"Aaaahhh aaahh aaaahhh."
Aku mengerang semakin keras. Keringatku bercucuran deras meskipun AC kamarku menyala. Aku mendongak terbuai dengan kenikmatan. Kedua kakiku mengangkang lebar. Tanganku mengocok pelan kontolku yang tegang.
"Ohhhh sssshhh aaahhhh."
Sementara Om Han menggempur pantatku dengan penuh tenaga. Selangkangannya menghentak-hentak pantatku dengan liar. Kedua tangannya memegangi kakiku sebagai tumpuannya agar ritme genjotannya tetap terjaga.
Sesekali aku melihat wajah gadun gagah itu dan mata kami bertemu. Aku tak bisa menyembunyikan ekspresi bahwa aku benar-benar dimabuk kenikmatan karena ulahnya. Dia semakin ganas saja melihatku pasrah keenakan. Aku pun kembali memejamkan mata.
"Ohhhh, Daddy mau keluar," desahnya. Genjotannya juga semakin cepat dan acak-acakan.
Aku pun semakin mempercepat kocokan pada kontolku. Tapi kemudian Om Han menepis tanganku. Dia malah merentangkan kedua tanganku dan mencengkramnya dengan kuat. Om Han mengecup bibirku sekilas sebelum akhirnya bersarang di leherku dan melumatnya. Aku melingkarkan kakiku di punggungnya.
"Oohhhh..." Om Han mengerang panjang sambil menekan selangkangannya dengan kuat di pantatku. Membenamkan kontolnya semakin dalam. Tembakan-tembakan hangat pun terasa di lubang pantatku, sambil Om Han ikut menggelinjang.
Om Han terengah-engah sambil terus menciumi leherku. Aku menggodanya dengan mengejankan pantatku, meremasi kontolnya.
"Keluarin, Dad," kataku.
Dia lalu kembali duduk, tanpa melepas kontolnya, lalu mengocok kontolku sambil kembali digenjotnya pantatku dengan lembut. Tubuhku mulai menggeliat tak karuan. Om Han yang sudah mengenal reaksi tubuhku segera melepas kontolnya dari pantatku dan melahap kontolku. Aku meremas rambutnya dan mendongak. Hangat mulut dan hisapannya membuatku meregang kelojotan sementara semburan pejuhku tertampung di mulutnya, dan menelan seluruhnya.
Sampai aku kembali diam, Om Han masih saja mengulum kontolku. Kemudian dia mainkan kepala kontolku dengan lidahnya. Saraf-sarafku yang masih sensitif pasca ejakulasi dirangsangnya. Aku pun kejang-kejang kegelian. Kami bergumul dan bergulat, aku mencoba melepaskannya sementara Om Han tetap mempertahankan kontolku di mulutnya. Aku tak tahu mengapa Om Han suka sekali melakukan itu kepadaku, tapi aku juga menyukainya.
Setelah puas mengerjaiku, Om Han memagut bibirku dan berbaring di sampingku. Kami masih terengah-engah pasca permainan liar kami yang berlangsung dua jam lebih. Sekarang, setelah kegiatan kami selesai, AC yang memang sedari tadi bersuhu dingin akhirnya mulai terasa. Tubuh telanjang kami menggigil.
"Dingin banget. Kamu set berapa tadi?" tanya Om Han sambil masuk kamar mandi.
Aku pun meraih remote AC dan menaikkan suhunya. Tisu di meja kuambil dan kubersihkan pantatku dari sisa sperma Om Han yang masih berlepotan, lalu kubersihkan juga spermanya yang leleh di sprei.
Setelah kami bergantian membersihkan diri, kami pun bergumul di bawah selimut sambil tetap bertelanjang bulat. Aku tidur di dadanya sementara Om Han mengelus kepalaku dalam pelukannya. Aku sangat sayang dengan Daddy-ku ini.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Dennis, 21 tahun dan baru saja memulai tugas akhir di kampusku. Dari apa yang baru saja kulakukan, kalian bisa tahu kalau aku penyuka sesama jenis dan sudah beberapa kali menjalani hubungan dengan sesama pria. Tapi baru pertama kali ini aku menjalin hubungan dengan pria dewasa yang umurnya hampir sama dengan papaku.
Secara sekilas, jika orang-orang melihatku, mereka mungkin mengira aku memiliki kehidupan yang sempurna. Aku berkuliah di jurusan Teknik Sipil di salah satu PTN di kotaku. Prestasi akademik selalu berada di 5 besar sejak SD sampai SMA, bahkan sekarang juga menjadi salah satu mahasiswa berprestasi. Secara materi, aku bersyukur karena sangat tercukupi. Ganteng? Jangan ditanya lagi. Sejak dulu selalu menjadi pusat perhatian dan sasaran curi-curi pandang.
![](https://img.wattpad.com/cover/231963134-288-k952904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hubungan Terlarang (Kumpulan Cerita)
BeletrieSebuah kumpulan cerita pendek (one shoot) tentang hubungan yang tidak seharusnya terjadi. WARNING! Mengandung unsur LGBT dan adegan seksual yang digambarkan secara eksplisit. Hanya untuk pembaca dewasa (21+). Bagi yang belum cukup umur atau tidak me...