"Jadi kemana perginya nonna Lee? Disaat seperti ini dia malah meminta cuti, tidak masuk akal."
"Dia menikah di waktu yang tidak tepat."
"Benar, tidak tepat untuk kita— lebih tepatnya."
Yang satu menggaruk rahangnya kesal, yang lebih tinggi hanya duduk sambil menopang dagu, dan yang satu lagi tak ambil pusing — baginya, minuman dengan campuran bubble dan tea itu adalah yang utama.
Besok tepat hari sial untuk sang Manager. Baginya besok adalah dies nafastis terbesar dalam mengatasi masalah artis-arisnya.
Kesibukan untuk menyiapkan persiapan comeback, mengenai —pakaian, jadwal panggung yang belum juga siap ia benahi sejak tiga hari lalu dan sekarang masalahnya bertambah lagi— bagaimana bisa ia lupa tentang jadwal cuti yang make up artinya telah buat. Seharusnya ia merekap kembali jadwal yang ada, jika sudah begini semua akan kacau.
"Kalian benar-benar tega dengan Hyung, apa tidak ada sedikitnya rasa empati yang kalian rasakan untuk ku. Berpikirlah sedikit, bagaimana caranya mengatasi masalah ini. Aku harus mencari penat rias dimana malam-malam seperti ini??"
Chanyeol mengedikan bahunya acuh, "Itu bukan urusanku, lagi pula yang kabur bukan penata rias ku. Suruh saja si cadel ini berpikir, aku mau keluar."
"Mau kemana kau?? Ini sudah malam bodoh."
Chanyeol berbalik, wajahnya yang sedikit inocent tersenyum dengan lebar. "Apartemen Baekhyun, tentu saja. Begitu saja bertanya."
Pria tiga puluh delapan tahun itu memijat pangkal hidungnya, bagaimanapun juga mengurusi idol itu tidak mudah — apa lagi jika idol-nya adalah orang-orang seperti Sehun dan Chanyeol. Mereka berdua sangat sulit diatur, tidak seperti anggota yang lainnya.
"Oh Sehun."
"Ya."
"Oh astaga, Hyung berbicara padamu sejak tadi. Apa kau tidak dengar??"
"Aku dengar, Hyung."
"Sungguh? Memangnya apa yang aku katakan??"
Sehun meletakkan kedua tangannya di depan dada, sebelum berdiri dari sofa-nya. "Hyung bertanya jika Chanyeol Hyung mau kemana, 'kan? Dia pergi ke apartemen Baekhyun Hyung. Sudah."
"Keparat kau Oh Sehun."
Manager-nya bersungut-sungut, melempar cup sisa minuman yang telah raib Oh Sehun telan— sebenernya minuman itu miliknya.
Bener-bener anak kurang di ajar.
"Cepat keluar."
"Apa? Ini sudah malam Hyung."
"Keluar."
"Apa sih Hyung, ini sudah mal-
"KELUAR."
Kalau sudah begini Sehun juga tidak bisa berbuat apa-apa— Manager Hyung yang sudah berteriak sama saja dengan Jongdae Hyung yang tengah bernyanyi.
***
Gadis itu mengerinyit ketika udara dingin merengsek masuk ke dalam serat-serat kain yang ia pakai. Satu mantel saja sepertinya tidak cukup menutupi hawa dingin yang belum juga terbiasa dirasakan tubuhnya. Setidaknya ia baru tiga tahun berada di sini— belum terlalu lama, jadi fine fine saja jika ia masih suka mengigil— cuaca di Korea dan Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan angka 11 dan dua 12 tentunya, semuanya sangat berbeda jauh.
Tidak bisa dibilang malam jika berada di Myeongdong, daerah ini seperti perputaran 24 jam di New York. Time Sqwere dan Myeongdong seperti tidak pernah ada tidurnya. Ia jadi tidak takut untuk berjalan-jalan seorang diri. Lagipula situasinya cukup ramai— jika ada yang menggangu ia tinggal berteriak saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKE UP IDOL
Fiksi PenggemarKetika Seorang [ IDOL JATUH CINTA] Dengan Si Penata Riasnya. "Tidak semua orang menyukai-mu. Walau kau tampan, percayalah. Bahkan pecandu -pun membenci Somnolen. Aku sangat tidak suka dengan perkataan -mu tadi, kau hanya orang asing. Jadi bersikapl...