Epilogue : [I think i really am stupid] (✔)

485 54 7
                                    

"Kang Daniel, laki-laki, umur tidak diketahui, tidak memiliki sanak saudara, penyelundup senjata dan perakit bom, meneror divisi penyelidikan departemen kementrian reformasi keamanan sipil. Wah, kasusmu tidak termaafkan," dikte seorang petugas di ruang tahanan.

"Meneror pemerintah bukan kebiasaan yang baik," komentarnya kemudian melirik narapidana sekilas. Pakaian tebalnya kini berganti seragam tipis serba putih.

"Kami sudah memberi tahu pemerintah Rusia dan mereka memberi izin eksekusi di dalam negeri," lapor petugas penjaga itu, walupun lelaki di dalam sana sama sekali tidak menggubris perkataannya.

Ia hanya sibuk memperhatikan pipa saluran pembuangan sambil menghabiskan waktunya. Entah besok atau lusa, pasti sudah berakhir di ruang eksekusi. Entah menggunakan racun mematikan atau peluru di jantung. Kata-kata sipir bukanlah sesuatu yang harus ia risaukan. Ia akan mati, itu saja.

"Membaca catatan kriminalmu butuh waktu berjam-jam," komentar si sipir lagi. Selain alasan itu, ia juga melihat betapa tak acuh kriminal itu terhadap dirinya. Sia-sia saja.

"Nikmati waktumu," tutupnya seraya kembali duduk dan berjaga.

Tidak ada satupun kata yang keluar dari bibir narapidana itu, ia hanya terduduk di lantai sel sambil mendongak ke langit-langit. Sesekali menyeringai mengingat hari-hari yang dihabiskan di luar penjara.

Kebebasan itu menyenangkan. Tapi teror untuk Park Chanyeol, sepertinya cukup sampai di sini.

.

.

.

"Aku masih tidak percaya pernah melihat seorang teroris dengan kedua mataku sendiri," gumam Junmyeon saat berjalan bersama Sehun menuju lobi.

"Junmyeon-ssi juga bicara dengannya," tambah Sehun sambil menekan tombol lift.

"Menyeramkan. Dan aku pernah bilang bahwa dia tampan."

"Iya. Junmyeon-ssi juga mengiranya sebagai kekasihku," tambah Sehun lagi.

"Dan kekasihmu ternyata seorang mata-mata."

"Iya dan aku harus menjemputnya sekarang. Sampai besok Junmyeon-ssi!" pamit Sehun begitu lift berhenti di lobi. Ia akan berjalan ke halte bus dan mengambil tujuan ke arah departemen.

Ruang sesi terapi berada di lantai dua rumah sakit. Tapi terapis sengaja mengatur jadwal di ruangan kantor, agar menciptakan suasana serupa dengan ingatan Chanyeol sebelumnya.

Jaehyun sebagai atasannya bilang kalau Chanyeool tidak pernah berada di kantor. Tapi memberi tahu tempat biasa Chanyeol berada juga tidak akan membantu. Jaehyun memutuskan agar Chanyeol saja yang berusaha mengingat.

Sehun yang tidak tahu apapun diam saja dan hanya menjemput Chanyeol sesuai jadwal sesi terapinya. Termasuk sore ini. Ia sudah bersiap ke kantor departemen untuk menghampiri Chanyeol. Namun panggilan masuk di ponsel menahannya.

"Annyeonghaseo, Oh Sehun-ssi?"

Sehun menyahut, bergumam pelan.

"Hari ini tidak usah menjemput Chanyeol di kantor," ucap suara di ponselnya.

"Kenapa? Apa dia pulang sendiri?" Sehun sudah senang karena tidak perlu menjemput laki-laki menyebalkan itu. Tapi jawaban peneleponnya berkata lain.

"Chanyeol-ssi menghanyutkan diri di Han. Jaehyun-ssi bilang ia biasanya akan berhenti di sebuah lokasi. Akan kukirim pesan ke ponselmu nanti."

Tepat setelah itu, panggilannya dimatikan, menyisakan tanda tanya besar di benak Sehun. Han itu nama sungai dan Chanyeol menghanyutkan diri di sana.

"MENGHANYUTKAN DIRI?"

.

.

.

"Musim panas seperti ini, hanyut di sungai memang pilihan yang tepat," komentar seorang lelaki yang tengah terbawa arus.

Dedaunan di pinggir sungai berwarna hijau segar. Matahari tidak seterik siang dan sore sudah datang. Ditemani segarnya air sungai, hidup ini terasa lebih indah.

Lebih indah lagi bila diakhiri. Sayangnya Sehun sedang menunggu di rumah dan Chanyeol masih ingin menghabiskan malam-malam dengan carrier itu. Juga menggendong satu atau dua bayi.

"Sayang sekali," gumamnya lalu sejenak membenamkan kepala dalam air sungai. Mungkin uji coba bunuh diri ini akan ia gagalkan sendiri.

Arus membawanya berhenti di tempat yang sama. Di bawah salah satu jembatan. Ia akan tersangkut tanaman air yang tumbuh di area lembab itu. Mengakhiri kebiasaan hanyutnya untuk hari ini.

Pakaiannya basah kuyup. Mungkin naik bus kembali ke rumah Sehun akan sangat memalukan. Tapi biarkanlah. Yang penting Chuuya bisa menemaninya lagi malam ini.

"Sudah selesai hanyutnya?" celetuk si carrier menunggu di atas jembatan.

Chanyeol mendongak dan melihat sosok Sehun dengan tas kantornya dan tas lain berisi pakaian. Kedua maniknya menatap Sehun polos kemudian tersenyum tanpa dosa.

"CEPAT NAIK DAN GANTI BAJU, KAU MENYUSAHKAN!"

_The End :)_

berakhir sudah:"D

Maaf kalo endingnya gak sesuai ekspetasi. Karena emang versi aslinya cuma sampe sini doang. Mianhaeeeee >.<

Makasih buat yang udah setia vote sama komen nya yang buat aku nambah semangat lanjutin remake cerita ini :D

Spesial thanks buat kak pitike17 yang udah izinin aku remake cerita ini ^∆^ Arigatou gozaimasuu nee sannn 😉💗

Pai pai semua~ see you in next story or next remake . bai baiii • 0 <

 bai baiii • 0 <

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mikrokosmos [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang