5 : [How Beautiful] (!!)

542 56 13
                                    

Sebuah panggilan yang terus menghantui Sehun sejak semalam, dunia kecilku. Chanyeol perlu menjelaskannya karena Sehun tengah merasa terombang-ambing. Perjalanan darat mereka saat ini malah didominasi keheningan. Sehun memutuskan untuk menyalakan radio agar mobil lebih ramai.

Sejak keluar dari penginapan, Chanyeol sudah meminta izin untuk tidur setelah memakai sabuk pengaman. Chanyeol pasti kelelahan.Sehun menemukannya masih terjaga ketika ia bangun pagi ini. Lelaki itu menyapanya dengan senyuman, hangat seperti saat menghantarkannya tidur.

Sekarang, Sehun sesekali melirik wajah tidur Chanyeol ketika lampu merah. Kegiatan itu membuatnya terjaga selama mengemudi. Ketika berangkat tempo hari, yang membuatnya terjaga malah adu argumen dengan lelaki itu. Sosoknya amat berbeda ketika tidur.

Lebih tenang. Lebih menawan. Lebih tidak menyebalkan. Lebih disukai Sehun.

Lampu lalu lintas berubah hijau, bersamaan dengan bunyi klakson kendaraan di belakang mereka. Sehun tersentak dan menjalankan mobilnya. Chanyeol di sebelah kursi kemudi, mengerang pelan.

Ia membuka kedua matanya sayu sambil bergumam, "Berisik."

Sehun menghela napas pelan. Mobil mereka melaju dalam kecepatan normal. "Maaf," sahutnya.

"Aku tidak memprotesmu," Chanyeol tersenyum setengah sadar. Matanya kembali terpejam saat membalas permohonan Sehun.

"Kau bisa membunyikan klakson sepanjang jalan dan aku akan tetap terlelap, menjadikannya sebagai pengantar tidurku."

"Jangan meracau dan tidurlah," omel Sehun, menepis semua kekagumannya terhadap seorang Park Chanyeol.

Yang diomeli menurut dan kembali bersandar di kursi. Suasananya kembali tenang seperti sedia kala. Sampai mereka sampai di rumah. Sehun memarkir mobilnya di depan pagar, membangunkan Chanyeol, dan menurunkan barang-barang mereka.

"Tidurlah di kamar! Aku akan mengembalikan mobilnya," ujar Sehun, memperhatikan hitam di bawah mata Chanyeol.

Namun lelaki itu hanya menaruh barang-barang di ruang tamu. Ia mengunci pintunya kembali dan berjalan menghampiri sehun.

"Aku tidak bisa membiarkan seorang carrier berpergian seorang diri," ujar chanyeol kembali masuk ke dalam mobil.

"Kata-kata seseorang yang membuatku melompati pagar untuk berangkat kerja," cibirnya sambil menyusul sehun.

Lelaki itu tidak lagi tertidur di sebelah kursi kemudi. Ia tengah bersantai, berpangku tangan di pintu mobil. Persewaan mobil tidak jauh dari rumah sehun, hanya saja tetap perlu melewati beberapa blok perumahan. Mereka akan kembali pulang dengan berjalan kaki.

Setelah sehun membayar ongkos sewa, chanyeol langsung mengajaknya ke supermarket. Dalam perjalanan sinoper itu sempat bilang kalau tidak ada apapun di dalam kulkas.

"Kau tidak ingin menepati janjimu?" celetuk chanyeol sewaktu sehun tengah memilih bahan makanan.

"Janji apa?" carrier itu berbalik sejenak.

"Minum bersama," balas chanyeol sambil menunjuk dua ekor kepiting untuk diambil pelayan supermarket.

"Besok hari Senin. Aku harus pergi ke kantor," tolak sehun.

"Besok hari Senin ketiga di bulan Juli, hari laut, hari libur nasional," balas Chanyeol sambil menerima bungkus plastik berisi kepiting segar.

"Hei, apa yang kau beli?" mata sehun memicing tajam.

"Untuk memperingati hari laut, kita harus memasak makanan laut," alibi Chanyeol.

"Kepiting?"

"Ya, aku menyukai kepiting." Chanyeol tersenyum sambil memamerkan kepiting segarnya.

Mikrokosmos [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang