BAB 12 (18+) Godaan Di Malam Hari

285 7 0
                                    

“Kenapa bisa gitu?”

“Karena kamu sudah nikah, kalau pun hamil, sudah sah, halal, enggak akan bikin malu, soalnya yang hamilin kamu kan suami kamu sendiri,” katanya dengan wajah yang tiba-tiba ia benamkan di ceruk leherku.

“Mas ...,” lirihku.

“Diamlah, biarkan seperti ini, sebentar saja,” ucap Mas Fatih.

Aku kembali menuruti perkataannya, diam, menerima setiap gerakan yang dia salurkan padaku.

Namun, setelah aku memikirkannya kembali, Sebenarnya dia itu kenapa? Apa dia salah makan? Kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini padaku?

“Mas,” panggilku.

“Hm?”

“Mas sakit ya?” tanyaku.

“Enggak,” jawabnya, “Kenapa kamu bertanya seperti itu?”

“Enggak pa-pa, Mas. Fera cuma heran, kenapa Mas Fatih tiba-tiba seperti ini sama Fera.”

Mas Fatih diam untuk beberapa saat, lalu kemudian ia bertanya, “Salah ya?”

“Eh? Salah apanya Mas?” tanyaku tak paham.

“Salah ya kalau seorang suami peluk istrinya?”

Kicep. Aku tidak dapat berkata-kata lagi.

“Kenapa diam?” tanya Mas Fatih, “Jawab, salah apa enggak?” desaknya.

Aku pun langsung menjawabnya cepat, “Enggak, Mas, Enggak salah kok.”

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan di antara kami, hingga keheningan pun terjadi. Hanya suara deruan napas yang terdengar.

Walaupun posisi kami terlihat kurang nyaman. Tapi, tubuhku berkata kalau ini adalah posisi yang paling menyenangkan yang pernah aku rasakan.

Kehangatan dari tubuh Mas Fatih yang tersalur padaku, membuatku merasa tenang dalam damai.

Hanya saja, semua yang aku rasakan ini tidak bertahan lama.

Saat aku ingin membalas pelukan Mas Fatih, pria itu tiba-tiba saja langsung melepaskan pelukannya.

“Aku mau mandi, siapkan pakaian ganti untukku,” ucapnya setelah itu ia berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarku.

Aku diam menatapnya, hingga tubuhnya itu lenyap di balik pintu kamar mandi yang ia tutup rapat.

~•••~

Malam semakin larut. Aku menatap jam dinding, pukul sebelam malam. Sudah dua jam lebih Mas Fatih berada di dalam kamar mandi. Tapi, pria itu seolah tidak akan pernah keluar dari dalam sana.

Aku mengusap pakaian tidur yang sudah aku siapkan untuknya. Kemudian netraku kembali mengamati pintu kamar mandi. Menunggu sosok itu keluar dari sana.

Apa sesuatu terjadi padanya? Kenapa dia belum keluar juga?

Pikiranku kalut, apa benar-benar terjadi sesuatu padanya? Bagaimana kalau dia ternyata pingsan di dalam kamar mandi?

Panik pun menyerang jiwaku. Aku lantas berdiri tegak, meletakkan pakaian Mas Fatih ke atas ranjang, lalu melangkah mendekati kamar mandi itu.

Namun, saat langkahku hanya berjarak satu meter dari pintu kamar mandi, aku mendengar suara aneh.

Suara yang membuat telingaku merasa gatal dan ingin mendengarnya lebih, lebih jelas lagi.

Secepat kilat aku pun mendekati pintu kamar mandi itu. Lalu menempelkan telingaku pada pintu tersebut.

Dan, kini aku mendengarnya dengan jelas.

Young WifeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang