Room 6

123 27 8
                                    

Laum berkata sinis dengan menyunggingkan senyum mengejek pada Riena. Sedangkan wanita salah kostum itu hanya diam, malahan dia menatap kearah Jay dan Lavin. Riena berjalan mendekat kearah mereka.

"Di flat milik Calie ada submisive?" Wajah wanita itu sedikit aneh saat mendapati presnsinya dan Jay. Lavin memilih menyunggingkan senyum tipis dan mengenalkan diri pada wanita dihadapanya.

"Lavin Kenneth. Tetangga."

"Jay Hamson. Teman sekolahnya Calum."

"Hai," sapaan dingin itu menyambangi pendengaran Jay dan Lavin. Lavin bisa merasakan alisnya berkedut kesal.

Wanita itu kembali kesamping Calum dan menggandeng lengan kekar itu. Wanita itu menarik Calum agar menjauh dari kumpulan ini dan hanya berduanya dengannya.

Lavin mengerutkan dahi mengejek saat melihat Riena yang dengan dramatis tersandung. Calum dengan reflek memegang pinggang dan lengan Riena agar tidak tersandung.

"Apa kau melihat kerikil besar yang bisa menyandung kaki porselen miliknya?" Lavin berbisik lirih pada Jay. Jay menggeleng.

"Kau tau, yang kulihat adalah dia tersandung oleh tumpukan dosa miliknya," Jay membalas lirih sambil terkekeh pelan agar wanita salah kostum itu tidak mendengar ghibahan nya dan Lavin.

"Terimakasih Calie," suara yang menurut Lavin di lembut-lembutkan itu mengisi keheningan yang dibuat oleh para penghuni flat ditambah Laum dan Daniel.

Suasana yang sedikit canggung ini terpecah kala mendengar Meora memekik ingin bermain kembali dan beberapa orang yang lapar.

"Apa kau merasa kalau dia menyebalkan dan rese'?" Lavin menatap punggung polos milik Riena yang berjalan manja disamping Calum bahkan beberapa kali mengayunkan gandenganya pada Calum. Seakan mengumumkan pada dunia kalau Calum hanya miliknya.

"Bukan merasa. Memang dia se jalang itu," Jay memandang sinis wanita salah kostum itu.

🚪🚪🚪

Oke, bagi Lavin makan siang dengan tumpukan daging panggang yang tersajindi atas piring lebar. Bahkan satu kuali sedengan berisi rissoto keju mengepulkan uap hangat dengan aroma sedap.

Suasana sedikit ricuh karen berebut mengambil makanan. Lavin menyalurkan mangkuk kecil  pada Jake yang tepat duduk di sebelahnya. Mangkuk yang dia salurkan sudah sampai ujung-- tempat Calum duduk didekat Riena yang masih senyum-senyum gila.

"Jay tolong ambilkan itu dong-"

"Itu! Nabe!"

"Woahh enak sekali!"

"Enak kah?" Jake bertanya memastikan.

"Enak sekali! Jake"

"Wah aku bersyukur tidak memasakan hal buruk pada kalian," senyum kelinci milik Jake merekah lucu.

Lavin menatap sebentar kearah Jake yang terlihat mempesona dengan senyum miliknya. Dia mengalihkan pandangan pada makanan didepanya dan segera melahapnya. Sedikit melelahkan untuknya dan Jay yang membantu memasak.

Setelah makan siang, kelompok piknik ini terpecah. Daniel yang mengabadikan momen dengan Jay sebagai asistennya dan Meora yang menjadi modelnya. Calum dan Riena yang masih duduk santai di meja makan, Riena dengan senang hati mengambilkan sup ringan dan menyodorkanya pada Calum yang bersandar malas dikursinya.

Temporary [BANGINHO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang