31. You're My Life

2.5K 270 145
                                    

*
*
*
*

Perth side...





Berat sekali hidup tanpa Saint..







Itulah yang dirasakan oleh Perth di awal - awal hidupnya di Boston..
Perth yang sudah terbiasa dengan kehadiran Saint di sekitarnya merasa sangat kesepian di negara orang..
Tidak ada kenalan, sendirian di apartemen, harus mengurus dirinya sendiri, semuanya..

Sebenarnya,ayahnya lebih dari mampu menyediakan segalanya untuknya, dia tinggal terlentang di tempat tidur dan semua pekerjaan beres juga bisa.....tetapi dia sendiri yang ingin melakukan segala sesuatu untuk membuat dirinya bergerak terus, dengan membersihkan apartemen sendiri, memasak, juga mencuci sendiri Perth bisa sedikit bernafas lega, tidak sesak nafas karena merindukan Saint..

Dia juga mengambil jadwal kuliah percepatan,dimana setiap semester di pres menjadi 3 bulan,hingga dia sudah memotong satu tahun dari keharusan kuliah selama dua tahun......
Untung otaknya encer jadi Perth tidak terlalu kesulitan..
Dia hanya mengambil hari minggu sebagai hari libur, hari itu  digunakannya untuk membersihkan apartemen dan memeriksa persediaan makanan lalu tidur..

Perth kembali menjadi Perth sebelum mengenal Saint, dingin dan tidak acuh pada dunia di sekitarnya..
Dia hanya ingin menuntut ilmu, memaksa diri untuk belajar cepat dan segera kembali ke Thailand dimana tunangan tercintanya menunggu..

Dia sangat kuatir Saint bosan menunggunya, satu tahun bukan waktu yang singkat, bagaimana jika Saint menemukan orang yang lebih dari dia? Terlebih orang itu bisa selalu ada disisi Saint.. menemaninya, menjaganya, sementara dia jauh di belahan dunia yang lain..

Tekanan beban perasaan takut dan kuatir juga beban kuliah membuat Perth semakin kurus..
Dia mengurangi jatah tidurnya, menjejali otaknya dengan mata kuliahnya yang sulit...

Dosennya sampai bingung dengan mahasiswanya yang ngotot ini..
Dia orang Asia, tetapi kemauannya sangat keras, dia seolah tidak pernah punya waktu luang, seakan-akan tidak punya kegiatan lain selain belajar..





Perth sedang belajar di perpustakaan kampusnya sendirian..
Dia sengaja mengambil tempat di sudut yang tersembunyi supaya bisa tenang belajar..

Ponselnya bergetar di sakunya, beberapa kali..
Dia mengabaikannya karena matanya sedang sibuk membaca dari buku berbahasa Inggris yang masih sulit untuk dibacanya..

Untuk Saint mungkin buku itu mudah dipahami karena Saint menguasai  4 bahasa, Tagalog, Inggris, Mandarin dan Jepang..
Sedangkan dia?
Bahasa Inggrisnya masih dangkal.
Hanya sekedar paham...

Sebenarnya kalau dia tidak lebih dulu bermasalah dengan Saint karena tidak membicarakan rencananya mengambil kuliah di Boston,dia berencana mengambil kursus bahasa Inggris untuk melancarkan kemampuannya berbicara dengan bahasa diluar bahasa ibunya tersebut...
Tetapi karena Saint langsung memutuskan hubungan dengannya dan pulang ke rumahnya,membuat otaknya langsung mati rasa, yang bisa dilakukannya hanyalah mencari cara bagaimana memperbaiki hubungan dengan lelaki tercintanya,dia tidak bisa memikirkan hal lain lagi..

Oleh karena itu yang dilakukannya di awal kedatangannya adalah mengambil kursus bahasa Inggris..
Sekarang dia sudah bisa berkomunikasi lumayan lancar, yang penting bisa berkomunikasi dulu, text book menyusul kemudian..

Perth baru mengeluarkan ponselnya setelah benda itu kembali bergetar - getar..

Alisnya terangkat ketika dilihatnya sahabat SMAnya, Pond,yang mengirimkan pesan padanya, ada foto, ada video, ada apa dengan orang ini?
Pond jarang menghubunginya..
Mereka memang boleh dibilang tidak terlalu dekat..
Pond lebih dekat dengan Saint karena mereka satu kelas sejak masuk SMA, dia sendiri pindah ke SMA Saint di kelas 12,hanya satu tahun..
Kuliah juga tidak satu jurusan..

SHIELD (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang