1 : [Have a pure, cheerful, and energetic suicide!]

605 79 3
                                    

Dalam satu malam, penghuni rumah Oh Sehun bertambah satu. Lelaki asing yang ia temukan di samping tempat pembuangan sampah dengan luka di tubuhnya. Sangat aneh.

"Chanyeol, aku harus berangkat ke kantor pagi ini," sebuah sapaan mengusik lelaki amnesia itu.

"Kau bisa memasak di dapur. Aku masih memiliki beberapa bahan di kulkas. Kalau ingin mandi kau bisa meminjam pakaianku di lemari," Sehun mengatakannya dengan cepat sambil memakai sepatunya.

Chanyeol menyeret kedua kakinya ke ruang tengah, menatap Sehun dengan raut setengah sadar.

"Aku sudah bolos kerja kemarin. Jadi aku harus pergi sekarang," pamit Sehun sambil menutup pintunya.

Chanyeol mengerjap pelan. Ia menoleh ke sekeliling rumah bingung.

Tiba-tiba pintu depan terbuka lagi dengan kepala Sehun menyembul di sela-selanya.

"Kalau kau ingin keluar rumah, jangan lupa kunci pintunya," itu pesan terakhir sehun sebelum pintu ditutup untuk kedua kalinya.

Chanyeol masih mematung di tempat. Ia belum mengenakan atasan. Hanya perban yang menutupi lukanya. Celananya juga belum berganti sejak kemarin.

Lelaki itu berbalik, berjalan menuju halaman belakang rumah. Kemeja dan jas panjangnya sudah bertengger di jemuran. Robek di bagian bekas lukanya.

Chanyeol meraba kemeja putih itu pada bagian lubangnya, mencoba mengingat apa yang 

terjadi sebelum ia berada di sini. Apa alasan dari luka-lukanya.

Mendadak kepalanya terasa amat pening. 

Mungkin pening itu penyebab amnesianya. Mungkin. Itu asumsi Chanyeol yang bahkan melupakan nama lengkapnya.

Hanya 'Chanyeol' yang diingatnya. Tidak lebih.

.

..

Kembali dalam kehidupan kantornya, Sehun disibukkan dengan surat dan laporan yang datang silih berganti. Ia memaksakan kedua matanya untuk fokus pada monitor komputer sambil sesekali menyesap kopi di mejanya.

"Terlalu serius juga tidak baik, Sehun," interupsi Kim Junmyeon, pimpinan divisinya.

"Aku ingin pulang cepat," balas sehun tanpa sedikitpun melirik pria di depan mejanya.

jumnyeon mengambil kursi dan duduk di hadapan sehun, memperhatikan lelaki itu sambil bertopang dagu.

Selang beberapa menit, sehun mendesah puas. Itu selebrasi yang biasa dilakukannya ketika selesai mengerjakan tugas.

"Mau menemaniku ke kantin?" celetuk jumnyeon.

sehun  melirik rekan kerjanya itu bingung.

"Ke kantin?" ulangnya.

junmyeon mengangguk paham, "Karena aku sudah menyelesaikan tugasku, jadi ayo."

jumnyeon tersenyum senang. sehun mungkin satu-satunya pegawai yang bisa bicara dengan normal. 

Mereka berdua duduk di kursi kantin. Sementara jumnyeon memilih-milih menu, sehun sudah menulis pesanannya.

"japchae?" tanya jumnyeon. Sehun balas mengangguk. Itu menu langganan yang selalu dipesannya di kantin.

Pelayan sudah mengambil pesanan mereka. Hanya perlu menunggu beberapa menit sampai makan siang mereka siap.

"Hei, sehun," yang dipanggil lekas mendongak, "Tidak biasanya kau bersemangat dengan tugas."Sehun memasang raut serius. Jumnyeon sampai tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran rekan kerjanya itu.

Mikrokosmos [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang