Irreplaceable

565 114 18
                                    

"Melamun terus." 

Kim bisa merasakan hidungnya di cubit oleh Way yang sedang duduk di hadapannya. Ada senyum jenaka yang terpatri di wajahnya, seakan merasa puas telah membuat hidung Kim memerah akibat perbuatannya tadi.

"Way…"

Way mengernyitkan keningnya saat tidak mendapatkan reaksi yang diharapkan dari Kim. Lelaki yang lebih pendek itu justru menatapnya dengan pandangan yang sangat memelas. Ekspresi itu tak ayal membuat Way bingung dan juga khawatir. 

"Ada yang mengganggu pikiranmu?"

Kim hanya menghela nafas kemudian menggelengkan kepalanya. Ia kembali mengaduk-aduk makanan yang ada di hadapannya. Tubuhnya terlihat sangat kecil dan lesu. Seolah ada sebuah beban besar yang sedang ia tanggung sendirian.

"Hey…" tangan Way terjulur untuk menggenggam tangan Kim. "Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, aku siap mendengarkan."

Lagi-lagi, Kim menggelengkan kepalanya. Bukannya tidak mau, tapi Kim justru bingung memulainya dari mana. Banyak sekali hal yang ia pikirkan. Belum lagi soal mimpinya dan suara-suara yang sering ia dengar belakangan ini. Semuanya membuat Kim merasa lelah dan pusing. Ia ingin mengutarakan semuanya. Tetapi di sisi lain, ia juga tidak mampu mengungkapkannya.

"Kim, lihat aku." 

Ucapan Way terdengar sangat lembut namun mampu menarik Kim untuk menatap mata pemuda tersebut. Tatapannya yang teduh sontak membuat nafas Kim tercekat.

"Jangan pernah berpikir untuk menanggung semuanya sendiri. Kali ini, bagi masalahmu denganku. Aku juga ingin menjadi orang yang bisa kau andalkan, Kim."

Keraguan yang tadi sempat dirasakannya, perlahan menghilang. Kata-kata yang diucapkan oleh Way meyakinkan Kim bahwa lelaki ini akan berusaha untuk memahami situasinya. Lelaki ini akan tetap di sisinya untuk melalui semua masalah yang sedang Kim hadapi saat ini.

"Kim… jika kau tidak mau membicarakannya sekarang, tak apa. Tapi ingat, aku akan selalu ada untukmu."

Tidak ada keraguan yang Kim tangkap dari sorot mata Way. Seluruh ucapannya sangat tulus dan penuh keyakinan. Hal ini membuat hati Kim bergetar. Ia mengeratkan genggaman tangan mereka, mencoba untuk mendapatkan kekuatan dari lelaki di hadapannya ini.

"Way…"

"Hm?"

"Semuanya sangat rumit. Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Aku sangat bingung, Way." 

Way hanya tersenyum, sebelah tangan yang lain ia gunakan untuk mengelus pipi Kim, menenangkan lelaki yang tampak sangat resah dengan semua yang ia alami.

"Tarik nafas, Kim." Lelaki yang lebih pendek pun mencoba untuk menenangkan dirinya, "Kau bisa memulai dari mana saja. Akan ku dengarkan."

Pikiran Kim menerawang ke kejadian yang ia alami selama beberapa minggu terakhir. Kim menyadari, semua kejadian ini baru ia alami setelah pertemuannya dengan Way hari itu. Sejak pertemuan pertama mereka, Kim sangat yakin kalau lelaki di hadapannya ini ada hubungannya dengan masa lalu yang ia lupakan. Apakah pertemuan mereka sore itu menjadi pemicu ingatannya untuk kembali?

"Apa kau pernah memimpikan sesuatu tapi kau masih bisa mengingat dan merasakannya saat kau terbangun?"

Kening Way mengernyit, mungkin memikirkan pertanyaan aneh yang sedang Kim utarakan saat ini, "Akhir-akhir ini aku selalu memimpikan hal yang sama. Disana hanya ada aku dengan seorang gadis yang tak ku kenali. Tapi kemudian, gadis itu menghilang. Hanya ada aku disana, Way. Semuanya terasa sangat menyakitkan. Rasanya sangat dingin dan sepi. Lalu, ada suara yang memanggil namaku. Suara-suara itu bahkan sering aku dengar saat aku terbangun." 

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang