[2] Alasan Bertahan

95 11 8
                                        

HAPPY READING

"Disini ada yang namanya Cheesy kan? Suruh kesini atau kalo gak mau gua minta semua guru-guru yang ngajar kalian buat ngurangi nilai kalian semua" ucap Antanio penuh kemenangan.

Karena Cheesy sudah merasa tersudutkan akhirnya ia memilih untuk bertemu dengan Antanio walaupun sebenarnya dia malas untuk berurusan lagi. Kalau tidak karena paksaan teman-temannya dia juga ogah ketemu Antanio.

Saat sudah didepan pintu ia mengembuskan napas kasar. "Mau apa?" ucap Cheesy to the point

"Nikahin lu"

DEG. Seketika tubuh Cheesy mematung.

"Lo kenapa?" Cheesy terdiam, tatapannya kosong. "Oy lo kenapa?" tanya Antanio khawatir. Dia menggoyangkan tubuh Chessy namun tetap saja dia tetap diam tanpa ada pergerakan apapun.

"Enggak, gua cuma inget sesuatu" ucap Cheesy takut.

"Lu kenapa kayak takut gitu? Atau jangan-jangan lo anggep omongan gua tadi serius ya? Ngaku lo" desak Antanio membuat Cheesy bingung harus menjawab apa. "Ck. Enggak bambang. I-itu....g-gua...i-inget sama seseorang" jawab Cheesy gugup.

"Siapa?" selidik Antanio.

"Bukan siapa-siapa" tegas Cheesy. "Lu tadi mau ngomong apa?" lanjut Cheesy memgalihkan pembicaraan.

"Nih" ucap Antanio sambil memberikan amplop coklat yang dibawa tadi. Cheesy menerima amplop coklat itu. "Dibuka pas sampai rumah, jangan disini. Sampai lo buka disini abis masa depan lo" ancam Antanio. Cheesy mengerucutkan bibirnya kedepan.

"Gak usah digitu-gituin tuh bibir bikin nafsu aja" Cheesy langsung memelototinya. "Canda elah. Mana mungkin gua nafsu sama anak alien kayak lo" belum sempat membalas ucapannya Antanio langsung kabur begitu saja.

"Dasar dakjal!" teriak Cheesy.

Dia berjalan menuju bangkunya sambil membawa amplop coklat itu. Kemudian ia duduk dibangkunya dengan wajah ditekuk.

"Lo kenapa" Cheesy menggeleng kepalanya. Entah mengapa seketika ia mengigat sosok itu kembali sehingga memunculkan berbagi pertanyaan di otaknya. Cheesy ingin sekali pertanyaan misteriusnya terjawab, namun ia tak tau bagaimana caranya.

"Udah diemin aja entar juga cerita sendiri" peka Rania. Walaupun Rania anaknya ceplas ceplos, bar-bar, jail, iseng, tapi dia orangnya sangat peka.

"Kenapa tiba-tiba lu jadi gini? Diapain lo sama Antanio" desak Diana. Cheesy hanya terdiam dan menunduk. Karena Rania peka ia mencoba untuk menahan Diana agar tidak mendesak Cheesy.

"Gue udah bilang diemin aja" bisik Rania pada Diana. Lalu Diana mengangguk.

"Jadi kantin gak nih?" tawar Diana yang masih kesal.

"Kalian aja deh gua di kelas aja. Gua lagi gak mood" ucap Cheesy lesu. Namun apa boleh buat, Diana dan Rania tak bisa berbuat apa-apa. Kalo dipaksa pun pasti akan membuat mood dia tambah memburuk.

Gua harus cari tahu sekarang. Karena gua udah berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi, batin Cheesy.

••••

Suasana kantin begitu ramai. Rania dan Diana memlilih tempat duduk dipojokkan dekat jendela. Mereka asik bercanda ria sampai tertawa terbahak-bahak hingga tatapan Diana beralih ke sisi lain dan menemukan seorang laki-laki yang sepertinya ia kenali, seketika tawa Diana pudar. Diana menyipitkan matanya berusaha memastikan apa yang dia lihat benar.

ANTANIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang