4: [It proves my disappointment to you]

427 54 4
                                    

Dua kotak bento sudah di tangan. Chanyeol memilih lauk secara acak karena sehun tidak pernah memberitahu apapun soal preferensi makanan. Tidak terlalu mahal, uang sehun yang ia ambil tadi masih sisa. Kalau ingatannya sudah pulih nanti, chanyeol berencana mengembalikan semuanya. Kecuali seorang sehun meminta sesuatu yang lebih dari itu.

"Oi, chanyeol," sapa seseorang saat lelaki itu tengah menuju penginapan.

Chanyeol menoleh dan mendapat sosok yang ia temui malam itu, saat ia mendengar suara tembakan di dekat rumah sehun. Terlepas cuaca panas siang itu, ia malah mengenakan pakaian tebal.

"Kita bertemu lagi, orang aneh" balas chanyeol kemudian berlalu tanpa menggubrisnya lagi.

"Aku terluka kau selalu mengabaikanku."

Chanyeol menoleh, menatap sosok itu tajam, "Habis kau terlalu aneh. Kau juga tidak terlihat ingin membantuku."

Sosok itu mengendikkan bahu, "Memang tidak."

"Jadi, selamat tinggal!" tutup chanyeol sambil melambaikan sebelah tangannya.

Sosok berpakaian tebal itu masih berada di sana, tersenyum puas.

"Ternyata kau benar-benar menyukai dirinya," gumamnya membuat Chanyeol tersentak.

Dengan cepat ia berlari menuju penginapan. Orang aneh itu pasti sudah bertemu dengan sehun, bicara tentang sesuatu yang hilang dari ingatannya. Dan sehun pasti menganggapnya telah berbohong.

Chanyeol mengetuk pintu kamar mereka dengan was-was. "Sehun," panggil chanyeol kemudian.

Selang beberapa saat, pintu terbuka. Sehun menyambut chanyeol dengan ekspresi tak terbaca. "K-kenapa lama sekali?" Suaranya sedikit bergetar.

Chanyeol balas tersenyum lebar, "Ayo makan!" Lelaki itu memamerkan dua kotak bento yang ia beli dengan uang sehun. Sehun membiarkan Chanyeol masuk dan membuka salah satu kotak makannya di atas meja.

Mereka duduk berhadapan di samping jendela. Keduanya sama-sama makan dengan tempo lambat. Chanyeol yang larut dalam dugaan bahwa sehun baru saja bertemu dengan orang aneh itu dan sehun dengan dugaan bahwa ingatan chanyeol telah kembali.

"Chanyeol." "sehun."

Chanyeol berdehem sejenak, "Kau duluan."

Sehun balas menghela napas. Entah, sulit untuk menguraikan pemikiran rumitnya. Tapi ia harus mencobanya. Karena ini menyangkut hidup dan mati.

"Apa ingatanmu sudah pulih?" rangkum sehun.

Chanyeol menelan ludahnya sesaat. Ia tidak akan berbohong, namun kejujurannya ini bisa jadi dianggap sebuah kebohongan. Manik cokelatnya mengerjap, "Aku masih bersamamu dan sesuai perjanjian, aku akan pergi ketika mengingat semuanya."

"Maksudmu kau belum mengingat apapun lagi?" chanyeol menggeleng sebagai jawaban.

"Kau ingin bilang apa barusan?" sehun menatap lelaki itu lekat-lekat, membuatnya sadar akan perasaan khawatir dan takut. Mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sehun barusan, orang aneh itu pasti membocorkan masa lalunya. Bagian buruk yang membuat azure sehun gemetar.

"Aku sudah menaruh kembalian makan siangnya di dalam tasmu," ujar Chanyeol, sangat jauh dari topik yang ingin ia bahas. Sehun ber-oh ria terlepas biasanya ia akan mengamuk saat chanyeol membuat suasananya berubah secara kontras.

"Mengapa kau terlihat sangat gugup sejak membuka pintu?" tanya chanyeol balik, mencoba bersikap seolah tidak tahu apapun.

"Aku gemetar karena belum makan," balas sehun sambil memalingkan wajah.

Mikrokosmos [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang