah dan bad nama Anya.
“Anya kan loe, gue anterin ke sekolah.”
“Ko.. kok loe tau nama gue?” ucap Anya bingung.
Cowok itu hanya mengangkat alisnya sebagai tanda penunjuk bahwa dia melihat bad nama Anya.
“Jangan sembarangan loe!” ucap anya sedikit teriak.
“Loe mau telat? Yaudah.” Ucap si cowok itu dan menyalakan mesin motornya, namun dengan cepat ditahan oleh Anya.
“Eh iya iya, tapi bener anterin ke sekolah ya, awas aja kalo gak.” Ancam Anya.
Cowok itu hanya tersenyum tipis dan mulai melajukan motornya ke sekolah Anya.

Kita BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang