"Aku rasa wanita itu tidak benar-benar menepati perkataannya."
"Memang-nya dia belum datang, ini sudah hampir siang Hyung."
Sehun melirik pandangan sekitar, mereka berada di ruang Make up. Sebentar lagi acara live studio akan segera di mulai. Chanyeol bahkan sedang di tata oleh make up artis-nya, dan ia sadari tadi hanya duduk— sesekali mengecek isi ponsel dan jam tangannya.
"Hyung."
"Jangan merengsek, kau pikir aku tahu jika dia tidak profesional seperti ini."
Beberapa staf mondar-mandir di area itu. Chanyeol hanya bermain dengan ponselnya— sebenarnya jika pun harus menunggu ia selesai guna bergantian dengan Sehun, masih bisa terhandel masalah saat itu— hanya saja Sehun dan Manager Hyung terlalu panik sendiri, ia bahkan di acuhkan sejak lima belas menit yang lalu.
"Coba Hyung hubungan dia lagi, siapa tau dia terjebak macet."
"Kau tidak lihat apa yang sedang ku lakukan? Diam dan habiskan saja makanan-mu dulu."
———
Seperti biasa, seperti kemarin, dan seperti yang sudah-sudah. Cuaca di seoul sedang dalam mode terburuk, jika bisa ia membenci situasi dan marah pada sesuatu. Rosie akan memaki keadaan yang membuatnya terjebak di halte bus ini.
Rosie pikir jika setelah menyelesaikan kerja paruh waktunya di kafe ia bisa langsung dengan cepat pergi ke lokasi tempat Oh Sehun syuting sore hari ini, tapi ketika ia mendongak ke atas— awan mendung bahkan masih menyelimuti langit. Tidak ada tanda-tanda jika hujan akan segera redah, dan Cindy Nonna juga mulai rewel dengan keadaannya. Wanita itu memaksa ingin menjemput-nya, tapi ia menolak— akan sama saja akhirnya jika Cindy Nonna menjemput-nya ke tempat ini. Mereka akan sama-sama terjebak hujan dan berakhir tidak bisa pulang.
Jika seperti ini, hasilnya akan sama saja dengan pekerjaannya dua hari lalu. Ia bahkan belum melakukan tugasnya, tapi melihat keterlambatan ini— Tidak ada alasan lain ia mendapat makian dari atasannya dan mungkin juga ia akan langsung di pecat.
Sudah lebih dari lima belas menit tapi bus tidak juga datang. Sebenarnya lokasi yang dikirim Choi Woojin tidak lumayan jauh dari lokasi ia terjebak saat ini. Jika mengendarai sepedah motor pasti juga akan cepat sampai. Hanya butuh melewati lima blok dan dua jalan raya.
Hmm..
"Auh.. Jinjja."
Kurang lebih dua puluh lima panggilan sejak lima belas menit ia dapat dari Kontak Manager Choi— namun tidak ada juga tanda-tanda ia akan meladeni si penelfon. Terakhir ia mengangkat panggilan pria itu saat lima menit sesudah turun hujan, dan pria itu memakainya.
Ia jadi tidak enak hati.
"Enggak beres. Jika seperti ini aku akan dipecat lagi. Auhh... Sial."
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, udara dingin membuat lipstick yang ia pakai memudar lebih cepat. Sayangnya itu bukan lipstick matte, hanya lipsblam biasa. Bibi-nya sedikit pacat, dan riasan wajah yang dipakainya juga menahap pudar.
Tangannya tanpa henti menggaruk tengkuknya yang mulai merinding. Ia tidak tahu jika akan hujan, belum ada persiapan matang. Tidak ada payung bahkan mantel hangat untuk tubuhnya.
"Nekat aja kali ya."
Kepala-nya bergerak gelisah, memutar arah ke jalan raya.
Ia harus menerobos hujan ini jika tidak mau 20 ribu won nya hilang dengan cuma-cuma.
Dan benar saja, ketika beberapa mobil yang mulanya berjalan dan lampu merah menyala membuat para pengemudi berhenti. Dengan segenap kenekatan yang ada, gadis 20 tahun itu akhirnya berlari dengan terpongoh-pongoh menghindar dari rintik-rintik air hujan yang jatuh mengenai kepala dan pakaiannya— hanya tas kecil yang ia gunakan untuk menutupi separuh tubuhnya, walau ia tahu. Semua itu sama sekali tidak membantu dirinya.
———
"Aku yakin dia akan terlambat lagi." bahkan di kamarnya Cindy tidak bisa tenang.
Ia seharusnya menjemput Rosie saja walau dia menolak, hujan semakin deras. Kemungkinan buruk bisa saja terjadi di luar. Keadaan seperti ini membuatnya mengumpat dongkol.
Cindy berdiri, ia bahkan belum makan apapun sejak pulang dari pekerjaannya.
Ia terlalu cemas.
"Bagaimana ini??" ia mengusap dadanya yang berderak kencang, tidak biasa diam karena ia terlalu cemas.
Ketika ia merampas ponselnya dari atas meja. Ia menimbang-nimbang sesaat jika harus menghubungi Manager Oh Sehun yang memberi pekerjaan pada Rosie.
Kemungkinan gadis itu sudah sampai di sana, karena setelah tiga menit lalu Rosie tidak juga mengangkat panggilannya.
"Ha-hallo??"
Dia mengerinyit, panggilan telah tersambung namun yang ia dengar hanya suara bising yang mengganggu.
Mungkin mereka terlalu sibuk.
Ketika wanita itu berniat mematikan panggilannya orang di seberang sana mulai membuat suara.
"Siapa??"
Cindy mulai gugup. "Aku Cindy. Kau ingat??"
Hening sesaat, Cindy menelan ludahnya kasar. Apa Rosie sudah datang, apa gadis itu baik-baik saja??
"Hallo??"
"Dimana teman-mu Nonna?? Ini sudah lebih dari setengah jam, kemana dia??"
Deg..
"Rosie belum datang??"
"Tentu saja. Jika sudah aku tidak akan menanyakannya padamu."
Dia juga bingung. Kemana gadis itu?? Apa masih di halte atau apa??
"Temanmu sangat tidak profesional. Dia membuatku semakin pusing, jika memang tidak sanggup kenapa mengatakan bisa kemarin. Jika seperti ini seharusnya aku tidak percaya padanya."
"Tu-tunggu, tapi di luar sedang hujan deras. Dia mungkin terjebak di suatu tempat, aku akan pergi mencarinya."
"Hujan??"
"Tunggu sebentar lagi, aku akan mencari dia keluar sebentar. Kumohon bersabarlah."
Pip..
———
Sehun dan Chanyeol memandang Manager-nya heran. Pasalnya pria itu terlihat mengerinyit, bahkan kedua alisnya menukik heran.
"Ada apa, Hyung? Dimana gadis itu??"
"Apa di luar sedang hujan??"
"Hujan??"
"Di luar hujan, benarkah??"
Chanyeol mengedikan bahunya, ia sedikit membenarkan tatanan rambutnya yang sedikit menutupi kedua matanya.
"Apa di luar Hujan, Sojung - sii??"
Manager Hyung terlihat bertanya pada salah satu staf di sana. "Ya, hujannya sangat deras. Memangnya ada apa Sajang-nim??"
"Tidak, tidak. Lanjutkan saja pekerjaanmu."
"Sepertinya dia tidak akan datang, Sehun. Di luar sedang—
Brak..
"Maaf aku terlambat."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE UP IDOL
FanfictionKetika Seorang [ IDOL JATUH CINTA] Dengan Si Penata Riasnya. "Tidak semua orang menyukai-mu. Walau kau tampan, percayalah. Bahkan pecandu -pun membenci Somnolen. Aku sangat tidak suka dengan perkataan -mu tadi, kau hanya orang asing. Jadi bersikapl...