Satu

4.7K 153 8
                                    

Suara dentuman drum menggema dari sebuah ruangan musik, diiringi gitar dan piano ikut mengalun beriringan.

Band Xionn.

Begitulah mereka menamainya. Band yang beranggotakan 4 lelaki yang memegang alat musik berbeda, Maxien si drummer, Ozgi si pianis, Nraxa si gitaris, dan Neqra si vokalis.

Keempatnya memang sudah akrab dari kelas sepuluh, bahkan sampai sekarang, mereka masih tetap bersama walaupun sudah tak lagi sekelas.

Mereka memang bukan pentolan sekolah, tapi kelihaian mereka dalam bermain alat musik mampu membuat mereka dikenal dan patut diacungi jempol.

"Guys stop dulu ga sih,haus gue", ujar Nraxa yang langsung diangguki ketiganya. Ya,memang sudah sepantasnya mereka beristirahat sekarang karna sudah lebih dari setengah jam mereka latihan tanpa henti.

"Hadehh capek banger anjir, mana ujian ekonomi tadi bener-bener ngures energi gue!", keluh Neqra setelah meneguk sebotol minuman hingga habis tak tersisa.

Ozgi mencebik begitu mendengar ucapan Neqra. "Halah sok sok an ngures energi. Nyari juga enggak lo, palingan juga nyontek".

"Yee asal lo tau ya Gi. Nyontek itu lebih melelahkan daripada nyari jawaban. Nih lo bayangin. Selain kemampuan pendengaran yang harus maksimal, kecepatan tangan dalam menulis juga harus diperhatikan. Karna sedikit aja lo telat nyalin, si pemberi contekan akan kembali ngadep ke soalnya. Dan yang paling penting lagi, kemampuan memahami sekitar adalah hal yang utama, sedikit aja lengah lo lengah, Bu Sasmita bakal tau".

"Ya makanya belajar!", dengan satu toyolan di kening Ozgi berhasil membuat Neqra hampir saja terjungkal kebelakang kalau saja dia tak berpegangan pada kursi Nraxa.

"Sialan emang si Ozgi". Umpatnya dengan muka masam. Membuat Nraxa dan Maxien tertawa puas,sementara yang di sindir malah menggidikkan bahu acuh.

Suara pintu terbuka, membuat keempatnya langsung menoleh dan mendapati seorang gadis yang juga menoleh kaget kearah mereka. Namun sedetik kemudian tersenyum. "Misi ya, mau ngambil gitar", ucapnya langsung berjalan kearah gitar yang menggantung di dinding-dinding ruangan,dan kembali berjalan keluar setelah mendapatkannya.

Dug dug dug.

Satu dari keempat lelaki yang berada didalam ruangan itu membeku. Gadis itu, gadis yang sudah dikaguminya sejak beberapa tahun ini. Gadis itu masih sama cantiknya dengan yang ia temui saat pertama kali

"Cantik ye wak", Neqra berkomentar dengan ekspresi menjijikkan. Ozgi yang mendengar pun lagi-lagi menoyor kepala Neqra hingga membuat lelaki itu benar-benar terjungkal ke belakang.

"Andai lo tau gue udah lama suka sama elo", gumam seseorang.

...

Maxien langsung memasukkan motornya ke bagasi setelah menutup kembali pagar rumah. Dengan langkah sedikit cepat ia membawa tubuhnya menuju kamar yang terletak di lantai dua.

Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur dan memejamkan mata. Pikirannya melayang. Jantungnya juga masih belum stabil. Perasaan ini lagi-lagi mengganggunya. Melelahkan,namun juga menyenangkan. Seperti ribuan kupu-kupu sedang berterbangan didalam perutnya membuat ia pun tersenyum.

Tangannya bergerak mengambil ponsel dari dalam saku celananya. Setelah mengetikkan sandi dan membuka galeri,tangannya pun berhenti tepat ketika foto seorang gadis cantik terlihat. Gadis yang sedang tertawa dengan sebuah ice cream ditangannya. Seketika hatinya menghangat.

"Ini udah 5 tahun, tapi gue masih belum bisa ngungkapin perasaan gue ke elo".

Dia adalah Kiandra Arasha. Gadis cantik yang sekarang fotonya masih ia amati. Gadis cantik yang tadi datang untuk mengambil gitar di ruang musik. Dan gadis cantik yang mampu membuat Maxien benar-benar luluh dan tak mampu berpaling.

Ada banyak hal yang menjadi alasan kenapa sampai hari ini ia masih memendam perasaannya. Selain karna Rasha yang terlalu cantik untuk digapai, ia juga terlalu cupu untuk mendapatkan seorang Rasha.

"Pas liat lo diruang musik tadi, jantung gue masih berdetak cepat seperti biasanya. Gak tau gimana endingnya. Apakah lo bakal jadi milik gue,atau cuma hanya bakal jadi angan-angan selamanya".

"Den Maxien? ",ucap seorang wanita paruh baya yang kini tengah berdiri di pintu sambil membawa nampan di tangannya.

"Eh masuk mbok",ucap Maxien membetulkan letak kacamatanya, membuat wanita kepala lima itu langsung masuk dan meletakkan makanan dan susu di meja Maxien.

"Eh eh den Maxien tau gak? tadi mbok nonton film drakor yang kemarin mbok beli sama aden. Wah ceritanya sedih banget den",ucap si mbok antusias,membuat senyum Maxien mengembang.

"Trus mbok?"

"Iya, si laki-laki nya teh ninggalin pacarnya itu,padahal si neng nya lagi sayang-sayangnya. kasian banget si neng nya, mana cantik pisan lagi"

Tawa Maxien langsung pecah mendengar itu. Ibu-ibu satu ini memang berani berbeda.

"Si mbok ada-ada aja. mendingan mbok kurang-kurangin deh nge drakor, perbanyak film hidayah atau kisah nyata gitu mbok".

"Yee si aden mah ga pernah dukung mbok mau nonton drakor", ucap si mbok menggerutu sambil berjalan keluar.

"Astaga dosa apa sih gue punya pembantu yang kelewat gaul daripada gue", keluhnya setelah melepas kacamata dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

...

Hai hai haiiii....
Selamat bertemu di cerita kedua ku yaa☺☺

Kalo penasaran sama cerita pertama aku kalian bisa cek judulnya RAIN WITHOUT YOU

Jangan lupa vote yaaa....
Dan jangan lupa kepoin cerita pertama ku

Cowok CupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang