100🍁 Surat Terakhir

659 47 63
                                    

Hai, kamu apa kabar?Sengaja aku menulis surat untukmu, karena aku tahu aku tidak akan pernah bisa menyampaikannya kepadamu secara langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai, kamu apa kabar?
Sengaja aku menulis surat untukmu, karena aku tahu aku tidak akan pernah bisa menyampaikannya kepadamu secara langsung. Suatu hari, entah itu di bulan apa, kamu mendatangiku. Masih ingat kah, kamu? Kamu duduk di sampingku dan bilang, kalau hujan itu sebenarnya terbuat dari cokelat yang berbentuk air.

Hahaha. Saat itu aku memang memilih untuk percaya saja biar kamu senang. Tuan, kalau aku ingat-ingat lagi, kamu dulu pernah sengaja mencuri semua susu cokelat di kulkas, hanya karena kamu mau membuktikan kalau hujan memang bisa terbuat dari cokelat. Hanya untuk membuatku terhibur, kurasa. Namun, akhirnya malah kena marah bunda karena badan kita lengket bau cokelat.

Tuan, juga ingatkah kamu saat itu, kita sering sekali bersepeda sore, lalu berhenti sebentar duduk di depan indomaret sambil makan es krim. Aku masih ingat es krim kesukaanmu, yang selalu kamu beli dari dulu, es krim rasa mint.

Tuan, aku pernah bilang sesuatu kepadamu. Kapanpun, di manapun kamu berada, atau apapun yang sedang kamu rasakan, ingatlah, kamu tidak pernah sendirian. Ada aku di sini menemanimu. Tertawalah saat kamu tertawa. Menangislah saat kamu benar-benar ingin menangis.

Kita memang masih remaja, tapi kita tahu hidup penuh dengan kepura-puraan.
Aku tahu saat itu kamu hanya ingin jujur. Membuatku bahagia, itu salah satu kejujuranmu.

Terima kasih, kamu pernah sangat menyayangiku lebih dari siapapun. Terima kasih, sudah menemaniku hingga aku dewasa.

Maafkan aku, sungguh aku minta maaf padamu, Tuan. Sekarang kamu sudah menemukan kebahagiaanmu sendiri. Pada akhirnya kamu lebih memilih untuk meninggalkanku seorang diri.

Seandainya saja aku bisa mencegahmu, seandainya saja aku di sisimu saat itu, seandainya saja. Sekali lagi, maafkan aku. Sedih memang jika kuingat lagi. Benar kata orang, perpisahan terburuk adalah ketika kita sudah tak lagi di dunia yang sama.

Aku merindukanmu, Tuan.

Semoga bunga tidur dapat membawamu ke mimpiku.

Gadis mintmu.

— 2020

2020 || Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang