Part 4

9 2 0
                                    


🌠🌠🌠

Hari- hari kulalui dengan penuh kesabaran dan banyak berdo'a kepada Allah SWT. Meskipun sulit menghadapinya, aku terus bangkit saat terjatuh untuk kesekian kalinya.

Dan semakin hari aku semakin sadar, selama bertahun-tahun aku menjalani hidup dengan menyukainya dalam diam dan akhirnya, bertepuk sebelah tangan.

"Apakah aku memang tak pantas menyukai atau disukai seseorang?"cetusku membatin.

Dulu, ketika SD aku menyukai seseorang selama bertahun-tahun yang akhirnyapun sama bertepuk sebelah tangan.

Dan kini, pengalamanku tersebut terulang kembali.

"Apakah mungkin Tuhan ingin cinta pertamaku ini agar dipertahankan untuk jodoh dunia dan akhiratku sesungguhnya? Jika memang begitu, aku akan bertahan dengan ujian hati ini"lontarku dalam batin positive thinking.

Biarlah sekarang hatiku merasakan luka ini, tapi semoga dimasa depanku nanti jodohku adalah seseorang yang tak akan pernah melukaiku. Seseorang yang benar-benar tulus dan ikhlas mencintaiku.

"Kamu memang hanyalah masa laluku, masa dimana aku harus mengambil hikmah yang baik atas apa yang telah terjadi. Terimakasih masa laluku , kau datang tanpa diundang dan pergi meninggalkan secercak luka yang kau berikan. Hanya karena aku bukan orang yang kau sukai. Kau membuatku menderita dengan memendam perasaan padamu, dan kini hanya berakhir dengan sejuta kekecewaan yang teramat banyak. Semoga kau bahagia dengannya, dia yang punya segalanya yang kau inginkan. Dia yang menusukku dari belakang, hingga aku harus sadar kau bukanalah orang yang ku harapkan dalam hidupku"celotehku dalam hati, saat melihat Azam dengan sengaja bersama Vita didepanku.

Dipagi hari yang cerah, suatu cerita mengagetkanku. Tepat saat itu aku akan mengambil jatah makan didapur Pesantren.

Banyak orang berebut jatah makan dan berlalu lalang saat itu, hingga aku putuskan untuk mengambil saat keadaan mulai agak sepi, agar merasa tenang. Tiba-tiba, seseorang memanggil namaku.

"Naf..Nafisha, Nafishhaaa...., "teriaknya dengan volume yang keras, hingga mengagetkanku.

"Haa...eum..i-iyyahh....,"sahutku dengan gugup karena yang memanggilku itu adalah santri putra yang bernama Udin.

"Anehh, kenapa tiba-tiba dia memanggilku? padahal aku tidak terlalu mengenalnya, apakah mungkin ada hal yang penting? "tanyaku dalam hati yang penasaran.

Apakah yang dikatakan Udin, yang secara tiba-tiba? Kalian penasaran?

Oke guys, tunggu kelanjutannya.
Jangan lupa tinggalkan jejak👣dengan cara vote⭐dan ko✍🙏😇

"HAPPY READING" 📖🔎

The Rare Love, But Unique [Alhamdulillah, Selesai✔]    [🔎Menunggu Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang