8 : [The character's happiness] (!!)

372 48 10
                                    

"Kau tidak sedang bercanda kan?"

.

.

.

Perhentian dua insan yang sedang kasmaran itu bukan rumah Sehun, melainkan rumah sakit. Tempat itu menjadi satu dengan kantor kementerian reformasi keamanan sipil, tempat Chanyeol seharusnya bekerja. Tapi amnesia membuatnya bolos berhari-hari.

Sehun mendapatkan pengecekan pada luka tembaknya. Petugas di sana memastikan bahwa operasi yang dilakukan Chanyeol berjalan dengan baik. Mereka juga memberikan Sehun salep agar lukanya cepat kering.

Chanyeol setia menunggu di luar kamar. Perawat melarangnya masuk entah mengapa. Padahal Jaehyun yang baru ia kenal di kantor polisi bisa mondar-mandir di kamar perawatan itu.

"Akan kulaporkan hasilnya padamu nanti," ujarnya menyombongkan diri karena memiliki akses.

"Kenapa aku terlihat seperti orang yang paling tidak bisa dipercaya?" gerutu Chanyeol.

Seorang perempuan mampir sebentar ke depan lelaki itu dan mencibir ke arahnya, "Habisnya kelakuan Chanyeol-ssi  yang paling tidak meyakinkan."

Yang dibicarakan mendongak dan menemukan seorang perawat bersurai hitam dan wajah yang imut. "Bagian mana yang tidak meyakinkan?" tanyanya dengan sebuah senyum manis terukir di bibir.

"Seorang carrier sedang menunggumu di dalam," tiba-tiba sebuah pukulan mendarat di kepalanya, "Jangan menggoda gadis lain dan masuklah!"

Barusan itu Jaehyun, baru saja keluar bersamaan dengan perawat yang lain. Tanpa mengeluh sedikit pun korban pukulan itu langsung berhambur ke dalam kamar.

Ia mendapati Sehun sudah duduk di atas ranjang. Ekspresinya tidak lagi semenderita saat Chanyeol selesai mengeluarkan peluru dari tubuhnya.

"Chanyeol?" sapa Sehun.

"Aku ingin langsung memelukmu tapi luka di lenganmu nanti terbuka lagi," ungkap Chanyeol sambil menghampirinya dan duduk di pinggiran ranjang.

"Peluk dengan pelan. Jangan dengan nafsu," cibir Sehun sibuk dengan brosur promosi rumah sakit.

"Kau sembuh dengan cepat, ya, ternyata," celetuk Chanyeol memperhatikan perban di lengan dan kaki Sehun.

"Kau tidak waras karena melakukan operasi tanpa obat bius," protes si carrier lagi. Kedua azurenya menatap Chanyeol tajam.

"Tapi pelurunya keluar, kan?" bela lelaki itu.

Sehun melempar brosur rumah sakitnya ke atas meja dan memijat pelipisnya, "Untung aku tidak trauma pisau."

"Tentu saja kau tidak boleh trauma pisau. Siapa yang akan memasak untukk-,"

"Siapa yang mau memasak untukmu?" potong Sehun garang.

"Kau. Oh Se- ah bukan. Park Sehun. Kau yang memasak untukku setiap hari," tekan Chanyeol.

Sehun memalingkan wajahnya jengkel, "Berdebat denganmu tidak akan menghasilkan apapun."

Chanyeol mencondongkan tubuhnya ke arah si carrier, "Lanjutkan debatnya!"

"Apa?" kedua pipi Sehun merona merah saat wajah mereka hampir tak berjarak.

"Kau harus memasak untukku setiap hari," goda Chanyeol sambil mengapit dagu Sehun dengan telunjuk dan ibu jarinya, membuat azure dan maniknya bertemu.

"Dan kenapa aku harus melakukannya?"

Bibir lelaki itu membuat senyum penuh kemenangan. Akhirnya pertanyaan itu muncul juga. Chanyeol sudah mempersiapkan jawabannya sejak memasuki kamar perawatan.

Mikrokosmos [REMAKE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang