30. Someone Inside Me

2.5K 253 163
                                    

Hai semuanya...
Yuk kita menyambung halu kita....

Selamat membaca, semoga suka ya....

Stay safe n healthy semuanya...

*
*
*
*

Saint side.......







Saint berupaya semaksimal mungkin untuk menata hati dan hidupnya sepeninggalnya Perth...

Dia memutuskan tinggal di rumah ibunya lagi meskipun Jira dan Tui menginginkan dia tetap tinggal bersama mereka, kedua orang tua itu bahkan menawarkan untuk pindah ke rumah utama jika Saint tidak sanggup tinggal di paviliun...

Dengan perasaan sedih Saint memohon maaf, dia ingin menenangkan hati dulu, bagaimanapun dia sangat kehilangan Perth setelah tiga tahun lebih mereka merajut kasih..
Kelak, jika Tuhan masih mengijinkan mereka berdua bersama lagi, Saint akan kembali ke rumah keluarga Tanapon.

Jira dan Tui tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menerima keputusan anak itu...
Mereka mengijinkan Saint meninggalkan rumah keluarga Tanapon dengan syarat harus sering-sering mengabarkan keadaannya pada calon mertuanya itu..
Juga... Saint harus mau dibawah pengawasan Lee dan teamnya..
Mereka tidak ingin Saint dalam bahaya...
Setelah Saint menyetujui semua syarat dari Jira Tanapon, barulah keduanya melepaskan Saint untuk kembali ke rumah keluarganya..



Saint menenggelamkan diri dalam tugas akhirnya, dia berusaha fokus disana hingga bisa sedikit melupakan tunangannya..
Dia berubah dari anak yang sangat ceria menjadi orang yang tertutup dan pendiam..

Teman - temannya tidak mengetahui bahwa Perth pergi ke Boston, mereka pikir karena Perth sudah lulus, mungkin dia langsung bekerja hingga tidak pernah menjemput Saint..

Mereka hanya merasa heran, Saint jadi orang yang hampir tidak tersentuh..
Anak itu hanya datang untuk berkonsultasi dengan dosen pembimbingnya, setelah itu langsung pulang, tidak pernah lagi berkumpul dengan teman - temannya..




Suatu hari saat Saint sedang berjalan menuju mobilnya dia berpapasan dengan Aim dan Pond, keduanya juga baru selesai bimbingan dengan dosen..

"Saint... "
Panggil Aim...

Saint tetap berjalan pergi seolah tidak mendengar panggilannya...

Aim mengejar Saint dan menahan lengannya..

"Saint.... "
Serunya...

Saint seperti tersadar dari lamunannya..
Dia melihat siapa yang memegang lengannya...

"Aim?
Pond? "

"Iya... Ini kami....
Kau serius sekali..
Bagaimana bimbinganmu?
Sulit? "
Tanya Aim...

Saint menggeleng, dia tinggal menunggu jadwal sidang..
Melihat Aim seketika wajah kakunya melemas, bahkan matanya langsung berkaca - kaca...
Selama ini Saint tidak punya orang yang bisa diajak untuk mencurahkan perasaannya yang gundah gulana...
Memang dia punya teman satu kelas, tetapi mereka tidak bisa membuatnya membuka dirinya, tidak seperti Aim yang sudah mengenalnya dari bayi...

"Saint....ada apa??
Aku baru sadar, tubuhmu kurus sekali.... dan matamu...
Kau sedang ada masalah? "
Tanyanya kuatir....

Mendengar itu pertahanan Saint runtuh..
Rasa sesak di dadanya yang biasa ditekannya dalam - dalam kini seolah ingin meledak...
Segera di peluknya Aim erat - erat dan meluapkan rasa sedihnya di pelukan sahabat kecilnya itu..
Aim menerima tubuh jangkung Saint dengan bingung..
Ditariknya Saint ke taman, lalu dibiarkannya anak itu menangis puas - puas di bahunya,dia mengusap - usap punggung Saint, menenangkan...
Saint yang dikenalnya adalah Saint yang ceria dan jahil..
Sangat jarang menangis kecuali punya masalah berat yang tidak bisa di atasinya sendiri..
Pond kebingungan, tetapi dia menahan diri..
Dia menuju kantin untuk membeli minuman setelah Aim meminta tolong padanya dengan isyarat...

SHIELD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang