# Prologue

1.6K 165 52
                                    

Pan membolak-balik kertas pada buku yang baru saja ia ambil dari sang Dewi Kematian, "Ini kosong."

Tatapan gadis itu tajam, seolah meminta penjelasan atas apa yang terjadi pada ia dan seniornya kini. Hal itu sempat membuat sang dewi terpaku, namun kemudian ia mengembangkan senyum seraya menepukkan kedua tangannya.

"Kalau begitu pekerjaanku sudah selesai." Ujarnya, "Wow, aku bisa pulang cepat hari ini. Hebatnya aku! Aku pasti akan mendapatkan bonus dan promosi tahun ini."

Tidak ada rasa bersalah yang terpancar sedikitpun dari wajah sang Dewi. Senyum diwajahnya terlihat lebih lebar kali ini. Ia bahkan bertepuk tangan beberapa kali saat menjelaskan tentang bonus dan promosi.

Senyumnya memudar saat melihat tatapan tajam dari kedua orang yang masih berdiri di hadapannya, "Hey, kalian berdua siapa?"

Tawa canggung pun terdengar di tempat itu, mungkin sang Dewi sudah menyadari kesalahannya, "Baiklah! Aku tidak sengaja mencabut nyawa kalian berdua, tapi tenang saja aku bisa mengembalikannya"

Sangsi.

Itulah yang dirasakan oleh kedua remaja yang kini menahan rasa kesal mereka.

"Caranya?"

Biarlah Pan yang terus mencerca sang Dewi dengan banyak pertanyaan. Sedangkan seniornya, Kim, hanya bisa menghela nafas panjang. Entah apa yang bisa dilakukan dewi ini untuk mengembalikan mereka berdua.

"Kemarilah." Ujar sang Dewi sambil mengayunkan kedua tangannya, "Ayo mendekat." Lanjutnya lagi saat melihat tidak ada pergerakan dari kedua remaja di hadapannya.

Kini, biarlah Kim yang memulai langkah terlebih dahulu. Ia dan Pan perlahan menaiki tangga untuk mendekat pada sang Dewi Kematian.

Bahu keduanya disentuh. Rasa dingin menguar dari tangan Dewi Kematian yang kini menatap mereka bergantian, "Seperti ini!" Serunya sambil mendorong tubuh mereka berdua.

Suara teriakan dan tawa membaur di tempat itu sebelum semuanya menjadi hening dan kosong.

.

.

.

.

.

Sakit.

Mungkin itulah yang seharusnya dirasakan Kim saat ia kembali ke tubuhnya. Seingatnya, ia dan Pan mengalami kecelakaan motor malam itu. Setelah ini, ia akan meminta maaf kepada orang tua gadis itu karena tidak berhati-hati saat berkendara.

Namun, rasa sakit yang kini ia rasakan sangat berbeda. Tidak ada rasa sakit atau perih yang biasanya dialami seorang korban kecelakaan. Ia hanya bisa merasakan sakit di punggungnya karena berbenturan dengan benda keras.

Kabut putih menghalangi pandangan Kim saat ia membuka kedua matanya. Perlahan, ia bangkit dari posisi tidurnya. Ia tidak bisa menutupi rasa kagetnya ketika menyadari bahwa dirinyaa masih berada di tempat yang sama. Sendirian.

Dimana Pan?

Dimana Dewi Kematian?

Dengan perasaan kalut, ia kembali membuka lembaran buku yang entah sejak kapan berada di tangannya.

Lembar itu masih kosong.

Tapi mengapa ia masih berada disini?

"Kenapa?"

Hanya kata itu saja yang bisa keluar dari mulutnya yang mulai mengering. Rasa takut dan sepi perlahan menyeruak. Masih banyak yang belum ia selesaikan di hidupnya. Ia masih belum menyelesaikan masalah dengan keluarganya. Belum lagi hubungannya dengan Kana.

Dan juga,

"Way..."

Ia bahkan belum sempat mengungkapkan perasaannya kepada lelaki itu.

Deru angin membalik lembaran buku yang ia pegang. Air matanya perlahan mengalir saat melihat namanya kini tercetak jelas di dalam buku itu.

Apakah ia sudah mati?

"Oh Tuhan...

Kumohon..."

Ujarnya di tengah isak tangis yang kini mulai terdengar.

"Kimhan"

Gema suara itu sontak menghentikan tangis Kim. Ia melihat ke sekeliling namun nihil, tidak ada siapapun disana.

"Kimhan, Aku memiliki sebuah penawaran untukmu"

Suara itu kembali menggema memecah sepi. Kim hanya bisa mendengar suara yang lembut namun terdengar tegas itu dengan seksama.

"Jika kau ingin kembali, kau harus..."

Kim hanya bisa mengangguk, menyetujui semua syarat yang diungkapkan suara tersebut. Jika ini satu-satunya jalan baginya untuk kembali, maka ia harus siap dengan segala resiko yang ada.

"Ya, aku bersedia"

Hal yang terakhir ia lihat adalah putih, sebelum tubuhnya terasa ringan.

.

.

.

.

.

Lapak curcol

Haiii

Jujur, ini pertama kalinya aku nulis lagi setelah sekian lama, jadi maafkan kalau penulisannya jelek atau feel-nya masih belum dapet. Awalnya aku ngga niat buat bikin ini, tapi gara-gara ending waykim di drama-nya yang tragis banget jadi aku mutusin buat bikin story ini haha

Katanya sih The Shipper ini bakal ada season ke dua. Moga aja bener dan digarap sama team dan cast yang sama. Aku pengen waykim dapet happy ending tapi cast-nya tetep fluke sama first please, agak aneh sih kalo mereka diubah.

Atau mungkin fluke sama first dikasih drama bl baru yang happy ending :) damage mereka gede banget soalnya haha mungkin bisa jadi holy trinity generasi selanjutnya. Potensinya gede loh, tolong diperhatikan ya @ gmmtv.

Oke, curcolnya panjang banget haha selamat menikmati ride di story ini ya, jangan lupa tinggalkan jejak :)

.

.

.

.

.

True Love
Chapter 00 - #Prologue
Published: 09 Agustus 2020

.

.

Next Chapter:
"Way's Dream" ---

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang