Sehun terus berlari masuk ke dalam gang kecil yang tidak jauh dari tempat kericuhan tadi. Ia berharap para penggemar-nya tidak menemukannya sampai ke mari.
Dadanya naik turun akibat kelelahan, ia menyeka keringat yang membasahi pelipisnya dengan sebelah tangan— dan tangan yang satu lagi....
"Apa kau sedang tidak sadar, tuan OH."
"Mwo??"
Srekk..
Gadis itu menyentak tangannya yang sedari tadi di tarik-tarik oleh pria aneh yang terlihat seperti vampire itu menurutnya. Itu mengenal orang ini— tentu saja, dia Oh Sehun. Oh Sehun, si idol dari boy grup laris di Korea Selatan.. Huft.. Mimpi apa dia kemarin malam hingga mendapat rejeki nomplok seperti ini?? Hahahaha.. Jiwa ke-barbarannya sudah meronta-moronta, ia ingin sekali menerjang pria itu dengan pelukan mautnya, tapi jika melihat situasi dan kejadian tadi ia jadi malah sebal dengan orang ini.
"Kenapa kau menarikku? Kau meninggalkan Manager mu di sana."
Pria itu taunya malah tersenyum samar. Sesungguhnya malam ini benar-benar seru untuknya. "Aku tidak tau, itu refleks terjadi."
"Oh.. Ya sudah kalau begitu, mana??"
"Hmm."
Gadis itu mengulurkan tangganya, dan Sehun mengerinyit tak paham. "Apanya yang mana??"
"Pakai tanya lagi, ya ganti ruginyalah.. Apa lagi. Cepat, aku sudah terlambat."
"Heol.. Apa kau seorang tuna wisma?? Kenapa seolah tidak punya uang sama sekali. Sabar dulu— aku pasti akan menggantinya, Lagipula ini bukan kesalahanku,'kan. Jadi tunggu saja sampai Manager Hyung kemari."
"Apa? Kau gila. Di sini— dengan mu?? Jika ada penggemarmu yang melihat ini, aku akan tamat." Gadis itu menunjuk-nunjuk hidung Sehun dengan kesal. Lagi-lagi ia direpotkan oleh pria-pria aneh ini.
"Bukan kau yang tamat, tapi aku. Manager Hyung akan menendangku setelah ini. Ini semua gara-gara kau."
"Aku?" Gadis itu menunjuk dirinya sendiri dengan bibir mencibir.
"Ya, tentu saja Kau."
"Kenapa aku? Yang salah itu Manager mu. Dia menjatuhkan makanan milikku, aku hanya minta ganti rugi. Dan soal kericuhan ini, itu semua karena dirimu. Jika kau tidak datang dan berteriak seperti tadi, mereka tidak akan tau jika itu kau. Jadi semua ini bukan salah ku , Lagipula—
"Cukup. Kau— gong berisik. Diam, aku pusing mendengar suaramu."
"KAU—
"Oh Sehun."
Entah refleks dari rasa terkejut atau apa. Si piyak itu tidak menyadari jika ia malah langsung bersembunyi di belakang tubuh gadis asing yang bahkan baru ia temui kurang dari lima belas menit— Sehun bersembunyi, menghindari tatapan merenggut marah dari Manager-nya yang juga terlihat engos-engosan.
"Dimana si Piyak itu?"
"Piyak??" Gadis itu berusaha menyingkirkan tangan Sehun yang berada di pinggang-nya. Ia kesal— sepertinya orang ini sedang mencari-cari kesempatan dalam gang sempit!!
"Oh Sehun, Oh Sehun. Dimana Oh Sehun, tadi??"
"Oh.. Dia— ini. "
"Dasar Gong berisik, kenapa kau memberi tahunya. Bodoh."
"Kau— kau mengatai ku bodoh. Sialan kau."
Siapa yang terima dikatai seperti itu, sekalipun orangnya setempat lelaki ini. Yang namanya penghinaan harus tetap di balas— kurang ajar.
"Dasar Piyak tidak tahu diri— pria jelek, menyebalkan—
Bugh..
Bugh..
Bugh..
"Ya.. Ya.. Ya.. Hyung tolong aku— yak sakit bodoh, apa yang kau lakukan."
Bugh..
"Kau mengataiku bodoh. Yang bodoh itu dirimu."
Bugh..
"Astaga, Hyung cepat hentikan wanita ini. Sungguh Hyung, ini benar-benar sakit— akhh.."
Bugh..
"Cukup-cukup, Hentikan nonna. Jangan seperti ini. Itu namanya tindak kekerasan, kau bisa terjerat pasal kriminalisme. Sudah hentikan."
Napas gadis itu memburu, ia menjatuhkan tas kecilnya— berjalan mendekati pria berkaca mata dengan matanya yang melotot jengkel. Ia menggulung lengan mantel-nya dan berjalan mendekat. "Kau bilang ini tindak kriminalisme??— apa kau pikir kejahatan mu juga bukan tindakan kriminalisme?? Kau menabrakku dan tidak mau ganti rugi, dan si— Oh Sehun piyak ini juga dengan lancang menyentuh tangan ku, itu namanya tindakan asusila. Kalian berdua bisa kulaporkan ke kantor polos, jadi jangan macam-macam."
Dua pria itu meneguk ludah kasar, sepertinya wanita ini tidak main-main dengan ancamannya. Mengerikan. "Baiklah, sekarang apa maumu? Kita berdamai saja. Kami sudah benar-benar terlambat."
"Kau pikir aku juga tidak terlambat, Kalian pikir aku ingin berlama-lama memperpanjang masalah agar dapat lebih lama bersama dengan kalian berdua, memangnya siapa yang membuat masalah ini jika bukan kau— dan kau piyak, menyebalkan."
Oh Sehun mengangkat bahunya. "Aku tidak berkata seperti itu, jangan buat kesimpulan sendiri. Ujung-ujungnya kau juga yang merasa tersinggung."
"APA-
"Sudahlah Oh Sehun, lebih baik kau diam. Jangan memperpanjang masalah."
"Jadi apa mau mu??"
Manager Hyung menyeka keringat yang membanjiri dahinya. Para penggemar Oh Sehun benar-benar barbar.
"Tidak ada."
"Haah??"
"Nafsu makanku sudah hilang gara-gara kalian. Seharusnya kau langsung saja mengganti rugi tadi— kau tahu, aku benar-benar kelaparan."
"Oke."
"Kami akan mengganti makananmu dengan uang, tapi kuharap masalah ini selesai dan nonna tidak meributkan kejadian ini kemana-mana."
Plak..
"Auhh.. Sshit..."
Sepertinya hari ini benar-benar sial. Sudah di jambak habis-habisan oleh pengaggum si Sehun, lari-lari hingga engos-engosan, kena tampar pula oleh si nenek lampir ini.
Benar-benar dies nafastis.
"Kau pikir aku wanita murahan yang akan diam ketika di suap dengan uang. Kalian berdua keterlaluan. Sudah kubilang jika nafsu makanku hilang, apa kalian benar-benar bodoh."
"Jadi Apa yang kau inginkan nonna?? Tolong jangan buat kami bingung."
Sehun berdecak. "Cih.. Kami, Hyung aja kali. Akumah tidak." sebelum kembali membuang pandangannya ke sembarang arah.
"Kau-
"Pergi."
"Apa?"
"Aku bilang pergi. Untuk kali ini aku akan memafkan kalian berdua. Jadi pergilah."
"Heol.. Dari tadi dong, gitu aja su—
"PERGI."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE UP IDOL
FanfictionKetika Seorang [ IDOL JATUH CINTA] Dengan Si Penata Riasnya. "Tidak semua orang menyukai-mu. Walau kau tampan, percayalah. Bahkan pecandu -pun membenci Somnolen. Aku sangat tidak suka dengan perkataan -mu tadi, kau hanya orang asing. Jadi bersikapl...